JAKARTA — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sejumlah kejadian bencana yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia sepanjang periode 10–11 Oktober 2025 (pukul 07.00 WIB). Dalam kurun waktu tersebut, tercatat insiden angin puting beliung dan kebakaran lahan melanda beberapa provinsi di Tanah Air.
Salah satu bencana terbesar terjadi di Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara, pada Kamis malam (9/10). Hujan deras disertai hembusan angin kencang menyebabkan kerusakan di dua kecamatan, yakni Tanjung Beringin dan Teluk Mengkudu. Desa yang terdampak antara lain Tebing Tinggi, Sukajadi, Mangga Dua, serta Pematang Guntung.
Menurut data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serdang Bedagai, sedikitnya 81 warga terdampak dan 27 unit rumah mengalami kerusakan, termasuk satu fasilitas kesehatan. Angin berputar dengan suara gemuruh kencang sempat membuat warga panik.
Sebagai langkah awal, BPBD bersama sejumlah instansi melakukan pendataan dan pembersihan area terdampak. Warga yang rumahnya rusak mendapat bantuan perbaikan secara bertahap dari pemerintah daerah dan para relawan. Saat ini, kondisi secara umum dilaporkan mulai membaik.
Di Sumatera Utara, peristiwa serupa juga terjadi di Kabupaten Batu Bara pada malam yang sama. Angin puting beliung menghantam dua kecamatan, yaitu Tanjung Tiram dan Nibung Hangus, mencakup delapan desa. Sebanyak 13 kepala keluarga terdampak, dengan laporan dua rumah rusak sedang, 11 rumah rusak ringan, dan satu fasilitas ibadah juga mengalami kerusakan kecil.
Kepala BPBD Kabupaten Batu Bara mencatat, upaya penanganan darurat telah dilakukan bersama pemerintah desa dan instansi terkait. Proses pemulihan mencakup penyaluran bantuan, pendataan korban, dan perbaikan rumah-rumah terdampak.
Adapun di wilayah timur Indonesia, bencana angin kencang juga melanda Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara, pada Selasa (7/10). Hembusan angin disertai hujan lebat merusak atap rumah warga di Desa Libano, Kecamatan Morotai Jaya.
BPBD melaporkan sebanyak 17 rumah terdampak, dengan jumlah kepala keluarga yang sama. Meski tidak ada korban jiwa maupun luka, kerugian materiel cukup dirasakan warga. Hingga kini, perbaikan rumah terus dilakukan melalui gotong royong dengan melibatkan aparat desa dan unsur TNI/Polri.
Sementara itu, di Pulau Jawa, kebakaran lahan terjadi di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, pada Jumat (10/10). Sekitar pukul 17.25 WIB, api melalap lahan tebu seluas 2,5 hektare di Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen. Kebakaran diduga dipicu oleh aktivitas pembakaran yang dilakukan oleh pihak tak dikenal, dan menjalar cepat akibat cuaca kering serta hembusan angin.
Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana BPBD Kabupaten Klaten bersama Dinas Pemadam Kebakaran, relawan, aparat desa, dan unsur TNI/Polri dikerahkan ke lokasi. Pemadaman dilakukan hingga malam hari menggunakan metode pengepyokan serta alat semprot karena akses sulit dijangkau armada pemadam.
Setelah beberapa jam, api berhasil dipadamkan pada pukul 22.00 WIB. Meski demikian, petugas tetap melakukan langkah pendinginan dan pemantauan untuk mencegah munculnya titik api baru. Pemerintah daerah juga mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi kebakaran, terlebih di tengah musim kemarau yang masih berlangsung.
Melalui laporan resminya, BNPB mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi yang dipicu oleh perubahan cuaca ekstrem, seperti angin puting beliung dan hujan berintensitas tinggi. Masyarakat juga diminta tidak melakukan pembakaran lahan atau sampah secara sembarangan, yang kerap menjadi penyebab kebakaran sulit dikendalikan.
“Apabila terjadi bencana, segera hubungi BPBD setempat atau layanan darurat agar penanganan bisa dilakukan tepat waktu dan efisien,” tulis BNPB dalam keterangannya.[]














































