Dua Dekade Persahabatan Abdul Mu’ti dan Malik Musa: Sinergi Dakwah dan Pendidikan untuk Aceh Berkemajuan
BANDA ACEH – Persahabatan yang dibangun di atas semangat dakwah dan pendidikan telah menjadi landasan kokoh bagi dua tokoh penting Muhammadiyah, yakni Prof. Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah sekaligus Menteri Dikdasmen, dan A. Malik Musa, S.H., M.Hum, Ketua PWM Aceh. Keduanya telah menjalin kolaborasi erat selama lebih dari dua dekade.
Kedekatan yang terjalin tidak hanya dalam ranah organisasi, tetapi juga meluas ke kerja-kerja nyata membangun pendidikan Islam yang moderat dan berkemajuan di Aceh. Dukungan Prof. Mu’ti terhadap inisiatif pendidikan yang digagas PWM Aceh menjadi energi besar bagi perkembangan sekolah-sekolah Muhammadiyah di wilayah tersebut.
Dalam setiap lawatannya ke Aceh, Prof. Mu’ti kerap menyampaikan apresiasi atas kerja keras PWM Aceh di bawah kepemimpinan Malik Musa. Ia menyebut Aceh sebagai daerah yang memiliki peran penting dalam peta pendidikan Muhammadiyah nasional, terutama dalam menjangkau daerah-daerah terpencil.
Sementara itu, Malik Musa menyampaikan bahwa peran Prof. Mu’ti dalam mendampingi, membimbing, dan memberi arahan telah menjadi kekuatan moral tersendiri bagi Muhammadiyah Aceh. Ia menyebut bahwa sinergi ini adalah kunci suksesnya program-program pendidikan dan pengkaderan yang berkelanjutan.
Pertemuan terakhir mereka di Banda Aceh berlangsung penuh kehangatan dan refleksi perjuangan bersama dalam dunia pendidikan. Keduanya menyampaikan harapan agar generasi muda Muhammadiyah terus melanjutkan estafet dakwah dan keilmuan dengan penuh integritas dan tanggung jawab sosial.
Prof. Mu’ti juga menekankan pentingnya pendidikan karakter yang seimbang antara ilmu pengetahuan, nilai Islam, dan kepekaan sosial. Ia menyebut Aceh sebagai contoh bagaimana Muhammadiyah mampu hadir menjawab kebutuhan masyarakat melalui jaringan amal usaha pendidikan.
Malik Musa menambahkan bahwa sinergi antara pusat dan wilayah adalah aset strategis yang harus terus dijaga. Menurutnya, Muhammadiyah bukan hanya organisasi, tetapi juga gerakan peradaban yang harus menyentuh semua lini kehidupan masyarakat, terutama pendidikan.
Persahabatan Abdul Mu’ti dan Malik Musa adalah cermin bahwa kolaborasi lintas waktu dan ruang dalam organisasi keumatan mampu melahirkan dampak besar bagi masa depan. Semangat mereka telah menginspirasi banyak kader muda untuk mengambil peran dalam membangun Aceh yang berilmu, Islami, dan berkemajuan.