Lhokseumawe — Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie menegaskan, pendirian Sekolah Garuda merupakan wujud konkret visi Presiden dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul di bidang sains dan teknologi. Sekolah berasrama berbasis keunggulan akademik ini diharapkan melahirkan generasi pemimpin masa depan yang mampu bersaing di tingkat global dengan tetap berpijak pada nilai-nilai kebangsaan.
Dalam kunjungan kerjanya ke Lhokseumawe, Aceh Utara, Kamis (18/7/2025), Stella menjelaskan bahwa sejak awal pemerintahan, Presiden menekankan pentingnya kehadiran sekolah unggul setingkat SMA sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi berbasis ilmu pengetahuan. Gagasan tersebut telah dirintis sejak era 1990-an dan kini diwujudkan melalui Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) lewat pendirian Sekolah Garuda.
“Sekolah Garuda bukan sekolah elite, melainkan wadah menciptakan kesempatan secara merata. Presiden ingin agar putra-putri terbaik bangsa, termasuk dari keluarga prasejahtera dan daerah terpencil, dapat mengakses pendidikan unggul,” kata Stella.
Ia menambahkan, hingga 2029 pemerintah hanya akan membangun 20 Sekolah Garuda, semuanya di luar Pulau Jawa. Langkah ini merupakan bentuk komitmen terhadap pemerataan kualitas pendidikan nasional, sekaligus upaya menciptakan ekosistem pendidikan berbasis keunggulan di wilayah-wilayah dengan potensi besar namun belum tergarap optimal.
Konsep Sekolah Garuda berdiri di atas tiga pilar utama: pemerataan akses terhadap pendidikan unggul, pembentukan karakter kepemimpinan global melalui sistem asrama, dan integrasi antara pencapaian akademik dengan semangat pengabdian masyarakat.
Menurut Stella, target utama dari sekolah ini adalah melahirkan peserta didik yang mampu menembus perguruan tinggi terbaik dunia. Pemerintah menyiapkan skema beasiswa penuh bagi sekitar 80 persen siswa, mulai dari jenjang SMA hingga perguruan tinggi, baik di dalam negeri maupun luar negeri—termasuk universitas papan atas seperti Harvard, Oxford, Cambridge, hingga Tsinghua University.
Kehadiran sekolah ini juga diharapkan membawa dampak ekonomi dan sosial bagi lingkungan sekitar. Dengan sistem berasrama dan skala operasional nasional, kebutuhan logistik, transportasi, dan akomodasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Selain itu, fasilitas publik seperti perpustakaan dan sarana olahraga dirancang terbuka untuk warga. Pemerintah juga mengutamakan perekrutan tenaga kerja dari masyarakat lokal.
Bupati Aceh Utara, Ismail A. Jalil, menyatakan kesiapan daerahnya mendukung pembangunan Sekolah Garuda. Ia menyebutkan bahwa Pemkab telah menyiapkan lahan seluas 21 hektare dengan lokasi strategis, dekat berbagai fasilitas publik seperti rumah sakit dan bandara.
“Aceh Utara memiliki sejarah panjang sebagai pusat peradaban, mulai dari Kerajaan Samudera Pasai hingga peran penting dalam perjuangan kemerdekaan. Kehadiran Sekolah Garuda akan menjadi kesinambungan sejarah itu, kali ini dalam bentuk kontribusi pendidikan unggul bagi bangsa,” ujar Ismail.
Di tengah tantangan global dan transformasi digital yang semakin cepat, pemerintah menilai penguatan sains dan teknologi melalui pendidikan menengah akan menjadi fondasi penting bagi lompatan kemajuan bangsa. Proyek Sekolah Garuda di Aceh Utara dipandang tidak hanya sebagai investasi dalam bidang pendidikan, tetapi juga strategi jangka panjang membangun kedaulatan ilmu pengetahuan dan daya saing nasional.
Melalui pendekatan ini, pemerintah berharap lahir generasi muda yang tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga memiliki karakter tangguh, jiwa kepemimpinan, dan kepedulian sosial tinggi. Sekolah Garuda menjadi bagian dari cita-cita besar membentuk pemimpin-pemimpin masa depan Indonesia. (*)