BARANEWS|Aceh Tamiang – Para petani padi di Desa Air Masin, Kecamatan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang, melaksanakan panen raya padi organik dengan hasil yang meningkat signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Panen ini menjadi istimewa karena seluruh proses penanaman dilakukan tanpa pupuk kimia. Petani menggunakan pupuk cair hayati P2000 Z hasil fermentasi kotoran sapi dan bebek (kohe), sehingga tanaman padi tumbuh subur dan menghasilkan panen yang melimpah.
Kegiatan panen raya akan dihadiri Wakil Gubernur Aceh, H. Fadhlullah, S.E., bersama jajaran Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, tokoh masyarakat, dan para petani dari berbagai daerah.
“Selama ini kami sering gagal panen. Baru kali ini hasilnya bagus dan sesuai harapan. Semua kami kerjakan dengan cara alami,” ujar Mustaruddin, Datok Penghulu Desa Air Masin.
Sementara itu, Imum Mukim Geudung Biara, Syahril, menyampaikan rasa syukur atas keberhasilan panen tersebut. Ia menjelaskan bahwa ini merupakan panen kedua dari uji coba padi varietas Trisakti 75 HST, yang menunjukkan peningkatan hasil cukup signifikan.
“Program ini juga mendapat dukungan dari pengusaha asal Bogak, H. Kamaruddin Abtami, yang ikut membantu petani agar bisa mandiri dan sejalan dengan program ketahanan pangan nasional,” kata Syahril.
Syahril menambahkan, petani optimistis dapat melakukan panen hingga tiga kali setahun apabila dukungan sarana pertanian memadai. Ia berharap dukungan dari Kementerian Pertanian RI, Pemerintah Aceh, dan Pemkab Aceh Tamiang untuk penyediaan pompa air dari Sungai Tamiang, alat pertanian modern, serta gudang penyimpanan gabah.
Di sisi lain, Ketua Pembina Organik Indonesia, Suryadi Jamil, menegaskan bahwa momentum panen kali ini menjadi bukti nyata kemudahan yang ditawarkan pupuk organik P2000Z. Menurutnya, penggunaan pupuk ramah lingkungan tersebut mampu memangkas masa panen dari tiga bulan menjadi hanya 75 hari. Tak hanya bermanfaat bagi tanaman, P2000Z juga dapat digunakan untuk perikanan, menjadikannya solusi holistik bagi pertanian berkelanjutan.
“Kemajuan desa dan daerah sangat bergantung pada kesejahteraan petani. Bila alat pertanian lengkap, kami yakin hasil panen bisa didistribusikan ke seluruh Aceh bahkan ke luar daerah,” ujarnya.
Kehadiran Wakil Gubernur Aceh di tengah-tengah petani menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga. “Sejak desa ini berdiri, baru kali ini pejabat provinsi datang langsung melihat panen kami. Ini memberi semangat baru bagi petani di Air Masin,” tutur Syahril.
Turut hadir
Wakil bupati Aceh Tamiang Ismail SEI. Wakil Ketua DPRK Syaiful Bahri SH. MH,. Kapolres Aceh Tamiang AKBP Muliadi, S.H., M.H..Dandim Aceh Tamiang Letkol Arm Raden Subhi Fitra jaya S.Sos.M.M Kepala Kejaksaan Negeri Aceh Tamiang Dr. Yudhi Syufriadi, S.H., M.H..
Para OKP SKPK dan anggota DPRA fraksi partai Gerindra Edy Asaruddin.Serta tokoh nasionl H Kamaruddin Abtami Pemilik PT pelabuhan 3 bersaudara
Sebelumnya, pada pekan lalu telah digelar pertemuan antara pemilik pupuk P2000 Z dan benih padi Trisakti, Prof. Ali Zum dan Hasyim Djojohadikusumo, bersama Wakil Gubernur Aceh H. Fadhlullah, S.E., Kadis Pertanian Aceh, Kadis Kehutanan, serta Asisten II Sekda Aceh, guna memperkuat kolaborasi pengembangan pertanian organik di Aceh.
Dengan semangat gotong royong dan dukungan berbagai pihak, masyarakat Desa Air Masin berharap keberhasilan panen organik ini dapat berlanjut dan menjadi contoh bagi desa-desa lain di Aceh, khususnya di Kabupaten Aceh Tamiang.
Wakil Gubernur Aceh menyampaikan bahwa keberhasilan panen padi Trisakti dengan masa tanam hanya 75 hari merupakan kabar menggembirakan bagi masyarakat. Ia menegaskan, bukti nyata di lapangan menunjukkan hasil sesuai dengan yang dijanjikan, sehingga inovasi ini wajib dipertahankan, dikembangkan, dan diperluas.
Usai pertemuannya dua minggu lalu di Jakarta bersama Hasyim Djojohadikusumo adik Presiden Republik Indonesiabeliau langsung turun ke Kabupaten Aceh Tamiang untuk membuktikan kebenaran hasil penelitian Profesor Ali Zom. Yang dibina langsung oleh pembina petani padi trisakti indonesia suryadi djamil Dalam panen bersama petani di Aceh Tamiang.












































