“Deklarasi Anies-Muhaimin di Jawa Timur itu tidak punya efek ekor jas terhadap partai politik yang mendukung mereka,” kata Saiful dalam rilisnya, Kamis (5/10).
Menurut Saiful selama ini PKB memiliki basis di Jawa Timur, jadi semestinya efek pertama dari deklarasi itu akan terlihat di provinsi itu. Namun deklarasi itu belum memberikan efek positif terhadap PKB dan partai-partai politik pendukung Anies-Muhaimin di Jawa Timur.
“Kalau deklarasi semacam itu di mana ketua umumnya menjadi calon wakil presiden, diharapkan ada efek ekor jas karena tokoh utamanya yang menjadi populer dan berharap akan memperkuat PKB,” ujar Saiful.
Bukan hanya itu, penurunan perolehan suara juga dialami oleh NasDem yang merupakan partai pendukung Anies-Muhaimin. Dalam survei itu NasDem hanya mendapatkan perolehan suara sekitar 3,5 persen di Jawa Timur. Saiful menduga kemungkinan sebagian suara pemilih NasDem tersebut menunda untuk menentukan pilihannya pascadeklarasi Anies-Muhaimin.
“Ada perbedaan signifikan pada Partai NasDem. Mungkin hasil dari Partai NasDem di Pemilu 2019 untuk sementara bisa jadi mengatakan belum menentukan pilihan,” ucapnya.
Survei SMRC itu dilakukan pada 2-11 September 2023 terhadap 150 responden secara wawancara tatap muka dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan toleransi kesalahan 8,2 persen.
Pengamat: Tunggu Muncul Pasangan Capres-Cawapres Lain Untuk Lihat Dampak Menyeluruh
Pengamat politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor mengatakan efek positif yang ditimbulkan terhadap partai-partai pendukung pascadeklarasi baru bisa diamati setelah munculnya nama pasangan lain yang bakal maju di Pilpres 2024.
“Terkait dengan partai saya kira ini masih jauh, karena kita harus mempertimbangkan juga pasangan-pasangan lain baru bisa mengamati kira-kira efek apa yang terjadi,” katanya kepada VOA.
Firman juga menilai setiap pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden yang mendeklarasikan untuk maju dalam kontestasi pilpres belum tentu memberikan efek signifikan bagi partai-partai politik pendukungnya.
“Walaupun belajar dari apa yang terjadi pada tahun 2019, efek ekor jas itu tidak signifikan sebenarnya. Ada tapi tidak signifikan. Beberapa partai pendukung malah mengalami penurunan suara. Ada yang stagnan. Ada yang naik tipis,” ujarnya.
Kendati demikian, pasangan Anies-Muhaimin tetap berpotensi memberikan efek positif bagi partai pendukungnya termasuk di wilayah Jawa Timur. Apalagi sosok Muhaimin dinilai memiliki pendukung yang fanatik di Jawa Timur dan bakal memberikan efek ekor jas bagi partai pendukungnya.
“Muhaimin juga aktif di akar rumput dan memiliki pendukung fanatik mengingat dia sudah lama berkuasa di partai itu. Sehingga mudah saja untuk menggerakkan partai ini,” pungkas Firman.[aa/em]/VOA