LHOKSEUMAWE – Dalam rangka memperkuat literasi keuangan di tengah masyarakat, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Lhokseumawe menggelar kegiatan pembekalan bagi para Duta Muda dan Duta Guru program Cinta, Bangga, dan Paham (CBP) Rupiah, Rabu (11/6/2025). Kegiatan ini berlangsung di ruang serbaguna KPwBI dan merupakan bagian dari rangkaian CBP Rupiah Championship 2025 yang dilaksanakan serentak oleh seluruh perwakilan BI di Indonesia.
Salah satu sesi yang menarik perhatian peserta adalah pemaparan dari Dosen Universitas Islam Aceh (UIA), Aulia Fitri, S.Kom., M.M., yang juga merupakan Ketua Program Studi Ekonomi Syariah. Dalam materinya, Aulia mengupas tuntas tentang manajemen konten dan strategi edukasi rupiah melalui platform digital, terutama media sosial.
Menurut Aulia, generasi muda dan para guru yang tergabung dalam program Duta CBP Rupiah harus memahami bahwa media sosial bukan hanya ruang hiburan, tetapi juga ruang strategis untuk menyampaikan pesan-pesan penting mengenai literasi keuangan, khususnya terkait penggunaan dan pemahaman terhadap rupiah.
“Literasi keuangan hari ini tidak cukup hanya bersifat teoritis. Dibutuhkan pendekatan komunikasi yang tepat, menyentuh secara visual dan emosional agar pesan-pesan penting tentang rupiah dapat diterima dengan baik oleh generasi digital, serta masyarakat secara luas,” jelas Aulia di hadapan 40 peserta pembekalan.
Ia menambahkan bahwa Duta CBP Rupiah memiliki peran strategis sebagai promotor kedaulatan mata uang nasional, yang tidak hanya bertugas mengedukasi teknis penggunaan rupiah, tetapi juga membangun rasa kebanggaan terhadap simbol negara tersebut.
“Kita perlu menanamkan bahwa rupiah bukan sekadar alat transaksi, melainkan lambang kedaulatan ekonomi dan identitas bangsa. Karenanya, Duta CBP harus bisa menjadi jembatan antara pemahaman nilai-nilai itu dan masyarakat melalui pendekatan yang segar dan relevan,” ujar Aulia.
Dalam sesi interaktif, Aulia juga membagikan teknik dan strategi dalam membuat konten digital edukatif yang efektif. Ia menekankan pentingnya membuat konten yang sederhana, mudah diingat, serta visual yang menarik.
“Kampanye edukasi bisa dilakukan melalui video pendek, infografis, hingga cerita singkat yang relatable dengan kehidupan sehari-hari. Intinya, pesan CBP Rupiah harus dibungkus dalam bentuk yang menarik agar tidak membosankan dan tetap informatif,” terangnya.
Di akhir sesi, Aulia mendorong para duta untuk memanfaatkan platform digital secara maksimal, tidak hanya sebagai alat penyebaran informasi, tetapi juga sebagai sarana membangun komunitas yang peduli pada literasi keuangan.
Kegiatan ini menandai komitmen Bank Indonesia dalam mendorong partisipasi aktif kalangan muda dan pendidik dalam memperkuat kesadaran masyarakat terhadap nilai dan pentingnya rupiah, serta menanamkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap mata uang nasional Indonesia.(*)