Pidie Jaya — Suasana Kabupaten Pidie Jaya pada hari ketiga pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Aceh ke-37, Senin (3/11/2025), dipenuhi semangat dan antusiasme dari ribuan peserta, kafilah, dan masyarakat. Sejak pagi, delapan cabang utama perlombaan digelar secara serentak di berbagai lokasi, memperlihatkan kecintaan masyarakat Aceh terhadap Al-Qur’an serta semangat ukhuwah yang menyatukan.
Kegiatan hari ketiga dimulai pukul 08.00 WIB dengan Cabang Tilawah Al-Qur’an Anak-anak di Gedung Utama MTQ. Lantunan ayat suci dari para peserta cilik menggema memenuhi ruangan, menghadirkan nuansa haru dan penuh kekaguman. Suara merdu dan tajwid yang tertata memperlihatkan kecintaan mendalam generasi muda terhadap Al-Qur’an, sekaligus menjadi gambaran harapan masa depan yang penuh cahaya.
Suasana semakin menyentuh pada sore hari saat Cabang Tilawah Tunanetra digelar bersama kategori Tilawah Remaja. Ketulusan dan keikhlasan tampak begitu kuat saat para peserta tunanetra membacakan ayat-ayat suci dengan penghayatan yang mendalam. Momen ini menjadi salah satu yang paling menginspirasi dalam rangkaian kegiatan, menunjukkan bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi semangat menghafal dan memahami Al-Qur’an.
Di lokasi berbeda, Cabang Tahfizh Al-Qur’an digelar di dua tempat. Untuk kategori 1 dan 5 juz, lomba berlangsung di Masjid Al-Istiqamah Rhieng Blang, sedangkan kategori 10, 20, dan 30 juz dilangsungkan di Komplek MTQ Pidie Jaya. Para hafiz dari berbagai kabupaten/kota se-Aceh tampil percaya diri, memperdengarkan hafalan mereka dengan kekuatan memori dan penguasaan tajwid yang impresif.
Sementara itu, Aula PLHUT Kemenag Pidie Jaya menjadi pusat kegiatan Cabang Tafsir Al-Qur’an dalam tiga bahasa: Arab, Indonesia, dan Inggris. Para peserta menunjukkan kemampuan mumpuni dalam menjelaskan makna ayat-ayat Al-Qur’an secara komprehensif, tidak hanya dari sisi kebahasaan, tetapi juga konteks keilmuan dan sosial keagamaan.
Kegiatan khattil Qur’an yang berlangsung di Gedung Tgk. Chik Pante Geulima sejak pagi hingga sore, menyuguhkan ragam keindahan kaligrafi Islam. Para khattat menampilkan keahlian mereka dalam memadukan nilai estetika dengan makna spiritual melalui tulisan ayat-ayat suci yang tersusun dalam berbagai gaya dan aliran kaligrafi.
Di Aula Bappeda Pidie Jaya, sorak sorai penonton mengiringi berlangsungnya lomba Fahmil Qur’an Putri. Dengan wajah serius dan penuh konsentrasi, para peserta berlomba menjawab pertanyaan seputar isi Al-Qur’an dalam format adu cepat dan tepat. Babak demi babak berlangsung sengit dan mendebarkan, memperlihatkan kesiapan intelektual dan mental peserta.
Cabang Syarhil Qur’an yang digelar di Lapangan Kota Meureudu dan Aula MPU Pidie Jaya menampilkan perpaduan apik antara tilawah, retorika, dan penampilan teatrikal sarat pesan moral. Para peserta tampil mengesankan dengan intonasi yang kuat dan penguasaan materi yang menyentuh keutuhan pesan-pesan Al-Qur’an.
Adapun Cabang Qiraah Sab’ah Mujawwad dan Murattal dilaksanakan di dua masjid besar, yakni Masjid Agung Tgk. Chik Pante Geulima dan Masjid Al-Munawwarah Sp. 4 Meurah Dua. Ragam bacaan dari tujuh qiraat yang diperagakan oleh para qari berhasil memukau para pendengar. Teknik tinggi, kefasihan, dan penguasaan maqam memberikan dimensi spiritual yang dalam bagi para pengunjung.
Sebagai penutup rangkaian kegiatan hari ketiga, Cabang Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an (KTIQ) dilangsungkan di Aula Kantor Kemenag Pidie Jaya. Sejak pagi hingga malam, para peserta mempresentasikan karya ilmiah mereka, menampilkan analisis terhadap berbagai aspek Al-Qur’an dalam konteks kehidupan modern. Malam harinya, panitia mengumumkan nama-nama peserta yang berhasil melaju ke babak semifinal yang akan digelar hari berikutnya.
Bupati Pidie Jaya, H. Sibral Malasyi, MA, S.Sos, ME, yang turut hadir dalam salah satu cabang lomba, menilai bahwa pelaksanaan MTQ sejauh ini berlangsung lancar dan penuh semangat. Ia menyampaikan kebanggaannya atas keterlibatan aktif masyarakat dalam menyukseskan acara keagamaan terbesar di Aceh ini.
“Hari ketiga ini menunjukkan betapa besar kecintaan masyarakat Aceh terhadap Al-Qur’an. Semua cabang berjalan lancar, tertib, dan penuh semangat ukhuwah,” ucap Bupati.
Antusiasme yang terus meningkat dari hari ke hari menunjukkan bahwa MTQ Aceh ke-37 bukan sekadar ajang lomba keagamaan, melainkan panggung besar penguatan nilai-nilai spiritual, pembinaan generasi Qur’ani, dan penguatan tali persaudaraan antarwilayah. Dengan kompetisi yang semakin ketat, dewan hakim kini menghadapi tantangan untuk menyeleksi peserta terbaik yang akan bertanding di babak final dalam beberapa hari mendatang. (*)
