ACEH BARAT – Wahana Generasi Aceh (Wangsa) resmi mengumumkan pembangunan Rumoeh Rakyat, sebuah pusat pendidikan kritis yang bertujuan menjadi wadah pemberdayaan dan pembelajaran bagi masyarakat, khususnya pemuda dan mahasiswa. Inisiatif ini merupakan langkah konkret untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus membangun kesadaran kritis masyarakat di Aceh Barat.
Rumoeh Rakyat dirancang sebagai tempat inklusif yang menyatukan berbagai elemen masyarakat untuk belajar, berdiskusi, dan berkolaborasi. Dengan misi memperkuat literasi, meningkatkan kapasitas masyarakat, dan membangun kesadaran kritis, Rumoeh Rakyat akan menyediakan berbagai fasilitas secara gratis.
Jhony Howord ketua Wahana Generasi Aceh (Wangsa) mengatakan Gubuk Sejarah adalah satu fasilitas utamanya, yaitu ruang pameran sejarah dan isu-isu pendidikan yang relevan dengan perjuangan masyarakat Aceh. Gagasan utama dalam ruang Gubuk Sejarah akan lebih didominasi oleh Gagasan Tan Malaka dan Hasan Ditiro.
“Gubuk Sejarah itu jantung dari program ini, sebagai perangsang untuk mendorong minat baca dan kegiatan lainnya yang kita sediakan, seperti perpustakaan kritis, dan Ruang pelatihan” ujar Jhony Howord.
Dalam gagasan nya, generasi muda akan dirangsang dengan pameran kritis dalam gubuk sejarah sehingga rasa ingin tau itu akan didongkrak dengan perpustakaan kritis yang mendukung berbagai macam buku yang mampu menciptakan peradigma berfikir, selanjutnya untuk menjaga agar pemikiran kritis itu tidak liar akan difasilitasi dengan ruang pelatihan yang secara rutin mengadakan workshop dan ruang diskusi.
“Untuk pemuda dan mahasiswa yang ingin melakukan riset atau kajian, kami juga menyediakan akses internet gratis. Pendidikan itu hak semua orang, bukan hanya untuk mereka yang memiliki banyak uang. Itu prinsip utama Wangsa,” tambah Jhony.
Selain fasilitas pengembangan diri, Wangsa menghadirkan Klinik Pendidikan, layanan advokasi gratis untuk membantu masyarakat mengatasi hambatan dalam mengakses pendidikan.
“Pendidikan memiliki banyak masalah, namun sering kali sulit terekspos. Fungsi Klinik Pendidikan adalah membantu masyarakat secara cuma-cuma, dengan harapan semakin banyak persoalan pendidikan yang dapat kita tangani” sebut Jhony.
Dalam deklarasi ini, Wangsa menekankan pentingnya pendidikan kritis sebagai fondasi bagi masyarakat yang mandiri dan berdaya. Ketua Wangsa menyatakan bahwa Rumoeh Rakyat akan menjadi ruang untuk memupuk kesadaran kritis, mendorong dialog publik, dan mendukung transformasi sosial di wilayah Barat Selatan Aceh.
“Kami percaya bahwa pendidikan yang inklusif dan kritis adalah kunci untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Rumoeh Rakyat bukan sekadar tempat belajar, tetapi ruang untuk berpikir, berdiskusi, dan beraksi,” tegasnya.
Wangsa juga mengundang seluruh elemen masyarakat, mulai dari individu hingga lembaga, untuk mendukung pembangunan Rumoeh Rakyat. Inisiatif ini diharapkan menjadi model bagi ruang belajar kritis yang inovatif dan berdampak luas bagi pemuda dan mahasiswa.