Pidie Jaya — Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Aceh ke-37 di Kabupaten Pidie Jaya mendapatkan respons positif dari berbagai kontingen kafilah. Salah satunya datang dari Kepala Dinas Syariat Islam Kabupaten Aceh Tenggara, M. Rasadi, yang mengungkapkan apresiasi tinggi atas pelayanan yang diberikan tuan rumah selama gelaran keagamaan tersebut.
Ditemui di arena MTQ pada Senin (3/11/2025), Rasadi tak ragu menyebut bahwa pihaknya merasa sangat puas dengan semua layanan yang disiapkan penyelenggara. Dari penyambutan awal, penyediaan akomodasi, konsumsi, hingga kendaraan operasional, menurutnya semua berjalan sesuai harapan dan bahkan melebihi ekspektasi.
“Alhamdulillah, kami merasa sangat puas. Pelayanan dari LO (liaison officer) penyambutan luar biasa, konsumsi dan tempat tinggal juga sesuai dengan harapan. Bahkan peserta kami pun tidak ada yang kecewa,” ujarnya.
Rombongan Aceh Tenggara hadir dengan jumlah kafilah yang cukup besar, sekitar 70 orang, terdiri dari peserta, pendamping, pelatih, serta orang tua peserta. Rasadi menjelaskan bahwa seluruh anggota rombongan mendapat fasilitas yang baik dan memadai mulai dari kendaraan pengantar seperti mobil Hiace hingga sepeda motor yang disediakan guna memudahkan mobilitas selama perlombaan berlangsung.
Meskipun sebagian besar waktu dihabiskan untuk mengikuti dan mendampingi jalannya lomba, ia mengaku sempat mencicipi salah satu kuliner lokal yang cukup terkenal di Pidie Jaya, yakni mie udang. “Memang belum sempat banyak mencoba kuliner khas karena jadwal yang padat, tapi mie udang yang sempat saya cicipi sangat lezat. Setelah lomba selesai mungkin baru kami bisa menjelajah lebih jauh,” katanya sambil tersenyum.
Lebih lanjut, M. Rasadi menyoroti keramahan masyarakat Pidie Jaya yang dinilainya turut menciptakan suasana nyaman dan penuh keakraban, baik bagi peserta maupun pendamping dari berbagai daerah.
“Kalau di warung-warung itu suasananya hangat, semua orang ramah dan terbuka. Kami merasa seperti di rumah sendiri,” ujarnya dengan nada hangat.
Selain menyemarakkan ajang MTQ, perhelatan ini juga membuka ruang interaksi antardaerah. Rasadi mengaku sempat berdiskusi langsung dengan Bupati Pidie Jaya, H. Sibral Malasyi, MA., S.Sos., ME., yang menurutnya memiliki pandangan jauh ke depan mengenai arah pembangunan daerah.
“Pak Bupati orangnya visioner. Beliau menjelaskan rencana-rencana besar untuk mengembangkan sektor kelautan dan pertanian. Melihat potensi wilayah dan karakteristik masyarakatnya, saya rasa itu langkah yang sangat tepat dan perlu didukung,” tuturnya.
Dalam arena kompetisi, Aceh Tenggara datang dengan semangat baru dan target yang tidak ringan. Pada MTQ Aceh sebelumnya yang digelar di Simeulue, Aceh Tenggara berada di peringkat ke-22. Tahun ini, mereka menargetkan posisi jauh lebih baik.
“Kami berlatih keras, dan dengan suasana nyaman seperti di Pidie Jaya ini, semoga prestasi itu bisa terwujud. Target kami masuk 10 besar,” tegas Rasadi optimistis.
MTQ Aceh ke-37 tidak hanya menjadi ajang kompetisi tilawah dan syiar keislaman, tetapi juga sarana mempererat tali persaudaraan antarwilayah serta menjadi momentum pertukaran gagasan dan pengalaman antarpejabat daerah. Bagi Rasadi dan kontingen Aceh Tenggara, pelaksanaan yang rapi dan suasana yang mendukung memberikan modal penting bagi upaya mempersembahkan hasil terbaik bagi daerah. (ZUL)












































