ABDYA – Pegiat muda Aceh Barat Daya, Akmal Al-Qarasie, menyuarakan keprihatinannya terhadap berbagai masalah yang masih terus menghantui Abdya.
Menurutnya, di usia yang semakin dewasa, masalah Abdya terus muncul dari berbagai aspek. Persoalan yang menghangat akhir-akhir ini adalah konflik eks HGU PT CA dengan masyarakat target kesejahteraan.
Berbagai masalah yang muncul membutuhkan sosok yang tidak hanya berani bicara, tetapi juga memiliki cara yang tepat untuk menyelesaikannya,”
Ia menambahkan bahwa dalam menyelesaikan kasus-kasus besar di daerah, diperlukan lobi-lobi yang tepat sasaran.
Menurut Akmal, hadirnya politisi muda seperti Mas Adi, atau lebih dikenal dengan nama Masady Manggeng, dianggap sebagai angin segar bagi Abdya. Mas Adi, yang telah berkiprah dalam partai politik, dikenal humble dan luwes dalam membangun komunikasi dengan siapa pun. Sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Mas Adi mampu menjalin dan membangun komunikasi politik antara daerah dengan pusat, yang tentunya berpengaruh terhadap kebijakan di daerah.
Mas Adi, yang juga tokoh muda dari Aceh Barat Daya, berkiprah di tingkat nasional dan selalu prihatin terhadap kondisi daerahnya. Ia menjadi representatif dari Daerah Pemilihan (dapil) 2 Abdya, yang meliputi kecamatan Tangan Tangan, Manggeng, dan Lembah Sabil. Pada 25 Juli 2024, Mas Adi menerima surat tugas dari partainya sebagai bakal calon wakil bupati Abdya, satu-satunya kader PDI-P yang ditugaskan langsung dari DPP untuk bertarung dalam pilkada 2024,” jelasnya.
Akmal menilai, kiprah Mas Adi di partai politik sebagai Komite Kelautan dan Perikanan di DPP PDI-P membawa harapan baru dalam pengelolaan potensi laut dan perikanan di Abdya. Pengalaman Mas Adi sebagai ketua/sekjen Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan Indonesia (HIMITEKINDO) diyakini dapat membantu pengelolaan potensi laut daerah dengan baik.
Mas Adi dinilai sebagai aset penting bagi Aceh Barat Daya. Sebagai kader partai yang berpengaruh dalam arah kebijakan, ia membutuhkan dukungan masyarakat untuk menjalankan mesin politiknya. Setelah menerima rekomendasi dari PDI-P sebagai calon wakil bupati, nama Mas Adi menjadi perbincangan publik di Aceh Barat Daya.
Akmal mengatakan, Abdya membutuhkan sosok muda yang berani, cerdas, dan humble dalam membangun komunikasi. Saatnya Abdya dipimpin oleh orang-orang yang berpikir untuk membebaskan pola pengelolaan pemerintahan, merdeka, sederajat, dan mengutamakan persaudaraan.