Ketua IPERMAWAR Desak Bupati Aceh Barat Hentikan Total Aktivitas PT MGK

Redaksi Bara News

- Redaksi

Jumat, 20 Juni 2025 - 22:16 WIB

50564 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Meulaboh  – Desakan publik terhadap keberadaan PT Magellanic Garuda Kencana (MGK), perusahaan tambang emas yang beroperasi di kawasan Woyla Raya, Kabupaten Aceh Barat, semakin menguat. Kali ini, suara tegas datang dari Ketua Ikatan Pelajar Mahasiswa Woyla Raya (IPERMAWAR), Syahrul, yang menuntut Bupati Aceh Barat untuk segera mengambil langkah tegas menghentikan seluruh aktivitas pertambangan perusahaan tersebut.

Dalam pernyataannya pada Jumat (20/6), Syahrul menyebut bahwa penolakan terhadap PT MGK bukan lagi gerakan sporadis, melainkan telah menjadi aspirasi kolektif masyarakat yang merasakan langsung dampak sosial dan ekologis dari operasi tambang itu.

“Desakan penghentian total terhadap PT MGK bukan hanya datang dari satu dua kelompok. Ini sudah menjadi aspirasi luas masyarakat yang melihat langsung dampak keberadaan perusahaan tersebut,” ujar Syahrul dalam konferensi pers yang digelar secara terbuka.

IPERMAWAR menilai bahwa sejumlah informasi terkait dugaan pelanggaran hukum oleh PT MGK—baik dalam aspek lingkungan hidup maupun administrasi perizinan—telah beredar di tengah publik sejak lama. Namun, hingga kini, belum terlihat adanya langkah konkret dari Aparat Penegak Hukum (APH), khususnya dari jajaran Polres Aceh Barat.

“Kami kecewa dengan sikap Polres Aceh Barat yang hingga kini belum mengambil tindakan tegas. Padahal informasi soal dugaan pelanggaran lingkungan dan administrasi oleh PT MGK sudah lama beredar di ruang publik,” ujar Syahrul.

Syahrul juga mengingatkan bahwa diamnya aparat dalam menghadapi persoalan ini bisa menjadi preseden buruk bagi penegakan hukum di Aceh Barat. Ia menegaskan bahwa mahasiswa dan masyarakat tidak akan tinggal diam jika negara terus abai terhadap hak-hak rakyat dan kelestarian lingkungan.

Lebih dari sekadar pernyataan sikap, IPERMAWAR menyatakan siap membangun konsolidasi dengan berbagai elemen masyarakat sipil lainnya di Aceh Barat. Tujuannya, agar gerakan advokasi terhadap dampak tambang emas bisa diperluas secara kolektif dan sistematis.

“Kami tidak hanya akan terus bersuara, tetapi juga membuka ruang konsolidasi bersama tokoh masyarakat, aktivis lingkungan, serta lembaga swadaya masyarakat untuk mengawal isu ini secara bersama-sama,” tegas Syahrul.

Organisasi mahasiswa ini juga menyerukan kepada Bupati Aceh Barat agar tidak lagi menutup mata terhadap gejolak keresahan masyarakat. Menurut mereka, tanggung jawab tertinggi ada di tangan kepala daerah untuk memastikan bahwa investasi tidak menabrak hak-hak masyarakat dan tatanan ekologis yang berkelanjutan.

Pernyataan paling tajam disampaikan Syahrul di akhir konferensinya. Ia menggarisbawahi bahwa mahasiswa siap menjadi corong bagi masyarakat yang selama ini merasa tak memiliki ruang untuk bersuara secara bebas terhadap keberadaan tambang emas tersebut.

“Kalau negara absen, mahasiswa akan hadir. Kalau aparat diam, kami akan bersuara,” pungkasnya.

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, pihak PT MGK belum memberikan tanggapan atas desakan tersebut. Begitu pula dengan Bupati Aceh Barat yang belum mengeluarkan pernyataan resmi.

Situasi ini menandai bahwa konflik antara warga dan entitas korporasi tambang di Aceh Barat belum menunjukkan tanda-tanda mereda, dan bisa bereskalasi jika pemerintah tetap diam. (*)

Berita Terkait

Delapan Tersangka Kasus Sabu di Aceh Barat Resmi Diserahkan ke Kejaksaan, Satresnarkoba Tuntaskan Tahap II
Mendagri Alihkan 4 Pulau Aceh, Ketua BEM FEB UTU: Kalau Tak Bisa Kerja, Turun Aja!
Ketua DPM UTU Tanggapi Polemik Empat Pulau: “Ini Bukan Sekadar Wilayah, Ini Marwah Aceh”
Izin Tak Kunjung Pulih, Lingkungan Terus Rusak: WANGSA Desak Pemerintah Cabut Permanen IUP PT MGK
Presma UTU Desak Polda Aceh Hentikan Total Operasi PT MGK: “Ini Bukan Investasi, Ini Pembiaran Hukum”
Ketua HIMMA FEB UTU Tanggapi Aksi Ribuan Warga di Meuligoe Gubernur: Aceh Kaya, Tapi Mengapa Rakyatnya Masih Miskin?
Cegah Gangguan Kamtib, Lapas Meulaboh Geledah Blok Hunian Warga Binaan
Hasil Konferkab II PWI Aceh Barat Sa’dul Bahri.S.Sos Berhasil Terpilih Kembali Ketua PWI Ke Dua Kali.

Berita Terkait

Rabu, 11 Juni 2025 - 21:57 WIB

Dugaan Penyalahgunaan Wewenang Kasi PMD Longkib: Pembuatan APBDes Dikenai Pungutan Liar, Perlu Atensi Hukum

Rabu, 11 Juni 2025 - 14:59 WIB

Kapolsek Runding IPTU A. Situmorang Dijuluki ‘Kapolsek Rakyat’ Berkat Pendekatan Humanis di Tengah Masyarakat

Rabu, 11 Juni 2025 - 00:13 WIB

Aksi Damai Aliansi Masyarakat Peduli Buruh dan Tani: Tolak Pemberhentian PT MSB II, Cari Solusi yang Lebih Baik

Selasa, 10 Juni 2025 - 15:53 WIB

Longkib Bersiap Jadi Tuan Rumah MTQ Ke-9 Subulussalam: Antara Kebanggaan Daerah dan Tekad Mewujudkan Generasi Qur’ani

Senin, 9 Juni 2025 - 20:51 WIB

HGU PT Laot Bangko Bermasalah: Derita Warga Penanggalan di Tengah Ladang Sawit dan Janji yang Tak Terpenuhi

Kamis, 5 Juni 2025 - 01:04 WIB

H. UMA Tanggapi Kisruh HGU PT Laot Bangko: DPD RI Serap Aspirasi Masyarakat Penanggalan

Kamis, 5 Juni 2025 - 00:59 WIB

Manajer PT Laot Bangko Diduga Berbohong Soal Paret Gajah dan HGU, Masyarakat Desak Audit Menyeluruh

Selasa, 3 Juni 2025 - 00:25 WIB

Upacara Khidmat Peringatan Hari Pancasila di Kota Subulussalam: Menguatkan Nilai Dasar Bangsa di Tengah Tantangan Zaman

Berita Terbaru