BANDA ACEH – Prodi pengembangan masyarakat islam UIN ar raniry dan Forum Bangun Aceh menggelar seminar dalam rangka memperingati hari disabilitas internasional di aula Arafah komplek asrama haji Banda Aceh selasa (5/12/2023)
Acara yang mengusung tema “Bersatu dalam aksi menyelamatkan dan mencapai SDG’S untuk, dengan dan oleh penyandang disabilitas” Di hadiri oleh lebih dua ratus peserta yang terdiri dari mahasiswa, masyarakat umum instansi pemerintah, dan juga penyandang disabilitas.
Acara yang di bukakan oleh dekan fakultas Dakwah dan komunikasi UIN ar raniry Banda Aceh ibuk prof. Dr. Kusmawati Hatta., M. Pd. Berjalan dengan sukses, adapun rangkaian kegiatan yang di mulai dari open seremonial hingga diskusi publik.
Ada tiga narasumber yang di hadirkan pada diskusi publik acara hari disabilitas internasional tersebut yaitu, Prof. Eka srimulyani, MA., Ph. D. (Guru besar UIN ar raniry Banda Aceh) Asnawi nurdin (Manager program FBA dan penggiat isu disabilitas) dan yang terakhir ada Erlina Marlinda (Childern and youth disabilities for change)
Acara ini bertujuan untuk mengangkat dan menyuarakan isu disabilitas agar semua elemen baik dari pemerintah maupun masyarakat agar terbuka matanya sehingga masyarakat dan pemerintah peduli dan mengatahui apa apa saja hak hak mereka yang belum terpenuhi sampai saat ini.
Direktur FBA Taslim Jailani dalam sambutannya mengatakan bahwa “penyandang disabilitas makin tahun makin banyak pertumbuhan, dia juga mengatakan bahwa WHO memperkirakan bahwa jumlah populasi penyandang disabilitas itu 10-15 persen dari populasi yang ada di dunia, kebangun berasal dari negara miskin atau berkembang seperti Indonesia”.
Dan data tersebut bagaikan gunung es hanya sebagian yang terdata namun kemungkinan masih banyak disabilitas yang belum terdata atau tersentuh oleh pendampingan dari organisasi disabilitas atau pemerintah, ujarnya
Prof, kusmawati dalam sambutannya juga mengatakan bahwa “penyandang disabilitas juga anggota masyarakat Indonesia pada umumnya jadi mereka juga harus menerima hak hak yang sama dengan masyarakat pada Umumnya”.
Beliau menambahkan bahwa “tidak boleh ada pembedaan hak antara masyarakat disabilitas dengan masyarakat non disabilitas, mereka juga mempunyai wewenang dalam menjalankan aktivitas baik di bidang akademik maupun di masyarakat luas, walaupun kita berbeda bukan berarti kesempatan itu berbeda” ujarnya.
Ketua prodi pengembangan masyarakat islam Dr. RasyidahRasyidah, M, Ag. ” Penyandang disabilitas merupakan tanggung jawab kita bersama oleh sebab itu perlu adanya Sistem bagunan yang Ramah disabilitas agar mereka tidak terkendala akses dan dukungan dari seluruh masyarakat untuk mereka.
Banda Aceh, 6 Desember 2023
Penulis,
T. M. Suhaimi
(Mahasiswa program studi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan komunikasi UIN ar-raniry Banda Aceh, teukuchenel12@gmail.com )