Aceh Timur | Sejumlah siswa di SD Negeri Seuneubok Teungoh, Kecamatan Darul Ihsan, Kabupaten Aceh Timur, harus menjalani proses belajar mengajar dalam kondisi memprihatinkan. Minimnya fasilitas membuat para siswa terpaksa belajar sambil tengkurap di lantai karena meja dan kursi yang biasa digunakan telah rusak parah dan tak layak pakai.
“Meja dan kursi sudah rusak. Yang ada pun tidak layak pakai lagi. Akibatnya, anak-anak terpaksa tengkurap saat belajar. Kondisi ini menyebabkan beberapa anak mengeluh sakit punggung,” ujar Kepala SD Negeri Seuneubok Teungoh, Nurul Fajri, Selasa (20/5).
Siswa kelas satu dan dua menjadi kelompok yang paling terdampak. Mereka belajar di ruang kelas tanpa alas yang memadai, menulis dalam posisi yang tidak nyaman dan mengeluh kelelahan fisik. Kondisi diperparah oleh sistem pembelajaran bergilir akibat keterbatasan ruang. Setelah kelas satu selesai belajar, barulah kelas dua masuk, disertai tugas menyapu lantai sebagai persiapan ruang belajar.
Kerusakan sarana pendidikan ini bukan baru terjadi. Menurut Nurul Fajri, bencana banjir yang rutin melanda kawasan sekolah menjadi penyebab utama. Dampaknya, tidak hanya merusak fasilitas, tetapi juga mengganggu kelangsungan pendidikan dasar yang seharusnya menjadi hak setiap anak.
Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Timur, Rizwan, membenarkan kondisi tersebut. Ia menyebut telah meninjau langsung ke lokasi dan mengakui kerusakan yang terjadi sangat parah. “Memang memprihatinkan. Tidak ada kursi dan meja, siswa harus belajar di lantai,” ujarnya.
Namun, Rizwan menyatakan belum ada alokasi anggaran untuk pengadaan fasilitas baru karena keterbatasan dana. Pihaknya baru dapat mengusulkan perbaikan pada saat perubahan anggaran di pertengahan tahun ini, sekitar Juni atau Juli 2025.
Di tengah gencarnya wacana pemerataan pendidikan dan peningkatan kualitas belajar di seluruh pelosok negeri, kenyataan di SD Negeri Seuneubok Teungoh menunjukkan betapa masih jauhnya harapan dari kenyataan. Pemerintah daerah diminta segera mengambil tindakan nyata agar anak-anak di sana bisa belajar dalam kondisi yang layak dan bermartabat. (*)