Indonesia dan ExxonMobil Teken Kerja Sama Senilai Rp162 Triliun

Redaksi Bara News

- Redaksi

Sabtu, 25 Januari 2025 - 03:33 WIB

504,223 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta. Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian meneken Nota Kesepahaman (MoU) dengan ExxonMobil dalam pengembangan sektor petrokimia serta teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) senilai US$10 miliar atau sekitar Rp162,64 triliun.

“Proyek ini memiliki nilai strategis yang sangat besar, dengan estimasi nilai sebesar 10 miliar dolar AS, dan kami berharap proyek ini akan memberikan dampak yang signifikan bagi kemajuan Indonesia di berbagai sektor,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Kamis (23/1/25).

Pihaknya berharap pengembangan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau CCS tersebut dapat mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) sebesar 90 persen.

Menko Airlangga mengatakan bahwa kolaborasi tersebut merupakan salah satu upaya untuk mendukung program hilirisasi pemerintah, mendorong penciptaan lapangan kerja, serta memperkuat komitmen Indonesia terhadap keberlanjutan.

Ia mengatakan bahwa ExxonMobil juga berkomitmen untuk memberikan pelatihan bagi tenaga kerja Indonesia agar memiliki kompetensi yang setara dengan standar global.

Menko Airlangga berharap proyek pengembangan petrokimia dan teknologi CCS tersebut dapat segera memasuki tahapan groundbreaking. Proyek tersebut pun diharapkan dapat menjadi proyek CCS yang dapat beroperasi pertama kali.

“Harapannya, proyek tersebut dapat memberikan multiplier effect (efek berganda) terhadap pertumbuhan bisnis lokal melalui kemitraan strategis,” ujar Menko Airlangga.

MoU tersebut diharapkan dapat menjadi fondasi untuk membangun kerangka kerja sama yang lebih erat, termasuk pembentukan Satuan Tugas Bersama yang bertugas mengoordinasikan langkah-langkah strategis untuk merealisasikan proyek tersebut.

Kerja sama tersebut sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia untuk menciptakan iklim investasi yang ramah dan kompetitif.

“ExxonMobil telah berada di sini selama bertahun-tahun, jadi saya pikir Indonesia bukan sebuah kawasan yang tidak dikenali oleh mereka. Mereka memiliki pengalaman dan operasi di bidang minyak dan gas. Saya ingin mengucapkan terima kasih dan selamat, semoga proyek ini bisa dikembangkan dengan cepat,” imbuh Menko Airlangga.

(ndt/hn/nm)

Berita Terkait

UMKM Kopi Asal Takengon Bersiap Penuhi Pasar Jepang, Perlu Dukungan Semua Pihak
Penetapan Nilai Kurs untuk Pelunasan Bea Masuk dan Pajak Periode 30 April – 6 Mei 2025
Penetapan Nilai Kurs untuk Pelunasan Bea Masuk dan Pajak Periode 23-29 April 2025
Tarif Resiprokal Amerika dan Jalan Diplomasi Strategis Indonesia
Penetapan Nilai Kurs untuk Pelunasan Bea Masuk dan Pajak Periode 16-22 April 2025
Harvick, Pemecah Kebuntuan Investasi dan Gejolak Perang Tarif
Penetapan Nilai Kurs untuk Pelunasan Bea Masuk dan Pajak Periode 9-15 April 2025
Kebijakan Perdagangan Amerika Serikat Bayangi Pergerakan IHSG dan Rupiah
https://xml.qualiclicks.com/redirect?feed=0&auth=&url=https://baranewsaceh.co&subid=