Dinamika Globalisasi dalam Dunia Pendidikan: Peluang dan Tantangan yang Tak Terelakkan

Redaksi Bara News

- Redaksi

Kamis, 20 November 2025 - 23:02 WIB

50137 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penulis : Ardhian Abshar
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala

 Globalisasi telah menjadi kekuatan transformasional yang mengubah berbagai sendi kehidupan manusia, termasuk sektor pendidikan. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir memungkinkan pertukaran pengetahuan melampaui batas geografis dan budaya. Di ruang kelas, globalisasi menghadirkan metode pembelajaran baru yang lebih interaktif dan terbuka. Akses terhadap sumber belajar digital, kolaborasi daring lintas negara, serta keterhubungan dengan berbagai institusi internasional, membuat siswa dan tenaga pendidik memiliki peluang lebih besar dalam memperluas cakrawala mereka.

Namun, di balik peluang tersebut, globalisasi juga membawa sejumlah tantangan yang tidak bisa diabaikan. Salah satu persoalan utama adalah ketimpangan akses terhadap teknologi. Meskipun penetrasi internet meningkat dari tahun ke tahun, masih banyak sekolah, terutama di wilayah terpencil dan tertinggal, yang belum memiliki infrastruktur digital memadai. Di berbagai daerah, siswa harus bergelut dengan buruknya jaringan internet, kurangnya perangkat digital, serta terbatasnya kemampuan digital para guru. Ketimpangan ini menciptakan jurang yang semakin lebar antara institusi pendidikan di perkotaan dengan yang berada di daerah pelosok. Akibatnya, kesetaraan dalam memperoleh pendidikan berkualitas menjadi sulit dicapai di tengah derasnya arus globalisasi.

Transformasi budaya juga menjadi dampak signifikan dari masuknya arus global. Dengan mudahnya akses terhadap media global, peserta didik terpapar berbagai nilai, gaya hidup, dan pandangan dunia yang berasal dari luar. Hal ini memberikan pengaruh tidak kecil terhadap pola pikir dan perilaku mereka. Di sejumlah kasus, budaya instan, individualisme, dan konsumerisme mulai menggeser nilai-nilai kearifan lokal serta prinsip pendidikan karakter yang selama ini dijunjung tinggi. Sekolah dan para pendidik dihadapkan pada dilema untuk tetap relevan dengan perkembangan zaman sekaligus mempertahankan nilai-nilai identitas dan etika yang menjadi fondasi dalam proses pembelajaran.

Selain itu, globalisasi turut mendorong perubahan dalam struktur kebutuhan dunia kerja. Persaingan yang semakin ketat di tingkat internasional menuntut lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga adaptif terhadap perubahan dan mahir dalam keterampilan abad ke-21. Sayangnya, banyak lembaga pendidikan belum mampu menyesuaikan kurikulumnya secepat tuntutan zaman. Kurikulum yang masih bersifat konvensional dan minim integrasi teknologi menyulitkan peserta didik dalam mengembangkan kompetensi yang dibutuhkan di pasar kerja global. Ketika pembelajaran tidak lagi selaras dengan dinamika industri dan kebutuhan global, maka lulusan yang dihasilkan berpotensi tertinggal dalam persaingan.

Tantangan-tantangan tersebut menjadikan dunia pendidikan berada di persimpangan jalan: antara menyambut kemajuan global dengan segala potensi positifnya, dan berusaha mempertahankan kualitas serta nilai yang sesuai dengan konteks lokal. Untuk memastikan bahwa globalisasi memberi dampak yang konstruktif, adaptasi sistem pendidikan menjadi hal yang mendesak. Ini mencakup peningkatan infrastruktur teknologi di seluruh daerah, pembinaan bagi guru dalam memanfaatkan teknologi secara efektif, hingga penguatan pendidikan karakter yang tidak kalah pentingnya dari aspek kognitif. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan seluruh elemen masyarakat perlu membangun sinergi agar transformasi pendidikan berbasis global tidak menjadi ancaman, tetapi peluang yang memperkaya sekaligus memperkuat daya saing generasi mendatang.

Dengan cara itulah, pendidikan dapat tetap menjadi pilar utama pembangunan bangsa di tengah arus globalisasi yang terus bergerak cepat. Tanpa kesiapan yang matang, manfaat globalisasi bisa berubah menjadi beban baru. Namun dengan pendekatan yang bijak dan inklusif, globalisasi justru dapat menjadi tuas untuk mendorong kemajuan pendidikan yang lebih merata, modern, dan berakar kuat pada nilai-nilai kebangsaan. (*)

Berita Terkait

Di Tengah Gempuran Teknologi Digital, Apakah Perpustakaan Masih Di Perlukan Saat Ini?
Kemurnian Ganda, Kepercayaan Mendunia: Pipa PPR RIIFO Jadi Standar Baru Industri dengan Sertifikasi Halal dan NSF 51
Perpustakaan Sekarang: Tempat Belajar atau Hangout?
Mahasiswa VS AI : Siapakah Yang Lebih Cerdas
Mengapa Motor Listrik Adalah Pilihan Tepat untuk Perempuan Urban Produktif
Belompong : Tradisi Berburu Belalang di Tanah Gayo
Aceh, Tamsil Desa Subur di Pinggir Jalan Besar
Hidup segagah apapun yang dicari didunia ialah hidup dengan tenang jiwa dan pikiran

Berita Terkait

Kamis, 20 November 2025 - 23:22 WIB

Peredaran Rokok Ilegal di Mataram Meningkat, KPK-PD NTB Desak Bea Cukai Bertindak Tegas

Kamis, 20 November 2025 - 03:05 WIB

Transparansi Zakat ASN Ogan Ilir Disoal: Potensi Rp8 Miliar per Bulan, Pelayanan Baznas Dinilai Berbelit dan Tak Berpihak pada Rakyat Miskin

Selasa, 18 November 2025 - 02:22 WIB

Negara yang Terperosok dalam Jaring Gelap Kekuasaan

Rabu, 8 Oktober 2025 - 21:47 WIB

IWOI DPW Jateng Walk Out Dari Rapat Pemkab Jepara, Jawaban PLN dan Pemdes Dinilai Tidak Sesuai dan Penuh Kejanggalan

Selasa, 7 Oktober 2025 - 17:24 WIB

Kebakaran SMA di Tebing Tinggi, DPRD Riau Minta Pemerintah Segera Bertindak

Rabu, 1 Oktober 2025 - 22:48 WIB

Kapolda Riau Ajak Polwan Tingkatkan Integritas dan Pelayanan Inklusif

Rabu, 1 Oktober 2025 - 21:15 WIB

Kabid SMA Riau Klarifikasi Isu Seragam: “Tidak Pernah Tunjuk Penjahit, Itu Tanggung Jawab Orang Tua”

Rabu, 24 September 2025 - 17:17 WIB

Mifa Bersaudara Konsisten Dorong Kemajuan Ekonomi Aceh.

Berita Terbaru