Digantung Tanpa Kepastian, Gaji PPS Aceh Timur Berujung Pengaduan ke Komnas HAM

Redaksi Bara News

- Redaksi

Kamis, 24 Juli 2025 - 03:10 WIB

50436 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aceh Timur — Sebuah ironi demokrasi tengah berlangsung di Aceh Timur. Para petugas Panitia Pemungutan Suara (PPS), ujung tombak penyelenggara Pilkada, kini terjebak dalam ketidakpastian dan pengabaian. Gaji yang menjadi hak dasar mereka sejak tahapan pemilihan digelar belum juga dibayarkan hingga kini. Sementara Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Timur yang seharusnya bertanggung jawab, justru bungkam seribu bahasa.

Aroma pengkhianatan terhadap keadilan dan etika pelayanan publik itu memuncak pada Jumat, sembilan belas Juli dua ribu dua puluh lima. Ketua Koordinator PPS Aceh Timur, Sultan Ayatullah, bersama sejumlah perwakilan PPS lainnya akhirnya melaporkan dugaan pelanggaran hak konstitusional tersebut ke Komnas HAM Perwakilan Aceh. Mereka tak lagi bisa menahan amarah. Gaji yang sudah dijanjikan dalam mekanisme Pilkada justru digantung tanpa kepastian oleh institusi yang seharusnya menjaga integritas demokrasi di daerah.

“Habis manis, sepah dibuang. Itulah nasib kami setelah bekerja untuk Pilkada,” ujar Sultan Ayatullah dengan nada getir, Rabu, dua puluh tiga Juli dua ribu dua puluh lima. Ia menyampaikan bahwa diskusi, mediasi, hingga komunikasi intensif sudah dilakukan dengan KIP Aceh Timur, namun hasilnya nihil. Yang diterima hanya janji kosong dan alasan klise: anggaran belum cukup.

Sultan curiga, dalih kekurangan anggaran itu hanyalah tameng yang menyembunyikan persoalan yang jauh lebih busuk. Ia mencium aroma kuat dugaan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme dalam pengelolaan dana Pilkada. “Kami menduga ini bukan semata soal dana kurang, tapi ada praktik KKN dalam tubuh KIP Aceh Timur,” ujarnya tegas.

Pernyataan KIP yang menyebutkan anggaran belum tersedia, menurut Sultan, adalah penghinaan terhadap nalar publik. “Kalau tidak ada anggaran, bagaimana proses bisa berjalan? Kami bekerja sesuai perintah, sesuai kontrak moral dan hukum negara, tapi setelah itu hak kami dilucuti,” katanya geram. Ia menyebut kondisi ini sebagai bentuk pelecehan terhadap semangat reformasi dan pengkhianatan terhadap nilai-nilai demokrasi.

Masalah ini bukan hanya soal nominal rupiah. Sultan menekankan bahwa yang sedang diperjuangkan adalah integritas sistem demokrasi dan keadilan bagi setiap penyelenggara pemilu yang bekerja di lapangan. “Ini bukan sekadar gaji. Ini soal martabat kami. Soal harga diri sebagai pelaksana demokrasi,” tegasnya.

Kondisi ini telah memicu keresahan luas di kalangan PPS se-Aceh Timur. Sultan menyerukan seluruh anggota PPS dan sekretariat desa untuk bersatu dan menyuarakan hak-haknya. Ia meminta mereka tidak takut melawan ketidakadilan. “Jangan biarkan hak kita dirampas. Jangan biarkan demokrasi kita dipermalukan oleh oknum yang bermain di belakang meja,” ujarnya lantang.

Bila tidak ada tindak lanjut, Sultan berjanji akan memobilisasi aksi besar-besaran di depan Gedung DPRK Aceh Timur dan kantor Aparat Penegak Hukum. “Kalau ini tidak diselesaikan, kami akan turun ke jalan. Kami akan bersuara keras untuk menyelamatkan wajah demokrasi dan menggugat siapa pun yang mempermainkan nasib kami,” pungkas Sultan, yang juga menjabat sebagai Bendahara Sapma Pemuda Pancasila Aceh Timur.

Sampai berita ini diturunkan, KIP Aceh Timur belum memberikan pernyataan resmi. Tak ada penjelasan rinci soal berapa jumlah total gaji yang belum dibayarkan, berapa lama keterlambatannya, atau di mana letak hambatannya.

Komnas HAM Aceh juga belum mengeluarkan tanggapan resmi atas pengaduan yang masuk. Namun sejumlah pemerhati pemilu menilai, kasus ini membuka borok lama tentang lemahnya manajemen transparansi anggaran di tubuh penyelenggara pemilu di daerah. Bila benar ada unsur KKN, maka kasus ini bisa menjadi pintu masuk bagi aparat penegak hukum untuk melakukan audit menyeluruh terhadap realisasi anggaran Pilkada 2024 di Aceh Timur.

Demokrasi adalah proses yang mahal dan melelahkan, tetapi yang paling mahal dari semuanya adalah saat kepercayaan publik dihancurkan dari dalam. Ketika para penjaga demokrasi diperlakukan seperti musuh negara, maka bukan hanya keadilan yang mati, tetapi juga masa depan bangsa yang dikorbankan di altar ketidakpedulian. (TIM)

Berita Terkait

SD Negeri Pante Kera Mewakili Kecamatan Simpang Jernih di Ajang GSMS Gebyar Budaya Kementerian Kebudayaan RI Tahun 2025
Sengketa Lahan Antara Warga dan Perusahaan Sawit di Aceh Timur, Pemerintah Mediasi dan Bentuk Tim Verifikasi
Jalan Belangkejeren–Lukup Rusak dan Ditumbuhi Semak, Pengendara Minta Dinas Terkait Segera Bertindak
Kepala BPP Nurusalam Diduga Lakukan Pungli  dan Persulit Petani Jelang RDKK Pupuk Subsidi
Operasi Gabungan Bea Cukai Langsa dan Satpol PP-WH Berhasil Sita 14.100 Batang Rokok Tanpa Cukai di Aceh Timur
Harta Bawaan Alm Marwan Lenyap Tanpa Diketahui Husna Selaku Orang yang Diamanahkan
Kurir Ganja 67 Kg Asal Gayo Lues Ditangkap Saat Isi BBM di Aceh Timur
Warga Gampong Seuneubok Timu Diduga Halangi Liputan Media saat Rapat Pengembalian Anggaran Dana Desa

Berita Terkait

Kamis, 23 Oktober 2025 - 15:48 WIB

Bupati Aceh Tenggara Tinjau Korban Kebakaran di Desa Gaya Jaya dan Salurkan Bantuan

Kamis, 23 Oktober 2025 - 13:09 WIB

Setelah 5 Orang Tewas dan 1 Terluka, Tersangka Pembunuhan Berencana Ardi Saputra Resmi Diserahkan ke Jaksa

Kamis, 23 Oktober 2025 - 13:05 WIB

Pemkab Aceh Tenggara Fasilitasi 100 UMKM Daftarkan Merek untuk Lindungi Kekayaan Intelektual

Kamis, 23 Oktober 2025 - 12:56 WIB

Kejari Aceh Tenggara Musnahkan Barang Bukti 65 Perkara yang Telah Inkrah, Didominasi Kasus Narkotika

Kamis, 23 Oktober 2025 - 12:25 WIB

Kebakaran Hanguskan Pondok Pesantren Badrul Ulum di Desa Lawe Penanggalan, 12 Bangunan Rusak Berat

Kamis, 23 Oktober 2025 - 07:36 WIB

Masyarakat Kute Makmur Tuntut Transparansi Dana Ketahanan Pangan dan BUMK

Kamis, 23 Oktober 2025 - 05:52 WIB

Kebakaran di Aceh Tenggara Lalap Empat Rumah, Api Berasal dari Dapur Warga

Rabu, 22 Oktober 2025 - 15:57 WIB

Donor Darah Serentak, Polres Aceh Tenggara Wujudkan Polisi Humanis di HUT Humas Polri ke-74

Berita Terbaru