IDI — Pemerintah Kabupaten Aceh Timur menyatakan kesiapannya menjadi tuan rumah Festival Anak Saleh Indonesia (FASI) Tingkat Provinsi Aceh Tahun 2026. Dukungan itu disampaikan langsung oleh Wakil Bupati Aceh Timur, Teuku Zainal Abidin, menanggapi hasil Rapat Pimpinan Wilayah (Rapimwil) BKPRMI Aceh 2025 yang menetapkan Aceh Timur sebagai calon lokasi pelaksanaan FASI dua tahun mendatang.
Namun, dukungan tersebut belum sepenuhnya final. Pemerintah Kabupaten Aceh Timur masih akan melakukan pembahasan lanjutan mengenai kesiapan teknis dan pembiayaan sebelum menyetujui sepenuhnya keputusan tersebut.
“Kita siap memberi dukungan, namun soal kesiapan perlu diskusi lanjutan antara pemerintah dengan BKPRMI,” ujar Teuku Zainal Abidin saat memberikan sambutan dalam acara Pelantikan Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Aceh Timur Masa Bakti 2025–2029 yang digelar di Aula Pendopo Bupati Aceh Timur, Idi, Selasa (29/7).
Ia menilai FASI merupakan miniatur dari Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), yang selama ini telah menjadi ruang ekspresi dan kompetisi bagi santri berusia 5 hingga 16 tahun. Melalui FASI, BKPRMI telah memberi wadah untuk mengembangkan potensi anak-anak yang belajar di Taman Kanak-Kanak Alquran (TKA), Taman Pendidikan Alquran (TPA), dan Ta’limul Quran lil Aulad (TQA).
Aceh Timur, menurutnya, tidak hanya pernah berpartisipasi aktif, tetapi juga telah menjadi salah satu daerah yang mampu membangkitkan semangat para santri untuk berkompetisi di tingkat provinsi. Ia pun berharap ke depan BKPRMI Aceh Timur semakin memperkuat sinergi dengan instansi terkait agar misi pendidikan keagamaan yang diusungnya bisa terus berkembang.
“Kami berharap BKPRMI Aceh Timur terus bersinergi dengan sejumlah dinas terkait dalam menjalankan misinya,” kata Teuku Zainal Abidin sembari mengucapkan selamat kepada para pengurus baru BKPRMI Aceh Timur.
Dukungan terhadap penguatan peran pemuda masjid di Aceh Timur juga datang dari Ketua Umum DPW BKPRMI Aceh, Dr Mulia Rahman, S.Pd.I, MA. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi pelantikan pengurus baru BKPRMI Aceh Timur yang turut dirangkai dengan pelatihan Da’i Lingkungan.
Menurutnya, pelatihan tersebut memberi warna baru bagi dakwah generasi muda, terutama karena menghadirkan narasumber dari lintas sektor dan didukung oleh Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA). Ia berharap pelatihan ini memberi bekal pengetahuan kepada para da’i dan khatib masjid tentang pentingnya menjaga kawasan hutan dan satwa yang dilindungi.
“Kami juga apresiasi Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA) yang telah mendukung kegiatan training ini, sehingga para pemuda terutama khatib masjid ke depan memiliki pengetahuan tentang kawasan hutan dan satwa dilindungi yang ada di dalamnya,” ujar Mulia di hadapan unsur Forkopimda Plus Aceh Timur.
Ketua Umum DPD BKPRMI Aceh Timur, H. Muhammad Ishak, S.Pd.I, MA, dalam laporannya menyampaikan bahwa formasi kepengurusan BKPRMI masa bakti ini melibatkan berbagai latar belakang profesi, mulai dari tenaga kesehatan, wartawan, advokat, guru sekolah, guru dayah, dosen, aparatur sipil negara (ASN), hingga tokoh ormas Islam lainnya.
Ia menjelaskan bahwa proses rekrutmen dilakukan secara terbuka. Dari 150 pelamar yang mendaftarkan diri secara sukarela, hanya 133 orang yang dinyatakan lulus seleksi dan dilantik sebagai pengurus.
“Seluruh pengurus ini hasil rekrutmen dari seleksi yang dibuka secara umum. Bahkan calon pengurus yang melamar sebelumnya mencapai 150 orang, namun hanya 133 orang yang dinyatakan lulus,” kata Cek Mad, sapaan akrab H. Muhammad Ishak.
Pelantikan pengurus dan pelatihan dai ini diharapkan menjadi titik tolak baru dalam memperkuat peran pemuda masjid di tengah dinamika sosial dan lingkungan Aceh Timur. Dukungan pemerintah daerah, sinergi dengan lembaga swadaya masyarakat, serta semangat kader muda Islam menjadi modal penting untuk menyukseskan FASI Aceh 2026 mendatang. (*)