* Amin Gemar Silaturrahmi Tanpa Batas
Banda Aceh – Sosok itu berasal dari sebuah desa terpencil di Aceh Barat, yakni Desa Seuradeuk, Kecamatan Woyla Timur. Ialah H Aminullah Usman SE Ak MM, tokoh kelahiran 1 Agustus 1958 yang kaya akan prestasi sekaligus multitalenta layak ditabalkan pada figur ini. Mulai dari memimpin bank besar di Aceh, kepala daerah, ia pun cukup dikagumi masyarakat dan sangat merakyat.
Mulai berkarir sejak tahun 1980 sebagai seorang akuntan, atas berbagai prestasi dan keberhasilannya, ia pun berhasil meraih amanah sebagai Direktur Utama PT Bank BPD Aceh dua periode (2000-2010).
Disaat Aminullah memimpin Bank Daerah itu, ada tiga peristiwa besar yang harus dihadapinya. Mulai dari krisis moneter tahun 1999, konflik Aceh, dan musibah gempa disertai tsunami pada 2004 silam. Tapi dengan seluruh persoalan tersebut, tangan dingin Aminullah Usman berhasil menjadikan Bank Aceh tetap eksis hingga hari ini. Pada tahun 2000 Aminullah dilantik menjadi Dirut BPD Aceh, saat itu aset awal Bank Rp 660 Miliar, dan hingga akhir kepemimpinannya selama dua periode, pada tahun 2010 aset Bank Aceh sudah menembus angka Rp 13 triliun.
Tak sampai disitu, pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2017, Aminullah memutuskan untuk maju sebagai Wali Kota Banda Aceh, guna memperbaiki serta menyelesaikan berbagai persoalan di Ibu Kota Provinsi Aceh itu.
Atas berbagai pengalaman dan sepak terjangnya dalam memimpin, Aminullah merupakan satu-satunya Kepala Daerah di Provinsi Aceh periode 2017-2022 yang berhasil meraih 120 penghargaan dari Daerah, Nasional dan Internasional atas dedikasi kinerja baik selama memimpin Kota Banda Aceh.
Dari dulu hingga sekarang ini, Aminullah dikenal luas di mata masyarakat Aceh. Tak hanya itu, sosoknya yang merakyat dan tak punya sekat ketika bertemu warga menjadikan kehadirannya sagat dinantikan semua kalangan.
Seperti halnya kala ia menjabat wali kota, Aminullah sudah sangat terbiasa melayani warga tanpa pandang bulu dan tiada batasan. Ia dapat menyesuaikan diri ketika bertemu dengan masyarakat kecil sampai dengan pejabat setingi Presiden Republik Indonesia.
Kebiasaannya bersama warga juga tampak dari gemarnya ia menghadiri setiap undangan masyarakat tanpa membeda-bedakan siapapun yang mengundang. Begitulah cara Aminullah menyerap aspirasi dengan melebur bersama masyarakat.
Tak lengkap jika belum membahas pencapaian Aminullah saat menjadi orang nomor satu di Ibukota Provinsi Aceh. Memanfaatkan tinta penguasa, ia memfungsikan Baitul Mal tepat pada sasarannya. Ia menuangkan kegemarannya membantu fakir miskin, membangun 800 rumah duafa, menghadirkan anak yatim dalam setiap kegiatannya, memberdayakan kaum disabilitas, menjauhkan pemuda dari narkoba dengan memberikan pelatihan skill dan modal usaha guna menurunkan angka pengangguran.
Saat menjabat sebagai Wali Kota Banda Aceh, Aminullah juga disebut-sebut sebagai ‘Bapak Duafa dan Yatim Banda Aceh’. Bukan tanpa sebab, hal tersebut karena konsen dan tekadnya dalam berbagai program yang memperioritaskan kesejahteraan kaum duafa dan anak-anak yatim.
Selain itu, Aminullah juga sukses mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari 8900 pada tahun 2016 menjadi 17.300 UMKM di akhir masa jabatan Aminullah sebagai Wali Kota Banda Aceh pada Juli 2022.
Solusi memberantas rentenir juga ia lancarkan dengan melahirkan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) Mahirah Muamalah untuk membantu permodalan usaha bagi masyarakat dan pelaku UMKM.
Secara pribadi pun Pak Amin–sapaan akrab Aminullah–dikenal pemurah dan dermawan, dan menjadi solusi bagi warga lainnya. Kini, tabiatnya membantu dan bermanfaat bagi manusia lainnya pun terus ia lakukan. Bahkan Pak Amin akan bertarung pada pentas politik 2024 dengan mencalonkan diri sebagai Caleg DPR RI dari dapil II Aceh dengan nomor urut 4 dari Partai PAN.
Dalam satu momennya ia pernah mengatakan, “Saya maju hanya untuk membantu rakyat, meneruskan cita-cita rakyat, dan saya ingin semua orang di sekitar khususnya masyarakat Aceh miliki kesejahteraan yang merata”.
Demikian Aminullah Usman, sosok lentera dari desa terpencil beserta sepercik harapannya untuk Aceh yang lebih baik.