JAKARTA | Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah melakukan pemeriksaan saksi bernama Abdul Gopur terkait kasus gratifikasi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dengan tersangka Lukas Enembe.
“Selasa (22/8) bertempat di gedung Merah Putih KPK tim penyidik telah selesai memeriksa saksi,” ujar Kabag Pemberitaan KPK, Ali Fikri kepada wartawan, Rabu (23/8/2023).
Lebih lanjut Ali menjelaskan, Abdul Gopur merupakan saksi dengan latar belakang karyawan swasta. Dia dicecar soal pembelian jet pribadi yang dilakukan Lukas Enembe.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saksi hadir dan didalami pengetahuannya antara lain dugaan pembelian jet pribadi oleh tersangka LE (Lukas Enembe),” ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, JPU pada KPK mendakwa Lukas Enembe menerima suap dan gratifikasi senilai Rp45,8 miliar. Suap dan gratifikasi itu diterima dalam bentuk uang tunai dan pembangunan atau perbaikan aset.
“Melakukan beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan menerima hadiah atau janji, yaitu menerima hadiah yang keseluruhannya Rp45.843.485.350,” ungkap jaksa saat membacakan dakwaan.
Jaksa mengatakan, Lukas menerima uang Rp10,4 miliar dari Piton Enumbi selaku pemilik PT Melonesia Mulia. Kemudian, Gubernur Papua nonaktif ini juga menerima Rp35,4 miliar dari Rijatono Lakka selaku Direktur PT Tabi Anugerah Pharmindo.
“Dengan rincian sebesar Rp10.413.929.500 dari Piton Enumbi selaku Direktur sekaligus pemilik PT Melonesia Mulia PT Lingge-lingge, PT Astrad Jaya serta PT Melonesia Cahaya Timur dan sebesar Rp35.429.555.850 dari Rijatono Lakka selaku Direktur PT Tabi Anugerah Pharmindo, Direktur PT Tabi Bangun Papua sekaligus pemilik CV Walibu,” tuturnya. (PMJ)