Subulussalam – Angka defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Kota (APBK) Subulussalam 2024 mencapai Rp161 miliar, memicu keresahan masyarakat. Kondisi ini dinilai sebagai bukti lemahnya langkah strategis Pj Wali Kota Subulussalam, Azhari, serta Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) dan Bappeda dalam mengatasi masalah keuangan daerah.
Masyarakat yang kecewa menilai tidak ada upaya serius dari pemerintah saat ini untuk menyelesaikan tumpukan utang yang ada. Bahkan, muncul dugaan bahwa hutang daerah justru semakin bertambah. “Honor perangkat desa sudah tujuh bulan belum dibayar, gaji tenaga kesehatan termasuk dokter spesialis juga tertunggak. Kota ini mau dibawa ke mana?” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Menurut warga, kehadiran Azhari sebagai Pj Wali Kota tidak membawa solusi yang berarti. “Alih-alih menyelesaikan masalah, justru muncul persoalan baru. BPKD dan Bappeda seakan tidak berfungsi untuk menyelesaikan masalah ini,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Masyarakat menyoroti bagaimana defisit ini akan menjadi beban berat bagi Wali Kota terpilih Haji Rasyid Bancin (HRB) dan wakilnya Nasir Kombih. Dengan visi dan misi mereka untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, utang besar yang ditinggalkan pemerintahan sebelumnya menjadi tantangan utama yang harus dihadapi.
Namun, optimisme tetap ada. HRB dan Nasir Kombih berkomitmen mencari solusi jangka panjang untuk menyelesaikan hutang ini. “Kami akan merapikan Pendapatan Asli Daerah (PAD), mengoptimalkan bantuan dari APBA Provinsi dan APBN, serta memanfaatkan jaringan yang ada, termasuk kedekatan HRB dengan tim Presiden Prabowo,” kata salah seorang pendukung pasangan tersebut.
Langkah-langkah strategis seperti mengelola PAD secara efisien, menjemput anggaran dari pusat, dan memperbaiki tata kelola keuangan daerah dianggap sebagai kunci untuk menyelesaikan masalah ini. “Jika dilakukan dengan serius, defisit ini bukan hanya akan teratasi, tapi juga membuka jalan untuk pembangunan yang lebih baik di masa depan,” ujar pengamat ekonomi lokal.
Kondisi ini menjadi ujian besar bagi pemerintahan baru. Masyarakat berharap HRB-Nasir Kombih mampu membuktikan kapasitas mereka sebagai pemimpin yang membawa perubahan nyata. “Kami yakin, dengan kerja keras dan dukungan semua pihak, Subulussalam bisa keluar dari krisis ini,” ujar salah satu tokoh masyarakat.
Dengan tekad dan visi yang kuat, Haji Rasyid Bancin alias HRB optimis defisit ini dapat diselesaikan. Ia menyebut langkah ini sebagai bentuk amal jariah untuk masa depan Kota Subulussalam. Masyarakat kini menanti gebrakan nyata dari pasangan pemimpin baru ini.