BANDA ACEH | Etika Politik merupakan asas dasar yang harus dimiliki oleh seorang Politisi apalagi Politisi yang menjabat sebagai Wakil Rakyat.
Beberapa waktu lalu Mahasiswa dari Dapil Vlll kabupaten Aceh Tenggara yang tergabung dalam IPMAT(Ikatan Pelajar Mahasiswa Aceh Tenggara) melaksanakan kegiatan demokratis dengan cara berunjuk rasa di gedung DPRA demi mengungkap tentang persoalan salah seorang anggota DPRA Dapil Vlll (Aceh Tenggara dan Gayo Lues) berinisial DNA dari Fraksi Partai Demokrat, pihak Mahasiswa mengaku mendapat berbagai ancaman dan perlakuan yang tidak menyenangkan.
Selama proses perencanaan unjuk rasa tersebut pihaknya menghadapi berbagai upaya yang dapat membatalkan rencana aksi tersebut, seperti adu domba antar senior dan junior, hingga rencana pencopotan jabatan ketua IPMAT, yang diduga direncanakan pihak DPR Aceh Dapil Vlll.
Dalam upaya mereka melakukan aksi unjuk rasa untuk menyuarakan fakta dan kebenaran tentang kondisi salah seorang anggota DPRA Dapil Vlll diduga dihalangi oleh Forum Bersama (Forbes) Dapil Vlll yang diketuai oleh Bapak Ali Basrah, Wakil Ketua II DPR Aceh.
Indikasi penggalangan tersebut sangat kita sayangkan, karena mencederai integritas beliau sebagai Dewa Perwakilan Rakyat juga mencederai asar dasar kebebasan berdemokrasi.
Hal itu menimbulkan pertanyaan publik tentang integritas Ali Basrah yang diduga mencoba mengintervensi gerakan Mahasiswa, bahkan Ali Basrah diduga merencanakan pencopotan ketua IPMAT apabila aksi unjuk rasa tetap dilaksanakan.
Dari kejadian ini saya menilai kekompakan Forbes Dapil Vlll sangat kuat. Namun, kuat dalam hal konyol dan seolah melakukan tindakan Abuse Of Power untuk kepentingan kroni, bukan untuk kepentingan Masyarakat.
Apabila sikap pejabat publik seperti ini seolah anti kritik sehingga menyusun kekompakan untuk mencoba menghalangi Mahasiswa bersuara, ini sangat berbahaya untuk kesehatan Demokrasi. (REL)