BARA NEWS – Sosok ulama Aceh yang di kenal Teungku bantaqiah, Lahir di desa Ulee jalan, Keude Sumot, Kecamatan Beutong, Nagan Raya, pada tanggal 20 Agustus 1948. Beliau mendirikan Dayah Babul Mukarramah pada tahun 1980. Teungku bantaqiah begitu malang nasibnya pada tanggal 23 juli 1999, dengan fitnah berbagai macam dan tuduhan yang di tujukan kepada ulama Aceh tersebut, sehingga terjadi pembantaian tepatnya di Beutong Ateuh.
Pada 23 Juli 1999, pasukan gabungan yang berada di bawah kendali operasi (BKO) Korem 011/Liliwangsa yang terdiri dari pasukan Yonif 131 dan 133 dengan didukung satu peleton pasukan dari Batalyon 328 Kostrad tiba di pemukiman warga di Beutong Ateuh melakukan penyerangan. Bahkan anak murid Teungku bantaqiah tewas sekitaran ratusan dan ada yang luka tembak.
Hari ini Selasa, 23 Juli 2024, tepatnya 25 tahun mengenang tragedi pembantaian Teungku bantaqiah 23 juli 1999, adapun demikian pembantaian Teungku bantaqiah salah satu pelanggaran hak azasi manusia (HAM) berat di Beutong Ateuh, sejarah yang menyentuh hati kami betapa sadisnya pembantaian Teungku bantaqiah kala itu, yang dituduh bagian dari Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan juga bagian yang menyembunyikan (GAM).
Teungku bantaqiah yang kelima di serang setelah rumoh Geudong,1990-1998, KNPI, 03 Januari 1999, Arakundo, 03 Februari 1999,
Simpang KKA, 03 Mei 1999, Beutong Ateuh, 23 Juli 1999. Kejadian yang kami sebutkan yaitu kejadian pelanggaran HAM berat yang harus di perhatikan serius oleh pihak pemerintah, sehingga trauma yang di alami oleh keluarga korban dan rakyat Aceh bisa menyembuhkan.
Kami ikut mengenang tragedi Teungku bantaqiah semoga kejadian yang menyebabkan pelanggaran ham berat tidak terjadi lagi di bumoe Aceh, Sejarah tidak bisa untuk di lupakan namun trauma harus bisa di sembuhkan.