Aceh Utara – Komitmen pelaksanaan Integrated Irrigation System and Agriculture Development Project (IISAP) yang didukung Asian Development Bank (ADB) di Kabupaten Aceh Utara mulai menunjukkan langkah konkret. Hal ini ditandai dengan terselenggaranya Konsultasi Bermakna di Kecamatan Seuneddon, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, Senin (11/8/2025) pukul 10.00 WIB hingga selesai.
Kegiatan ini dihadiri berbagai pemangku kepentingan, di antaranya BPBAP Ujung Batee, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh Utara, Camat Seuneddon, jajaran Polsek dan Bhabinkamtibmas, Babinsa, Danposlanal Seuneddon, para kepala desa (Matang Puntong, Matang Panyang, Cot Patisah, Lhok Puuk, Meunasah Sagoe), penyuluh perikanan, Imum Mukim Kuta Piadah, PMTC, fasilitator kecamatan, serta 19 kelompok pembudidaya ikan dan udang (Pokdakan) yang mencakup partisipasi aktif perempuan.
Program ini merupakan tindak lanjut dari Workshop Sosialisasi di Banda Aceh beberapa waktu lalu, yang membahas peningkatan infrastruktur, bimbingan teknis budidaya udang berkelanjutan, perlindungan sosial dan lingkungan, serta pengembangan usaha berbasis pembudidaya. Tujuan IISAP adalah mendorong kemajuan petani tambak, membangun silaturahmi, dan membantu mengatasi masalah di lapangan seperti penyakit dan kegagalan panen.
Kepala Balai BPBAP Ujung Batee, Wawan Cahyono Ashuri, S.Pi., M.Pi., dalam sambutannya menegaskan pentingnya sinergi dan partisipasi masyarakat. “Aceh Utara memiliki potensi tambak yang luas dan produktif. Konsultasi bermakna ini menjadi wadah bertukar pikiran untuk menyelesaikan hambatan di lapangan. Awal tahun depan diperkirakan pengerjaan fisik akan dimulai, termasuk perbaikan saluran irigasi di beberapa kilometer,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa keterlibatan masyarakat akan menjadi kunci keberhasilan, termasuk dalam kegiatan penanaman dan pembibitan mangrove demi menjaga kelestarian lingkungan. “Kami berharap dukungan penuh masyarakat agar program ini berjalan profesional dan berdampak positif,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala DKP Aceh Utara, Syarifuddin, ST, menyampaikan rasa syukur karena Seuneddon menjadi salah satu titik awal sosialisasi ADB IISAP KKP. “Ini bukan sekadar proyek, tetapi upaya mendorong ekonomi kerakyatan berbasis sumber daya lokal secara berkelanjutan. Potensi desa harus menjadi sumber kesejahteraan masyarakat. Program ini juga mengedepankan kesetaraan gender, mulai dari proses produksi hingga pascapanen,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya penanaman mangrove untuk menjaga stabilitas lingkungan serta pelatihan pembukuan keuangan keluarga bagi para pembudidaya. “ADB dan KKP hanya memfasilitasi. Yang memutar roda sesungguhnya adalah masyarakat,” tegas Syarifuddin.
Konsultasi bermakna ini menjadi babak awal rangkaian kegiatan ADB IISAP KKP di Aceh Utara. Program ini dirancang untuk menjawab tantangan klasik sektor tambak seperti irigasi yang tidak optimal, rendahnya produktivitas, hingga lemahnya kelembagaan ekonomi desa. Dengan pendekatan integratif, IISAP diharapkan mampu memperkuat ketahanan ekonomi pesisir dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Seuneddon khususnya, serta Aceh Utara umumnya, secara berkelanjutan. (*)