Kebohongan Publik dan Fitnah Terhadap Dinas PUPR: KSM dan Kepala Desa Padang Unoi Terancam Jerat Pidana serta UU ITE

Redaksi Bara News

- Redaksi

Senin, 8 September 2025 - 22:07 WIB

50775 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Simeulue | Aroma penyimpangan dalam proyek pembangunan tangki septik skala individual perdesaan untuk 25 Kepala Keluarga (KK) di Desa Padang Unoi, Kecamatan Salang, kian mencuat ke permukaan. Bukan hanya soal pelaksanaan proyek senilai Rp550 juta bersumber Dana Alokasi Khusus (DAK) 2025, melainkan juga pernyataan kontroversial dari Tim Pelaksana Kegiatan (TPS-KSM) dan Kepala Desa yang dinilai berpotensi menyesatkan publik sekaligus merusak nama baik instansi negara. Senin, (8/9/2025).

Proyek ini berdasarkan kontrak 660/94/SPK/SW/CK-DPUPR/V/2025 sejatinya wajib dilaksanakan dengan sistem swakelola penuh oleh KSM. Namun, Sekretaris TPS-KSM, M. Khais, justru menyebut bahwa semua bahan dan pekerjaan dikerahkan oleh Dinas PUPR, sementara pelaksana hanya menunjukkan titik lokasi dan mendapat bagian “FEE 5%”.

Tidak berhenti di situ, Kepala Desa Padang Unoi, Radinsya, turut menambahkan bahwa keberadaan pelaksana hanyalah “formalitas”, dan seluruh distribusi bahan dikendalikan penuh oleh Dinas PUPR. Pernyataan tersebut jelas bertolak belakang dengan dokumen resmi dan terkesan melempar tanggung jawab ke dinas teknis.

Keterangan yang saling silang ini menuai polemik serius. Kepala Dinas PUPR Simeulue, Zulfata, membantah tegas tuduhan tersebut.
“Skema proyek ini tetap swakelola. KSM adalah pelaksana utama, dinas hanya memberikan pembinaan dan pengawasan. Tidak ada yang namanya distribusi penuh dari dinas, kemudian yang mereka sebut itu fee itu, bukan fee akan tetapi itu biaya operasional KSM dan itu sesuai aturan,” tegasnya pada 6 Agustus 2025.

Fakta di lapangan semakin memperkuat dugaan adanya kejanggalan. Papan proyek baru terpasang setelah pekerjaan fisik berjalan, menyalahi prinsip transparansi publik. Hal ini menambah alasan kuat bagi masyarakat untuk menduga ada upaya menutupi fakta sebenarnya.

Aspek Hukum: Bisa Dijerat Pidana dan UU ITE

Dugaan keterangan palsu dan pencatutan nama instansi negara ini bukan persoalan sepele. Secara hukum, perbuatan tersebut dapat dijerat:

Pasal 242 KUHP: memberikan keterangan palsu di m   ka umum,

Pasal 310 KUHP atau Pasal 433 UU No. 1 Tahun 2023: pencemaran nama baik lembaga/instansi,

UU ITE: jika pernyataan disebarluaskan melalui media elektronik.

Advokat Idris Marbawi, SH.i menilai pernyataan yang berpotensi menyesatkan publik tidak bisa dianggap remeh.
“Kalau ada pihak yang dengan sengaja memberikan keterangan palsu di muka umum, apalagi sampai menyeret nama instansi negara, maka itu bisa masuk ke ranah pidana. Tidak hanya pasal pencemaran nama baik, tetapi juga keterangan palsu yang sanksinya jelas ada dalam KUHP. Bahkan jika penyebarannya dilakukan lewat media sosial atau elektronik, maka UU ITE dapat memperberat ancaman hukumannya,” jelas Idris.

Menurutnya, kasus ini perlu ditindaklanjuti aparat penegak hukum agar menjadi pelajaran bagi publik dan penyelenggara desa. “Setiap pejabat desa maupun pengurus KSM harus hati-hati dalam memberikan pernyataan. Jangan sampai malah terjerat pidana karena dianggap menebar kebohongan publik,” tambahnya.

Sejumlah tokoh masyarakat menilai kasus ini perlu segera diusut. “Kalau dibiarkan, masyarakat akan terbiasa menutup-nutupi fakta dan menyalahkan pihak lain, padahal aturan jelas KSM-lah yang bertanggung jawab,” ujar salah seorang warga Salang yang enggan disebutkan namanya.

Kini, desakan publik mengarah pada audit menyeluruh dan investigasi hukum. Bila benar ada manipulasi informasi dan fitnah terhadap instansi negara, maka para pihak terkait tidak hanya wajib dimintai pertanggungjawaban administratif, tetapi juga berpotensi mendekam di balik jeruji besi.

Kasus di Padang Unoi menjadi peringatan keras: setiap proyek dana publik harus diawasi secara ketat, dan siapa pun yang berani mengaburkan fakta dengan kebohongan, cepat atau lambat akan berhadapan dengan hukum. (BS)

Berita Terkait

Gempa Bumi Bermagnitudo 5,8 Guncang Sinabang, BMKG Imbau Warga Waspada
Mantan Pj Bupati Simeulue Serahkan SK Lahan Mantan GAM, Tapol/Napol dan Korban Konflik kepada Mualem
Bicara Pembangunan Pariwisata: Aktivis Mahasiswa Simeulue Jumpai Tazbir Abdullah, SH, M.Hum
Aktivis Mahasiswa, Mendesak DPRK Simeulue Bentuk Pansus Pengelolaan Keuangan Daerah
Mahasiswa Simeulue: konsisten kawal & Dukung Program Visi Pasangan Monas-Nusar
PUSDA: Pj Bupati Simeulue, Teuku Reza Fahlevi, Sukses Kawal Pilkada Damai
Hindari Perpecahan Usai Momentum Pilkada, Relawan Milenial Monas-Nusar Ajak Masyarakat Simeulue Kembali Bersatu
*Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Pilkada 2024 Kecamatan Salang: Transparan, Cepat, dan Damai*

Berita Terkait

Kamis, 23 Oktober 2025 - 10:36 WIB

Dolar Tembus Rp16.581: Kemenkeu Tetapkan Kurs Pajak dan Bea Masuk Periode 22–28 Oktober 2025

Rabu, 22 Oktober 2025 - 06:52 WIB

Purbaya Siap Tangkap Mafia Perdagangan, Targetkan Penyelundupan dan Under Invoicing

Rabu, 22 Oktober 2025 - 06:12 WIB

Menkeu Purbaya Muncul sebagai Idola Baru Politik, Gaya Koboi dan Sikap Tegasnya Dinilai Jadi Ancaman bagi Praktik Usang

Rabu, 22 Oktober 2025 - 05:34 WIB

Purbaya Tampil Bersahaja dan Tegas, Gibran dan Dedi Mulyadi Kian Redup di Panggung Politik Nasional

Rabu, 22 Oktober 2025 - 05:19 WIB

Menuju Era Baru Gemilang, Perisai SI Apresiasi Glenny Kairupan Jadi Dirut Garuda Indonesia

Selasa, 21 Oktober 2025 - 09:02 WIB

BNN dan PWI Perkuat Kolaborasi dalam Perang Melawan Narkoba

Selasa, 21 Oktober 2025 - 07:51 WIB

Puluhan Pabrik di Kawasan Industri Banten Tercemar Radiasi Cs-137, Pemerintah Telusuri Sumber Paparan Berbahaya

Selasa, 21 Oktober 2025 - 05:19 WIB

AMPG Konsultasi ke Polda Metro, Siapkan Laporan Terkait Dugaan Serangan terhadap Ketum Golkar Bahlil Lahadalia

Berita Terbaru