Gayo Lues — Bupati Gayo Lues, Suhaidi, mengajak para santri dan pesantren di seluruh wilayah kabupaten untuk ikut serta dalam program pengembangan kebun kopi yang saat ini menjadi salah satu prioritas pembangunan sektor pertanian daerah. Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri peringatan Hari Santri Nasional 2025 di halaman Pondok Pesantren Darul Hijrah, Kecamatan Blangpegayon, Rabu (22/10/2025).
Dalam sambutannya, Suhaidi menyampaikan bahwa program peningkatan luas kebun kopi merupakan hasil komunikasi langsung antara Pemerintah Kabupaten Gayo Lues dengan Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Ia menyebut, pemerintah pusat telah berkomitmen memberikan bantuan pengembangan kebun kopi seluas 1.600 hektare pada tahun 2025, dan meningkat menjadi 2.700 hektare pada tahun 2026.
“Baru-baru ini kami melakukan kunjungan ke Kementerian Pertanian. Kabupaten kita mendapatkan dukungan penuh untuk pengembangan kebun kopi. Ini peluang besar yang harus kita sambut bersama, termasuk oleh pesantren,” ujar Suhaidi.
Bupati juga mengimbau agar pesantren yang memiliki lahan, baik milik lembaga maupun milik orang tua santri, dapat menginformasikan datanya ke pemerintah melalui Dinas Pertanian atau langsung kepada dirinya maupun Wakil Bupati. Menurutnya, semakin cepat data masuk, semakin cepat pula program bisa dijalankan secara bertahap.
“Jika ada lahan satu atau dua hektare di sekitar pesantren, atau keluarga santri yang lahannya belum dimanfaatkan, tolong sampaikan. Nanti bisa kita bangunkan kebun kopi di sana,” ungkapnya.
Suhaidi meyakini, dengan adanya kebun kopi sendiri di lingkungan pesantren, kebutuhan konsumsi harian seperti bubuk kopi bisa dipenuhi secara mandiri. Ia menyampaikan hal ini bukan hanya akan mengurangi beban pengeluaran lembaga, tetapi juga menjadi contoh nyata efisiensi dan kemandirian pesantren berbasis pertanian.
“Kalau sudah punya kebun kopi sendiri, tidak perlu beli ke luar. Santri bisa panen sendiri, olah sendiri, dan minum hasil kebunnya sendiri. Ini bukan hanya efisien, tapi juga bentuk keberdayaan pesantren,” kata Suhaidi.
Di akhir sambutannya, Bupati Suhaidi menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, pondok pesantren, dan masyarakat dalam menyukseskan program tersebut. Ia berharap penguatan sektor pertanian, khususnya komoditas kopi yang menjadi andalan Gayo Lues, dapat menjadi salah satu motor penggerak ekonomi daerah.
“Mari sama-sama kita satukan kekuatan. Gayo Lues ke depan harus dibangun secara bersama, oleh semua elemen, termasuk kalangan pesantren. Kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan tugasan pemerintah saja. Semua harus ambil bagian,” tuturnya.
Pernyataan Bupati ini mendapat tanggapan positif dari para pimpinan pondok pesantren yang turut hadir dalam peringatan Hari Santri. Sejumlah pesantren di Gayo Lues tercatat memiliki lahan potensial yang belum dimanfaatkan secara maksimal dan dinilai cocok untuk pengembangan komoditas kopi unggulan. (Abdiansyah)