KUTACANE – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dari Fraksi Partai Golkar, H. Ali Basrah, S.Pd., M.M., menggelar kegiatan Reses II Tahun 2025 di Daerah Pemilihan (Dapil) VIII yang meliputi Kabupaten Aceh Tenggara dan Kabupaten Gayo Lues. Reses berlangsung selama sepekan, dari 2 hingga 9 Oktober 2025, dengan pengumpulan aspirasi masyarakat sebagai tujuan utama.
Salah satu titik pelaksanaan reses berlangsung di Desa Pulonas Gabungan, Aceh Tenggara. Pertemuan diwarnai rasa hangat dan antusias dari masyarakat setempat. Tokoh masyarakat LUK dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur atas kembali terpilihnya Ali Basrah sebagai wakil rakyat di tingkat provinsi.
“Kami bersyukur ada wakil dari daerah kami yang mampu memperjuangkan kepentingan masyarakat di tingkat provinsi,” ujarnya dengan nada penuh harap.
Dalam arahannya, Ali Basrah menegaskan bahwa kegiatan reses bukanlah sekadar ajang temu warga atau melepas rindu semata, melainkan sebagai sarana efektif untuk menjaring masukan dan mendengar persoalan yang dihadapi masyarakat secara langsung. Ia menyebutkan, suara dan harapan masyarakat di daerah pemilihan harus menjadi pijakan utama dalam menjalankan tugas legislasi dan pengawasan di tingkat provinsi.
“Reses ini bukan hanya ingin berjumpa dan melepas rindu, tetapi juga untuk mendengarkan langsung apa yang menjadi harapan dan permasalahan masyarakat,” ucap Ali Basrah dalam pertemuan tersebut.
Lebih lanjut, ia menjelaskan tentang arah pembangunan nasional yang tengah digencarkan pemerintah pusat, termasuk melalui penguatan tata kelola pemerintahan di daerah. Salah satunya adalah dengan memperkenalkan program Koperasi Merah Putih yang diinisiasi sebagai wadah transformasi ekonomi di tingkat akar rumput. Program ini, menurutnya, membuka ruang baru bagi desa menunjukkan kemandirian melalui pengelolaan ekonomi yang terstruktur.
Di hadapan masyarakat, Ali Basrah juga mendorong pemanfaatan dana desa secara lebih berorientasi pada pembangunan sumber daya manusia, khususnya generasi muda. Ia menganjurkan agar para kepala desa mempertimbangkan alokasi dukungan pendidikan tinggi bagi pemuda berprestasi dari desa setempat.
“Kita harus menyiapkan generasi muda yang siap mengelola program ekonomi seperti dana merah putih ini,” katanya.
Isu pembangunan infrastruktur juga menjadi perhatian dalam sesi dialog tersebut. Ia menyampaikan fakta tentang kondisi pembangunan yang belum merata di Aceh Tenggara. Salah satu persoalan utama yang disorot adalah kerusakan jalan desa yang menyulitkan masyarakat dalam menjual hasil pertanian ke pasar.
“PAD Aceh hanya sekitar Rp8 triliun, sedangkan PAD Aceh Tenggara yang riil hanya sekitar Rp30 miliar. Dengan kondisi ini, wajar bila anggaran pembangunan masih terbatas. Tapi kita tidak bisa menyalahkan pemerintah, melainkan harus bersama-sama mencari solusi,” jelasnya.
Politisi Partai Golkar itu mengajak warga untuk turut berkontribusi dalam proses pembangunan melalui partisipasi aktif, tanpa hanya bergantung pada bantuan pemerintah. Menurutnya, pembangunan harus menjadi gerakan kolektif antara masyarakat dan penyelenggara negara.
Menutup kegiatan resesnya, Ali Basrah mengajak warga untuk menjaga semangat gotong royong dan terus mendukung pembangunan berkelanjutan di wilayah Aceh Tenggara dan Gayo Lues.
“Mari kita terus jaga semangat persatuan, kebersamaan, dan bergotong-royong untuk membangun daerah ini ke arah yang lebih baik,” katanya mengakhiri pertemuan.
Kegiatan reses ini menjadi salah satu bentuk pertanggungjawaban moral dan politik anggota dewan kepada konstituennya. Dalam suasana yang terbuka dan penuh keakraban, masyarakat menyampaikan harapan akan hadirnya solusi konkret atas persoalan yang mereka hadapi, sekaligus berharap agar keberadaan wakil rakyat seperti Ali Basrah dapat terus menjadi jembatan antara kebutuhan daerah dan kebijakan pemerintah di tingkat provinsi.
Laporan : Deni Affaldi














































