BARANEWS | Relawan kita tetap stay di Gaza. Ini adalah wakil dari rakyat Indonesia, mata telinga rakyat Indonesia,” kata Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad.
Per Rabu (11/10), Rumah Sakit Indonesia di Bayt Lahiya, Gaza Utara, menyebut telah menangani 150 korban jiwa dan 800 korban luka, sejak serangan balik Israel ke kawasan Gaza pada Sabtu (7/10).
Banyaknya jasad yang berdatangan sempat tak tertangani pihak RS, sehingga tergeletak di luar.
Kondisi itu memancing lembaga kemanusiaan MER-C untuk mengirim tim WNI serta bantuan ke sana, mengingat semakin menipisnya peralatan medis serta nakes lokal yang dikhawatirkan mulai kewalahan.
Tim berisi lima orang: satu dokter ortopedi, satu dokter anestesi, dua insinyur, dan satu pembantu insinyur.
Selain membantu nakes di sana, MER-C juga berencana menjajaki pembangunan poliklinik—yang diakui terkendala perizinan—di samping bangunan RS, serta pendistribusian bantuan jelang musim dingin di Gaza.
Relawan WNI juga diinstruksikan tetap tinggal di sana dan ‘menjaga diri’. Mereka—selama ini tinggal di samping bangunan RS—akan berpindah ke ruang bawah tanah bangunan RS, jika kondisi semakin memburuk.
Sementara itu, tim MER-C masih berkomunikasi dengan Kementerian Luar Negeri RI, untuk proses menuju Mesir hingga akhirnya memperoleh akses melewati perbatasan Gaza.
Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun menyatakan apresiasinya terhadap komitmen kuat Indonesia yang mendukung perjuangan bangsa Palestina, mulai tingkat pemerintah hingga rakyatnya.
Hingga kini, otoritas Gaza mencatat setidaknya 1.350 orang tewas dan 6.000 lebih lainnya luka-luka sejak serangan Hamas-Israel pada Sabtu (7/10).
Sementara itu, Israel mencatat 1.300 warganya tewas. Sekitar 1.500 jasad militan Hamas disebut ditemukan pihak Israel di wilayahnya. (VOA)