YARA: Larangan Bank Konvensional di Aceh Melanggar Konstitusi

Redaksi Bara News

- Redaksi

Sabtu, 27 Mei 2023 - 14:31 WIB

50445 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BANDA ACEH, BARANEWS | Safaruddin, SH, MH mengatakan bahwa larangan bank konvensional dalam Qanun LKS melanggar konstitusi. Hal ini disampaikan dalam diskusi tentang “Revisi Qanun LKS, Perlukah?” yang diadakan oleh Prodi Hukum Ekonomi Syariah (HES), Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah (HIMAHESA) dan YARA pada Jumat 26 Mei 2023 di Ruang Theater Fakultas Syariah dan Hukum.

Kedua, ia mengatakan bahwa qanun LKS seharusnya hanya mengatur tentang lembaga keuangan syariah, bukan bank konvensional. Sehingga dalam kesempatan ini dia mendorong agar revisi qanun LKS untuk memfokuskan saja pada lembaga keuangan syariah. Misanya pada Pasal 2, dinyatakan bahwa lembaga keuangan yang beroperasi di Aceh harus berdasarkan prinsip syariah “. Kemudian Pasal 65, “…lembaga keuangan yang beroperasi di Aceh wajib menyesuaikan dengan Qanun ini paling lama 3 (tiga) tahun…” Menurut Ketua YARA, usulan revisi agar menambah kata “syariah” pada kedua pasal tersebut, setelah kata lembaga keuangan – sehingga menjadi “lembaga keuangan syariah…” Hal ini menurutnya, Qanun ini hanya khusus untuk mensyariahkan perbankan syariah, agar perbankan syariah menjadi lebih syariah. Bukan sebaliknya mengatur perbankan konvensional. Usul Safaruddin yang juga ketua Ikatan Advokasi Indonesia (IKADIN) Propinsi Aceh

Ketiga, Safaruddin berpendapat bahwa bunga pada perbankan konvensional itu tidak riba. Karena menurutnya, ada sebagian ulama/Mufti di Mesir membolehkan bunga perbankan konvensional. “persoalan bunga pada bank konvensional itu masalah khlifiyah”. “Beberapa negara muslim lainnya, seperti di Malaysia masih beroperasi bank konvensional, dan itu memberi peluang pekerjaan bagi rakyatnya”. Lanjutnya.

Menanggapi hal tersebut, ketua Prodi HES, Dr.iur Chairul Fahmi yang menjadi moderator sekaligus penanggap atas pemikiran ketua YARA mengatakan bahwa secara konstitusi, Qanun LKS adalah perintah UU, pasal 2 UU No.44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaaan Aceh, Pasal 125, 126, 127, dan 154 UU No.11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA), dan Pasal 21 Qanun No.8 Tahun 2014 tentang Pokok-Pokok Syariat Islam di Aceh. Jadi Qanun LKS sudah konstitusional. Kedua, gugatan YARA terkait hak konstitusionalnya untuk mendapatkan layanan perbankan konvensional di Aceh, telah ditolak oleh pengadilan dan sudah Inkrah setelah adanya putusan Mahkamah Agung.

Kedua, menurut Fahmi, pengaturan Qanun LKS si Aceh bersifat asas territorial dan personalitas. Asas teritorial, bermakna Aceh mempunyai kedaulatan sebagai wilayah khusus yang menjalankan syariat Islam dalam segela aspek, termasuk dalam bidang muamalah atau lembaga keuangan. Sebagai daerah keistimewaan, juga berlaku asal “lex special derogat legi generalis”. Dalam kontek ini, maka Qanun LKS memerintahkan semua lembaga keuangan harus didasarkan pada prinsip syariah, sebagaimana dinyatakan pada Pasal 2, Juncto Pasal 65 QLKS. Begitu juga dengan asas personalitas, dimana kewajiban itu berlaku bagi setiap orang yang beragama Islam atau badan hukum yang bertempat tinggal di Aceh, dan setiap badan usaha/badan hukum yang melakukan transaksi keuangan dengan pemerintah Aceh. Artinya, jika ada lembaga keuangan (berbadan hukum) di Aceh harus juga menyesuaikan dengan Qanun tersebut berdasarkan doktrin dan asas hukum tersebut.

Baca Juga :  Kabid Humas Polda Aceh beserta Jajaran Ikuti Workshop Manajemen Media

Ketiga, terkait dengan hukum bunga bank sebagai hal yang khilafiyah memang benar, karena ada sebagian ulama di dunia yang menyatakan bunga bank tidak sama dengan riba. Namun Fatwa DSN tahun 2000 menyatakan bahwa bunga bank tidak sesuai dengan syariah dan dikuatkan dengan Fatwa MUI No.1 Tahun 2004 bahwa bunga (interest), berupa tambahan yang dikenakan dalam transaksi pinjaman adalah riba. Dalam konteks Aceh, menurut Fahmi, “boleh saja praktek bank konvensional dikembalikan, jika ada Fatwa MPU yang menyatakan bahwa bunga bank itu bukan riba, tapi saya nyakin, fatwa itu tidak ada”.

Namun demikian, terkait dengan usul revisi. Menurut ka.Prodi HES ini sah-sah saja dan setuju sebagai upaya memperkuat peran QLKS, agar fungsi perbankan syariah benar-benar menjadi rahmatal lil “alamin.

Sementara ketua HIMAHESA, Aulia Rahmatullah mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk membuka wacana kritis mahasiswa, khususnya dari mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah terhadap polimik QLKS. Lebih lanjut dia menyatakan, “kami selaku ketua HIMAHESA bangga dengan banyaknya antuisme mahasiswa dan kepeduliaan mereka terhadap pro-kontra Qanun LKS yang sedang diperbincangkan oleh berbagai kalangan di Aceh. Dengan adanya diskusi ini, kami harapkan mahasiswa dapat menilai secara objektif dan kritis terkait pandangan berbeda dalam menanggapi QLKS ini”. Lanjut aktivis muda ini. (RED)

Berita Terkait

Kak IIN Siap Dukung Visi-Misi Muallem-Dekfadh Untuk Makmurkan Aceh Hingga Pelosok Desa
SEMMI Banda Aceh Apresiasi Kinerja Polresta Kota Banda Aceh : Ini Patut Diacungi Jempol
Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat, Aceh Terima Rp. 4,73 T Dana Desa Untuk 6.497 Desa
Bagus Kinerja Se-Tahun Penuh, Kader SEMMI Aceh Memberikan Apresiasi Kapolresta Banda Aceh
Mengawali Tahun 2025 seluruh Hakim Tinggi dan Pegawai PT BNA menandatangani Pakta Integritas
Aminullah Usman Ajak Pendukung Persiraja Tampil Kompak dengan Nuansa Oranye pada Laga Lawan Dejan FC
Ketua IJTI Aceh Apresiasi Polri atas Komitmen dan Dukungannya dalam Menjaga Kemerdekaan Pers
Ketua DPW PAN Aceh: Aplikasi Polri Presisi Mudahkan Pelayanan kepada Masyarakat
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 2 Januari 2025 - 15:21 WIB

Polisi Selidiki Kecelakaan Laka Lantas di Km 77 Muara Tiga, Lima Orang Meninggal Dunia

Kamis, 2 Januari 2025 - 13:25 WIB

Pj. Bupati Pidie Drs. Samsul Azhar Resmikan Tugu Aneuk Mulieng Sebagai Ikon Peradaban Pidie

Kamis, 2 Januari 2025 - 13:18 WIB

Sang Pencetus Tugu Aneuk Mulieng Sabagai Simbol Kejayaan Pidie yang Diresmikan Megah

Rabu, 1 Januari 2025 - 05:03 WIB

Polres Pidie Raih Tren Positif 2024, Pemuda Aceh Apresiasi Kepemimpinan AKBP Jaka Mulyana

Selasa, 31 Desember 2024 - 16:13 WIB

Pj. Bupati Pidie Resmi Luncurkan SIMRS dan RME Rumah Sakit Tgk. Chik Ditiro

Senin, 30 Desember 2024 - 13:52 WIB

PJ. Bupati Pidie Drs. Samsul Azhar Launching 26 BLUD Puskesmas Di Kabupaten Pidie

Minggu, 29 Desember 2024 - 15:13 WIB

Kritik terhadap Jalan Simpang Beutong-Laweung, Pengamat Politik: Harus Berdasar Data dan Fakta

Kamis, 26 Desember 2024 - 21:56 WIB

Ditreskrimsus Polda Aceh Tertibkan Tambang Emas Ilegal di Pidie

Berita Terbaru

NASIONAL

Presiden Menerima Kunjungan Sejumlah Menteri di Istana Bogor

Sabtu, 4 Jan 2025 - 12:33 WIB

NASIONAL

Operasi Lilin 2024 Resmi Ditutup

Sabtu, 4 Jan 2025 - 12:31 WIB

NASIONAL

Regulasi Media Siber Jawa Barat: Mencari Keterbukaan

Sabtu, 4 Jan 2025 - 11:22 WIB