Banda Aceh | Dilansir dari berbagai sumber,bahwa Ribuan Rumah Layak Huni telah dibangun Dikabupaten Gayo Lues bahkan pembangunan Rumah Layak Huni tersebut telah dimulai dari masa pemerintahan defenitif Ibnu Hasyim menjadi Bupati Gayo Lues pertama.
Hal ini dipaparkan ketua LSM Forum Masyarakat Pembela Kebenaran (FMPK), Gayo Lues Safarudin Telpi, kepada media Selasa. (10/9/2024). Kemudian dilanjutkan kembali semasa pemerintahan Ibnu Hasyim yang dua periode menjabat sebagai Bupati Gayo Lues.
Kemudian diteruskan kembali oleh pemerintahan Bupati Selanjutnya H. Muhammad Amru dan Said Sani.
Bahkan Pemerintah Provinsi Aceh juga tidak ketinggalan memberikan bantuan rumah layak huni Untuk Kabupaten Gayo Lues, seperti contoh ditahun 2020 pemerintahan Aceh membangun rumah layak huni Dikabupaten Gayo Lues sebanyak 87 unit.
Dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perumahan melanjutkan peningkatan hunian layak salah satunya dengan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) telah Dikabupaten Gayo Lues sebanyak 485 unit.
“Ditambahkan kembali oleh Safaruddin Telpi,Selain itu Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), terus mendorong ketersediaan hunian layak huni bagi masyarakat melalui sejumlah program.
dan Salah satu program yang sedang digalakkan untuk mencapai tujuan tersebut adalah Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), atau lebih dikenal dengan program bedah rumah pemerintah.
Program yang dijalankan Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perumahan ini, diperuntukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR agar bisa memiliki rumah layak huni.
Adapun target dari program ini adalah mengurangi jumlah rumah tidak layak huni atau RTLH di Indonesia hingga 74% pada tahun 2024 ini”, ungkap Safarudin Telpi.
Sebagaimana kita ketahui bahwa Dana apa saja yang diterima oleh penerima rumah Rehab alias bedah yang ada Dikabupaten Gayo Lues Penerima bantuan bedah rumah pemerintah ini akan mendapatkan uang tunai kurang lebih senilai Rp.20 juta, untuk meningkatkan kualitas huniannya.
Dana tersebut terbagi menjadi Rp.17, 5 juta untuk membeli bahan bangunan, serta sisanya Rp.2,5 juta untuk upah tukang.(TIM)