Pilkada 2024 : Antara “Asa” dan “Trauma”

Redaksi Bara News

- Redaksi

Senin, 29 Juli 2024 - 13:13 WIB

50258 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : Syahril Ramazan (Mahasiswa Prodi Kesejahteraan Sosial UIN Ar-raniry)

Desas desus gaungan perebutan Kursi empuk kekuasaan di bumoe indatu atau lazim khalayak menyebutnya dengan sebutan “Bumi serambi mekkah” kini menjadi komsumsi publik, warung kopi salah satu tempat tersyahdu para penikmat politik “Mempertengkarkan” argumentasi mendukung jagoannya, sebahagian nya lagi sedang “Mempola” Masyarakat sebagai komsumsi politik untuk membersamainya mendeklarasi salah satu sosok yang berhajat terhadap kekuasaan.

Berbagai sosok telah memunculkan dirinya sebagai sang petarug dalam perebutan kursi kekuasaan seperti Ketua Umum partai Aceh H. Muzakir manaf (Mualem) yang sudah mendapatkan Golden tiket dari partai yang berdiri dari hasil perdamaian antara GAM dengan Republik Indonesia serta tak lupa pula partai yang didirkan oleh rekan sejawatnya yang dulu “Berseteru kini menjadi satu regu” yakni partai Gerindra besutan Prabowo subianto, rasanya tak perlu menjelaskan siapa sosok tersebut. Kemudian ada T.M Nurlif ketua DPD Golkar Acet saat ini di isukan sedang melakukan berbagai diplomasi politik guna mendapat dukungan dari beberapa partai sebagai syarat mencalonkan diri dari jalur non independent, lalu ada nama Pj gubernur aceh Bustami hamzah yang saat ini balihonya bertebaran di beberapa sisi kota banda aceh dan beberapa wilayah di provinsi aceh.

Serta ada beberapa nama yang diisukan juga akan bertarung seperti 2 sosok “speaker off sub contry” Sudirman atau haji uma Anggota DPD RI dan Nasir jamil anggota komisi III DPR-RI.

Masyarakat sebagai komsumsi politik tentu menaruh banyak sekali asa dan harapan bagi mereka-mereka yang memiliki nafsu berkuasa di tanoh indatue ini, mulai dari isu-isu kesejahteraan sosial, Pembangunan ekonomi, kekuatan syariat islam, dan pemabngunan insfrastruktur yang memadai.

Masih banyak beberapa wilayah di Aceh yang masyarakatnya hidup dalam ketimpangan dan non kesejahteraan.

Secercah harapan lahir dari Masyarakat agar kelak hidupnya tercukupi dan penuh dengan kebahagiaan minimal dalam jangka 5 tahun kedepan.

Namun, begitu banyak harapan ini juga pernah kami bangun pada pesta demokrasi beberapa masa yang telah lampau, akan tetapi harapan tersebut sirna, Masyarakat masih hidup dalam kondisi ketimpangan dibuktikan dengan data Badan Pusat Statistik aceh masih menjadi provinsi yang menjadi Juara bertahan sebagai daerah termiskin se Sumatra di Tengah begitu banyak sumber daya yang ada.

Izinkan saya menuliskan sekilas paradoks yang terjadi saat pesta demokrasi masa lampau yang terjadi dalam bungkus Bahasa yang sedikit dramatis dan dilematis.

“ Sorak gembira dan tepuk tangan saat sang Raja datang menjumpai rakyatnya begitu bergumuruh,sang raja tak henti-henti dalam menyampaikan butiran-butiran kata mutiara nya, Seakan-akan akan ada sinaran mentari indah di esok pagi berkat Kata nan elok yang iya utarakan.

Setelah sang raja pamit dan bergegas untuk kembali pulang,Rakyat kembali seperti biasa,senyum yang sempat terukir kini kembali pudar karna memikirkan dimana ia akan berhutang lagi untuk makan hari ini, pengangguran kembali menghabiskan waktunya di warung kopi.

Sang raja salah paham,ia berceramah tentang keadilan padahal rakyatnya dalam kondisi ketidakadilan” kira-kira begitulah drama yang terjadi secara turun temurun di bumi seramo mekkah ini.

Sebagai penutup, penulis menitipkan pesan pada sosok-sosok yang akan menjadi “Mempelai” pada pesta demokrasi 5 tahunan ini, “ Sudahlah, sudahilah drama yang anda buat untuk masyarakat demi meraup suara.

berjuanglah dengan tulus dan memang untuk mengabdi pada negeri, jangan untuk oligarki, kekayaan pribadi dan rekan sejawat atau bahkan hanya untuk sumber pemuas nafsu kekuasaan, kami Lelah dengan tontonan kemiskinan yang melanda, letih rasanya melihat mafia-mafia berdasi dan berpakaian dinas, pencintraan yang tak pernah usai, konflik karna kepentingan serta menutup mata di atas ketidak adilan.

Berita Terkait

Perpustakaan Sekarang: Tempat Belajar atau Hangout?
Mahasiswa VS AI : Siapakah Yang Lebih Cerdas
Bunda Ana, Istri Mualem Gubernur Aceh, Apresiasi Inovasi Keumamah Katsuobushi PT Suree Aceh
Pengurus PWI Nagan Raya Resmi Dilantik 1 Dekade PWI Nagan Raya tahun 2025 ini Ada 28 orang/lembaga Penerima Anugerah
Malam Anugerah 1 Dekade PWI Nagan Raya Camat Seunagan Timur Terima Penghargaan
RAPI Nagan Raya Ucapkan Selamat Atas 1 Dekade PWI Nagan Raya Dan Pengukuhan Pengurus Baru
Raja Sayang Wabup Nagan Raya Hadiri Pembukaan MTQ Ke-37 Provinsi Aceh di Pidie Jaya
Surat Kaleng dan Opera Kaleng-Kaleng

Berita Terkait

Kamis, 6 November 2025 - 17:57 WIB

LIRA Desak Dinas Perizinan Aceh Segera Segel Kembali PT HOPSON yang Diduga Masih Tetap Beroperasi

Kamis, 6 November 2025 - 17:28 WIB

KPK Serahkan Tanah Rampasan Negara untuk Pemerintah Aceh: Bukti Nyata Komitmen Antikorupsi

Kamis, 6 November 2025 - 12:46 WIB

Bunda Ana, Istri Mualem Gubernur Aceh, Apresiasi Inovasi Keumamah Katsuobushi PT Suree Aceh

Rabu, 5 November 2025 - 22:20 WIB

Bea Cukai Aceh Gelar Edukasi Kesehatan, Dorong Pegawai Tingkatkan Kepedulian terhadap Pencegahan Kanker dan Tumor

Rabu, 5 November 2025 - 14:58 WIB

Prof. Marniati: Negara Jangan Abai, Tuntaskan Kasus Kematian Pemuda Aceh di Sibolga!

Rabu, 5 November 2025 - 11:09 WIB

Aceh Siap Kirim Pemain ke Eropa! Akademi Sepak Bola ASSIPA-SIS Resmi Dibuka Januari 2026

Rabu, 5 November 2025 - 01:32 WIB

Pelantikan dan Pelatihan Dasar Organisasi serta Rapat Kerja Himabis Periode 2025–2026

Rabu, 5 November 2025 - 01:30 WIB

Pelantikan BEM FKIP & FISIP Universitas Al Washliyah Darussalam Banda Aceh Periode 2025/2026

Berita Terbaru