Oleh: Dr. Muhammad Syarif, S.Pd.I, MA
Dalam peringatan 80 tahun kemerdekaan Indonesia, peluncuran seri perangko khusus yang menampilkan wajah para pendiri bangsa, termasuk Dr. Mr. Teuku Moehammad Hasan, Pahlawan Nasional dari Aceh, merupakan langkah yang sangat positif dan bermakna. Perangko ini bukan sekadar alat tukar, melainkan media efektif untuk mengenalkan pahlawan kepada generasi muda. Ini adalah cara cerdas untuk memastikan bahwa sejarah tetap hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Dr. Mr. Teuku Moehammad Hasan dikenal sebagai tokoh penting dalam sejarah perjuangan bangsa, dengan segudang kiprah dan jabatan penting yang ia emban. Beliau adalah satu-satunya perwakilan dari Sumatera di Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), yang menjamin aspirasi dari ujung barat Nusantara terwakili dalam perumusan dasar negara. Tidak hanya itu, beliau juga ditunjuk sebagai Gubernur Provinsi Sumatera pertama pada 22 Agustus 1945. Di tengah masa sulit pasca-kemerdekaan, beliau juga mengemban jabatan penting sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Kabinet Darurat Republik Indonesia (PDRI), bahkan merangkap jabatan sebagai Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri. Kiprahnya ini menunjukkan dedikasi dan kepercayaan besar yang diberikan negara kepadanya.
Perangko ini berfungsi sebagai jembatan visual yang menghubungkan generasi sekarang dengan masa lalu, mengingatkan kita pada jasa-jasa beliau sebagai putra terbaik Aceh yang turut merancang fondasi negara. Namun, keberadaan perangko ini juga menjadi pengingat bagi kita semua bahwa menghargai jasa pahlawan tidak cukup hanya dengan mengenang. Kita harus memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai perjuangan yang mereka tinggalkan. Teuku Moehammad Hasan adalah seorang intelektual yang berjuang lewat jalur pendidikan dan diplomasi, bukan hanya dengan senjata. Semangatnya untuk mendidik bangsa dan membangun pemerintahan yang teratur adalah warisan paling berharga yang harus kita teruskan.
Dengan demikian, seri perangko ini adalah cara luar biasa untuk mengabadikan Teuku Moehammad Hasan. Ini adalah simbol nyata bahwa bangsa Indonesia tidak melupakan pahlawan-pahlawannya. Lebih dari sekadar alat tukar, perangko ini adalah inspirasi bagi kita untuk melanjutkan perjuangan mereka dengan cara yang relevan di era ini: dengan kecerdasan, integritas, dan dedikasi untuk membangun bangsa yang lebih baik. Dalam konteks 80 tahun kemerdekaan, inilah makna sejati dari peringatan: mewujudkan cita-cita para pahlawan dengan aksi nyata. (*)
(Penulis adalah Dosen FAI Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh)