Tapaktuan – Tangis haru mewarnai momen bersejarah di Pesantren Madrasah ‘Ulumul Qur’an Aceh Selatan (MUQAS). Saat membacakan sambutan Bupati Aceh Selatan, Plt. Sekda Dr. Masrizal, M.Si. sempat terhenti karena air mata tak terbendung. Suasana penuh kekhusyukan itu muncul ketika Syarifah Nayla Syamil, santriwati kelas akhir MUQAS, berhasil menuntaskan Tasmi’ Bil Ghaib 30 Juz perdana di hadapan para guru, ulama, keluarga, dan tamu undangan.
Dalam sambutannya, Masrizal menegaskan dukungan penuh pemerintah terhadap penguatan pendidikan Islam di Aceh Selatan. “Selamat kepada Syarifah Nayla Syamil. Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan akan terus mendukung program-program pendidikan Islam, termasuk penguatan hafizh dan hafizah. Keberhasilan ini bukti bahwa Aceh Selatan mampu melahirkan generasi Qur’ani, sejalan dengan cita-cita kita menjadikan daerah ini Islami, religius, dan berkarakter,” ujarnya dengan penuh rasa syukur.
Tasmi’ Bil Ghaib sendiri merupakan tradisi menguji hafalan Al-Qur’an 30 Juz dalam sekali duduk tanpa melihat mushaf. Tradisi ini bukan hanya mengukur kualitas hafalan (mutqin), tetapi juga menjadi motivasi kuat bagi santri lain untuk terus menjaga dan memperdalam Al-Qur’an. Momen tersebut kian bermakna karena hadirnya tokoh-tokoh penting, di antaranya Ketua MPU Aceh Selatan Abon Tgk. H. Teuku Armia Ahmad, jajaran pemerintah daerah, serta keluarga besar Yayasan ‘Ulumul Qur’an.
Direktur MUQAS, Tgk. Dr. (Cand). Muhammad Ridho Agung, S.Pd., M.Ag., menyampaikan apresiasi mendalam atas suksesnya kegiatan perdana ini. Menurutnya, keberhasilan Nayla Syamil tidak lepas dari kerja sama solid tim pengajaran, kurikulum, dan pengasuhan di MUQAS. “Tasmi’ Bil Ghaib 30 Juz adalah program terobosan yang kami dedikasikan bagi santri dan alumni. Kami berharap MUQAS terus menjadi pelopor keilmuan Al-Qur’an di Aceh Selatan, hingga kelak mampu melahirkan institut ilmu Al-Qur’an yang berdaya saing global di Bumi Pala,” ungkap Tgk. Ridho.
Ia menegaskan, potensi besar ini semakin nyata karena dalam satu dekade terakhir, MUQAS berhasil membangun tradisi Qur’ani yang kokoh. Program tasmi’ menjadi tonggak baru perjalanan pesantren memasuki dekade kedua dengan visi yang lebih luas. “Sejarah telah mencatat, hari ini Aceh Selatan melahirkan tasmi’ bil ghaib 30 juz perdana yang dipersembahkan oleh ananda Syarifah Nayla Syamil binti Said Muzammil Alaydrus,” tambahnya.
Kepala Pengajaran dan Kurikulum MUQAS, Ust. Muhammad Ragil Ichfa, Lc., menegaskan bahwa tasmi’ perdana ini menjadi bukti kesungguhan santri menjaga amanah ilahi. “Allah memberikan taufiq kepada siapa yang Ia kehendaki. Perjuangan Syarifah Nayla menunjukkan betapa berat menjaga hafalan, namun dengan izin Allah ia mampu menuntaskan bacaan dari juz 1 hingga 30 tanpa mushaf. Ini bukan sekadar prestasi, melainkan teladan perjuangan,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Kepala Pengasuhan Asrama MUQAS, Ust. Muhammad Andri Fihkri, M.Pd.I. Ia menilai Syarifah Nayla telah menunjukkan bakat dan kesungguhan sejak SMP. “Al-Qur’an adalah teman setia orang beriman. Jika kita tinggalkan, justru kita yang akan layu. Pesan saya kepada ananda Syamil, jangan pernah tinggalkan Al-Qur’an kapan pun dan di mana pun,” tegasnya.
Kegiatan ini mendapat sambutan hangat masyarakat Aceh Selatan. Dukungan pemerintah, baik dari Dinas Dayah Provinsi Aceh, Pemkab Aceh Selatan, maupun Kementerian Agama RI, sangat diharapkan agar MUQAS terus berkembang. Dengan fasilitas yang lebih memadai, pesantren ini diyakini mampu melahirkan lebih banyak hafizh dan ilmuwan Qur’an untuk masa depan.
Program tasmi’ bil ghaib 30 juz perdana ini tak hanya menjadi kebanggaan pesantren dan keluarga santri, melainkan juga simbol kebangkitan pendidikan Al-Qur’an di Aceh Selatan. Sebuah penanda bahwa bumi pala ini tengah melangkah mantap menuju generasi Qur’ani yang berkarakter, berilmu, dan berdaya saing. (*)