Gayo Lues – Seperti sudah menjadi kebiasaan acuh, Badan penanggulangan bencana dinilai terkesan tutup mata, tingginya curah hujan beberapa Minggu terahir pemerintah pada badan penaggulangan bencana adem – adem saja, meski permukiman warga mulai menjadi sasaran banjir.
Tidak ada himbauan, tidak aktif melacak situasi bencana bahkan terkesan menghiraukan kondisi permukiman warga kian hari semakin memburuk, digerus sungai lokasi rumah masyarakatnya, meningkat debit sungai harusnya pihak Badan Penanggulangan Bancaan Daerah mengerti, kebiasaan ini sudah berlarut – larut dari tahun ke tahun seperti sudah biasa. Sabtu, (12-10-2024).
Munandar warga Desa Rema Baru sampaikan kekesalannya kepada media ini, pasalnya rumah tempat kediamannya sejak tahun lalu sudah melambai – lambai butuhnya bantuan BPBD hingga saat ini belum juga hadir bantuan perbaikan, sehingga sungai aih kurik yang berada di pinggir rumahnya berlahan mendekat, nyaris roboh.
“Bagaimana kita tidak kesal, curah hujan seperti ini sudah pasti meningkat debit air, sekarang sudah dipinggir rumah saya aih kurik ini, sudah menggerus pondasi jembatan, belum jembatan menjadi ketakutan kami akan roboh, lain lagi pondasi pada rumah saya sudah menjadi landasan debit air besar itu, dari tahun lalu saya sudah meminta perbaikan, seakan keselamatan kami bukan hal penting, lokasi yang bukan dampak bencana, diprioritaskan di benahi, lokasi yang tidak akan ada korban jiwanya lebih utama menjadi sasaran program perbaikan anggaran bencananya, apa itu adil terhadap masyarakat”, kesal Munandar.
Dampak lokasi bencana harusnya menjadi pusat perhatian pemerintah melalui BPBD, keselamatan warga harusnya lebih penting dari pada lahan, BPBD harusnya mengutamakan mana yang prioritas mana yang pasilitas.
Gayo Lues daerah perbukitan gampang terjadinya gerusan air, pada lahan dan permukiman warga, jika sungai atau perbaikan sepadan sungai dengan cara gali pasir dari dalam sungai untuk bak penampungan debit air, hal itu hanya membuat sungai semakin deras dan menyeret pasir di hulu ke lokasi pengerukan, apa itu tidak pernah menjadi rencana matang perbaikan sepadan sungai, jika hal tersebut terus dilakukan maka BPBD layak di sebut Badan Pencipta Bencana Daerah.
Pasalnya banyak terendus dari pembicaraan masyarakat pekerjaan galian perbaikan sungai hanya merusak lahannya.
“Ismail Aman. Samsul bernasib yang sama rumah kediamannya nyaris hanyut terbawa sungai, ia tampak kecewa terhadap Pemerintah Kabupaten Gayo Lues, pada saat dia butuhkan pemerintah entah dimana, tingginya curah hujan membuat dirinya tampak pasrah dan berserah diri kepada yang maha kuasa”, bincangnya. (Red)