Penulis : Shafiraturrahmah (3062024012)
Mahasiswi Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, IAIN Langsa
Nafs secara umum jika dikaitkan dengan hakikat manusia menunjukkan kepada fitrah manusia yang berpotensi baik dan buruk. Nafs memiliki sifat lembut (laif) dan rabbānī, ia adalah al-ruh sebelum bersatu dengan jasad. Menurut Al-Kindi, jiwa (nafs) adalah merupakan jauhar rohani,meskipun jiwa (nafs) bila bersatu dengaan tubuh akan dapat melakukan kegiatannya, namun apabila nafs terpisah dengan badan, ia akan kekal setelah mengalami kematian.
Di Al-Qur‟an nafs disebut sebagai Ruh, Fithrah, Qalb, Fu‟ad, Aql dan Basyirah, yang kesemuannya ini lalu diikat dengan perasaan dan pikiran sehingga nafs menjadi penggerak tingkah laku. Peran sufi dalam meningkatkan kedamaian dan kesejahteraan batin ialah mengeplorasi bagaimana aspek amalan seperti dzikir, meditasi, kontemplasi dapat membantu meningkatkan rasa ketegangan, kebijaksanaan dan penerimaan. Menurut para sufi nafs adalah musuh paling nyata yang wajib diperangi dan kejelekkan menular yang wajib ditumpas. Ini kadar nafs yang disetujui para sufi dan mereka sepakat bahwa nafs adalah sumber berbagai dosa, sebab nafs adalah sumber syahwat dan keinginan meraih kesenangan. Sehingga paling bahaya bagi manusia yang ada di antara dua sisi badannya.
Nafs (Latifah) memiliki tujuh macam nafsu, yang masing-masing mempunyai sifat sendiri-sendiri. Ketujuh latifah tersebut adalah:
laṭīfah al-qalb, nafsunya yaitu nafsu lawwamah, yang memiliki sembilan sifat jelek, yakni al-laumu, alhawa, al-makru, al-ujub, al-gibah, al-riya, addzulmu, al-kizbu dan al-goflah.
laṭīfah al-ruhi, nafsunya adalah nafsu al-mulhimah, yang mempunyai tujuh sifat baik, yaitu assakhawah, al-qana‟ah, al-hilmu, at-tawadhu, attaubah, as-sabru dan at-tahammulu.
laṭīfah as-sirri, nafsunya yaitu nafsu al-mutmainnah, yang memiliki enam sifat baik, yakni al-jud, attawakkal, al-ibadah, as-syukru, ar-ridla, dan alhosyyah.
laṭīfah al-khaqi, nafsunya yaitu nafsu al-mardiyyah, yang memilki tujuh sifat baik, yakni khusn al-khulq, tarku mā siwallāhal-lutfu bi al-khalqi, al-hamlu „ala as-silah, as-safh an-dzunub al-gair, al-mail bi alkhalqi dan al-hub ilā al-khalqi.
laṭīfah Al-akhfa, nafsunya adalah nafsu al-kamilah, yang memiliki tiga sifat baik ilm al-yaqin, ‘ain alyaqin, dan Haq al-yaqin.
latīfah an-nafsi, nafsunya adalah nafsu al-ammarah, yang memiliki tujuh sifat jelek yakni al-bukhl, alhirs, al-hasad, al-jahl, al-kibr as-syakhwah, algadab.
laṭīfah al-qalb, nafsunya adalah nafsu rodiyah, yang memiliki enam sifat baik yakni al-karam, az-zuhd, al-ikhlas, al-wara‟, ar-riadhah, al-wafa.
Rohani adalah bagian penting dari pembentukan karakter dan kepribadian seseorang. Salah satu bagian dari aspek penting dari pendidikan rohani adalah kemampuan untuk mengelola perasaan emosi dengan bijaksana sesuai dengan ajaran Islam. Pendidikan rohani memberikan landasan moral dan spritual yg kuat untuk menghadapi berbagai tantangan emosioanal. Melalui penyucian ini, manusia berharap dapat mencapai jiwa yang damai dan penuh cahaya Illahi.
Dalam tasawuf, kedamaian psikologis dipandang tidak hanya sebagai tidak adanya gejolak atau stres, namun juga sebagai keadaan stabil kesejahteraan batin yang dihasilkan dari kedekatan dengan Tuhan dan pemahaman mendalam tentang tujuan hidup. Tazkiyatun nafs dapat membantu seseorang untuk mengembangkan kecerdasan emosional, meningkatkan kualitas hubungan interpersonal, serta mengelola stres dan tekanan dengan lebih baik. Proses tazkiyatun nafs dalam psikoterapi Islam mencakup tiga tahapan utama yaitu:
Metode TakhalliT
akhalli merupakan proses pembersihan jiwa dari sifat-sifat buruk dan dosa yang disebabkan oleh nafsu. Proses ini termasuk penyingkiran sifat-sifat negatif seperti hasad, takabbur, dan riya’, serta maksiat lahir dan batin. Taubat adalah langkah awal dalam takhalli, di mana individu berbalik dari perbuatan buruk dan kembali kepada jalan yang benar. Proses taubat ini penting dalam membersihkan hati dari dosa dan memberikan kesempatan untuk pemulihan jiwa.
Metode Tahalli
Tahalli adalah tahapan di mana individu menghiasi dirinya dengan akhlak terpuji dan perilaku positif. Pada tahap ini, individu berusaha menumbuhkan kebajikan seperti kesabaran, ketulusan, dan pengendalian diri, serta membentuk kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan tahalli adalah untuk mencapai kesucian batin dan memperkuat karakter positif dalam diri individu.
Metode Tajalli
Tajalli merupakan tahap terakhir dari proses Tazkiyatun Nafs, di mana individu mengalami pencerahan batin dan mencapai kedekatan dengan Allah. Pada tahap ini, individu mengalami transformasi spiritual yang mendalam, memurnikan jiwa, dan mengembangkan kesadaran ilahi yang berkelanjutan. Melalui tajalli, individu dapat mencapai kebahagiaan sejati dan kedamaian batin yang tidak tergoyahkan oleh.
Dengan tiga penerapan tersebut Dapat memiliki jiwa yang bersih dan tenang, seseorang cenderung memiliki pandangan hidup yang lebih positif, mampu mengendalikan emosi dengan lebih baik, dan merasa lebih bahagia dalam kehidupan sehari-hari.