Blangkejeren, 21 Agustus 2023 – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, cerita perjalanan hidup Samin M, yang dikenal dengan nama akrab Aman Idir, terpatri sebagai monumen inspirasi. Lahir di tahun 1948 di Blangkejeren, Gayo Lues, jejak langkahnya telah memberikan cahaya bagi pendidikan dan masyarakat terpencil.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Pendidikan Guru pada tahun 1971, Aman Idir memilih jalan yang jarang ditempuh. Dengan penuh sukarela, ia mengabdikan diri sebagai pendidik di SD N 1 Pining, desa terpencil yang kini telah menjadi kecamatan yang defenitif.
Tidak ada gaji yang, hanya niat suci untuk berbagi pengetahuan dan kasih sayang. Dari sudut pandang penduduk setempat, ia bukan hanya guru, tetapi juga teman sejati yang hadir dalam setiap bagian hidup mereka.
Dua tahun berlalu, perjalanan Aman Idir berubah arah. Ia diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan ditempatkan di SD Pepalan, Kota Blangkejeren. Namun, semangat pengabdian dan cinta terhadap pendidikan tidak pernah pudar. Pada tahun 1975, dalam usianya yang masih muda, ia menikahi seorang gadis seprofesi.
Tahun 1980 Aman Idir kembali ke Desa Pining, tempat di mana perjalanan mengajarnya dimulai. Kali ini, ia berdiri sebagai Kepala Sekolah di SDN 1 Pining. Di sini, bukan hanya pendidikan yang ia bawa, tetapi juga semangat untuk membawa perubahan dan memberi harapan bagi masyarakat yang merindukan cahaya pengetahuan.
Dua tahun sebagai kepala sekolah membuatnya semakin mantap dalam misi mulianya. Pada 1982, ia memutuskan untuk membawa keluarganya ke Pining. Bersama sang istri, mereka membentuk tim pahlawan tanpa tanda jasa. Anak-anak mereka pun turut ambil bagian dalam perjalanan mengajar yang Aman Idir.
Tahun 2008 menghadirkan babak baru dalam karir Aman Idir. Ia dipercaya untuk menjadi Pengawas Sekolah oleh Pemerintah Kabupaten Gayo Lues. Meskipun jabatan berubah, semangat pengabdian dan cinta terhadap pendidikan tidak pernah padam. Di tahun 2011, setelah melalui perjalanan yang panjang, Aman Idir mengakhiri masa tugasnya sebagai PNS. Namun, pengabdiannya belum juga berakhir.
Walaupun telah memasuki masa pensiun, Aman Idir tetap menjadikan Desa Pining sebagai rumah dan wadah pengabdiannya. Disana, ia tidak hanya mendidik generasi penerus, tetapi juga membentuk karakter dan menyemai nilai-nilai luhur. Pengaruhnya tak hanya terlihat dalam ruang kelas, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
Namun, pada Senin, 20 Agustus 2023, bumi Pining kehilangan seonggok bintang terangnya. Aman Idir menghembuskan nafas terakhirnya di Desa Pining. Meskipun tubuhnya telah pergi, cerita dan semangatnya terus mengalir dalam jiwa-jiwa yang pernah bersinggungan dengan kebaikannya.
Kehadiran Aman Idir di dunia pendidikan adalah hadiah tak ternilai. Jejak pengabdian dan cinta kasihnya akan tetap dikenang dalam setiap penjuru desa, tiap sudut sekolah, dan di hati setiap individu yang pernah merasakan sentuhan tangan dan kata-katanya. Warisannya adalah inspirasi bagi mereka yang ingin mengubah dunia melalui pendidikan.
Masyarakat Pining, Gayo Lues, tidak hanya kehilangan seorang guru, tetapi juga pahlawan tanpa tanda jasa. Dengan dedikasi dan pengorbanannya, Aman Idir telah mengukir sejarah kecerdasan di pedalaman Pining. Kini, saat yang tepat untuk mengenang perjalanan luar biasanya dan memberikan penghargaan sebagai Tokoh Pendidikan Gayo Lues dan Kecamatan Pining. Sebuah penghargaan yang layak dan pantas ia terima sebagai penghormatan atas jejak inspirasinya yang abadi.