Subulussalam | Tahapan pencegahan percepatan penurunan stunting di seluruh Kecamatan dan Kampong (desa) di wilayah Kota SubulussalamTahun 2024, melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Dan KELUARGA Berencana (DP3AKB) secara berlanjut terus menjalankan program tersebut
Bd.Nuraini BM,S.Keb /Kabid.Dalduk dan KB (DP3AKB) dengan Rudianto Angkat,SE
Kabid KKM (DPMK) beserta beberapa utusan yang mewakili dari dinas terkait menjadi pemateri dalam program percepatan penurunan stanting tersebut
Bd.Nuraini Boang Manalu (Kabid.Dalduk dan KB) dalam sambutannya mengatakan rakor hari ini adalah upaya serta langkah-langkah yang konkrit dan keseriusan kita untuk menyelesaikan stunting, dalam akselerasi pencapaian target penurunan stunting dan bentuk komitmen yang kuat untuk memastikan pendampingan
baik pendataan, monitoring, dan evaluasi.
“Permasalahan stunting masih menjadi hal global dan nasional yang harus diselesaikan oleh Pemerintah Daerah karena stunting dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak. Untuk itu perlunya kolaborasi, sinergi, dan kerja keras dalam melakukan percepatan penurunan stunting dalam mewujudkan target prevelensi stunting nasional maupun daerah,” jelas Nuraini Boang Manalu
Dalam acara tersebut, Bd.Nuraini Boang Manalu (Kabid.Dalduk dan KB) juga menyampaikan dan menekankan, agar Peran serta Tim Percepatan Penurunan Stanting (TPPS) Kecamatan dan Desa dalam melanjutkan tahapan program penurunan Stanting di seluruh wilayah kota Subulussalam harus mencapai target sentuhan hingga ke seluruh pelosok desa dengan strategi langkah kongkrit dan serius
“Saya berharap dan juga menekankan agar seluruh TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stanting) baik yang di poskan di kecamatan juga yang di desa agar lebih serius dan benar-benar secara aktif untuk meneruskan langkah kongkrit dalam penurunan angka Stanting ini hingga menyentuh masyarakat yang tinggal di pelosok desa sekali pun itu aksesnya sulit di jangkau, “tegas Nuraini Boang Manalu
Masih dengan Nuraini Boang Manalu, “saya berharap agar komunikasi para bidan desa, ibu pkk dan kader KB yang tergabung dalam Tim Pendamping Keluarga (TPK) terus dijalin secara ontime dan saling koordinasi dalam pencapaian penurunan Stanting ini, hingga kita bisa segera dengan cepat mengetahui ketika masih adanya anak Stanting atau giji buruk, “ujar Nuraini Boang Manalu
Adapun tujuan rapat Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yaitu mendeklarasikan komitmen Pemerintah Daerah dan menyepakati rencana kegiatan intervensi penurunan stunting, membangun komitmen bersama dalam kegiatan penurunan stunting secara terintegrasi di Kota Subulussalam dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Pemerintah telah mencanangkan gerakan intervensi serentak pencegahan stunting. Salah satu upaya pencegahan stunting adalah meningkatkan cakupan layanan yang diterima harus sesuai sasaran. Posyandu sebagai lembaga kemasyarakatan desa menjadi pusat layanan dasar terutama dalam pemantauan tumbuh kembang bayi, balita, dan pemeriksaan ibu hamil.
Dan upaya penanganan stunting dengan cara pendampingan keluarga sasaran berisiko stunting (catin, bumil, baduta, balita) oleh tim pendamping keluarga telah di lakukan secara bertahap
Kegiatan program Stanting yang di prakarsai oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Dan KELUARGA Berencana (DP3KAB) Kota Subulussalam, melalui pelaksanaan mini lokarya tingkat Kecamatan dalam percepatan penurunan stunting di setiap Kecamatan,telah di laksanakan hingga pendampingan balita bermasalah gizi dan balita kurus serta ibu hamil pada 1000 hari pertama kehidupan, dan pelayanan kolaboratif dengan memberikan pelayanan serius
Masih dalam acara tersebut, Bd.Nuraini Boang Manalu (Kabid.Dalduk dan KB) kembali menyampaikan, “Adanya gerakan cegah stunting dalam upaya intervensi penurunan stunting. Maka dari itu terbentuknya TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) Kota Subulussalam dalam menggerakkan, mensinergikan seluruh stakeholder dengan kegiatan nyata melalui komitmen bersama dalam melakukan pendampingan, konseling dan pemeriksaan kesehatan pra nikah sebagai upaya pencegahan stunting , “ucap Nuraini Boang Manalu
Ditambahkannya, penurunan stunting tidak bisa terjadi secara cepat, jadi diperlukan keseriusan dan kerja keras antara lintas program dan lintas sektor, “tandas Nuraini Boang Manalu
Dalam kesempatan itu, Rudianto Angkat,SE
Kabid KKM (DPMK) Menyampaikan, soal penanganan stunting ini, bahwa di kurun waktu tahun berlalu hingga tahun ini, sudah dilakukan langkah konkrit yaitu pemberian makanan tambahan (PMT) pangan local pada ibu hamil, monitoring dan evaluasi perkembangan pengukuran sasaran audit kasus stunting perbulannya, pemberian tablet tambah darah (TTD), pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita di Posyandu dan PAUD, dan pemberian imunisasi dasar lengkap dan vitamin A pada bayi dan balita di Posyandu dan PAUD masing-masing Kampong (Desa) yang ada di wilayah kota Subulussalam
“Kita dari DPMK telah bekerja sama dengan DP3AKB beserta jajaran lainnya dan TPPS dari tahun yang lalu hingga tahun yang saat ini masih konsisten melanjutkan program pencegahan stanting, “jelas Rudianto Angkat
Dikatakannya, “dalam Penanganan kasus stunting harus dilakukan sejak dini, dari kondisi saat ibu hamil tetap memperhatikan asupan gizi. Kita tidak boleh sepele dan meremehkan kasus stunting ini, jika dilakukan kerjasama yang baik dengan stakeholder terkait angka stunting di Kota Subulussalam tentunya bisa turun, “tandas Rudianto AngkatAngkat
Ianya juga menegaskan agar masing-masing kepala kampong (geuchik) kooperatif dan aktif dalam melakukan kerja sama untuk melakukan koordinasi yang baik dan aktif dengan TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stanting), jeli dan tanggap terhadap masyarakat atau anak yang Stanting, agar segera dilakukan pencegahan Stanting juga persoalan anggaran jikalau memang ada kekurangan dari anggaran yang telah di siapkan agar bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kota (DPMK)
“Kami sampaikan agar para kepala kampong (geuchik) setempat aktif dalam komunikasi dengan TPPS, serta jeli dan tanggap dalam hal penurunan Stanting terhadap masyarakat dan anak yang Stanting, dan jikalau nantinya ada kendala soal kekurangan anggaran dari anggaran yang telah dianggarkan sebelumnya, dalam hal ini kita kerja sama dalam upaya untuk percepatan penurunan Stanting, “tutup Rudianto Angkat
Acara tersebut berjalan dengan baik hingga selesai, di acara tersebut tampak hadir
Syahrial Munte (Mewakili Camat Penanggalan)
Fauzi Bisriansyah,S.Sos (Kabid Perencanaan pembangunan Sosial dan keistimewaan Aceh) serta perwakilan utusan dinas terkait dengan para tim terkait yang tergabung dalam TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stanting) di wilayah kota Subulussalam dan dua (2) kepala kampong (geuchik) , kepala kampong (geuchik) Desa Motong dan kepala kampong (geuchik) Desa Jontor.
Acara berakhir di tutup dengan sesi foto bersama sebagai dokumentasi pada kegiatan itu.[•]