Aceh Utara – Ketegangan yang sempat terjadi antara oknum personel Brimob yang bertugas mengamankan PT Bahruny Plantation Company (Bapco) dengan warga setempat, kini telah berhasil diredam. Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Pol. Joko Krisdiyanto, menyampaikan bahwa kesalahpahaman tersebut sudah diselesaikan melalui mediasi yang difasilitasi Muspika Paya Bakong, Aceh Utara.
“Benar, sempat terjadi kesalahpahaman antara personel pengamanan PT. Bapco dengan warga terkait hewan ternak yang sempat ditahan oleh pihak perusahaan. Namun, hal itu sudah dimediasi oleh Muspika setempat. Terkait adanya beberapa tuntutan tambahan dari warga, maka akan dibahas lagi dalam pertemuan atau mediasi lanjutan pada 19 Agustus mendatang,” ujar Joko, Rabu (13/8).
Joko menjelaskan, personel Brimob yang ditugaskan di PT Bapco bertanggung jawab memastikan keamanan di area perusahaan. Pada hari kejadian, terjadi interaksi antara personel dan warga yang memicu ketegangan, sehingga sempat muncul tindakan yang dinilai kurang humanis oleh sebagian pihak.
“Namun, perlu ditegaskan, hal tersebut bukan bermaksud untuk melukai atau merugikan warga, melainkan sebagai upaya meredam situasi agar tidak berkembang menjadi kericuhan yang lebih besar,” kata Joko.
Lebih lanjut, Joko menyampaikan permohonan maaf atas tindakan anggota Brimob yang dirasakan kurang humanis. Ia menegaskan bahwa tujuan utama kehadiran personel di lapangan adalah menjaga keamanan dan kondusifitas situasi.
“Atas nama institusi, kami memohon maaf apabila ada tindakan anggota kami yang dirasakan kurang humanis. Perlu kami tegaskan, tujuan utama personel di lapangan adalah menjaga situasi tetap aman dan kondusif,” jelasnya.
Kabid Humas Polda Aceh juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, mengedepankan musyawarah, dan menahan diri dari tindakan yang berpotensi memicu provokasi.
“Mari kita semua menjaga suasana yang aman, apalagi saat ini kita sedang bersiap menyambut peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI. Semua persoalan akan lebih baik diselesaikan melalui komunikasi dan musyawarah,” tambah Joko.
Dengan adanya mediasi ini, diharapkan hubungan antara warga dan pihak perusahaan dapat tetap harmonis, serta situasi keamanan di wilayah Aceh Utara tetap terjaga, terutama menjelang peringatan kemerdekaan yang akan datang. (*)