Menembus Kaki Gunung Seulawah: Dari Batoh ke Lampanah Leungah dan Lamteuba
Perjalanan ini dimulai dari kampus induk Universitas Serambi Mekkah, kawasan Batoh, Banda Aceh, Selasa (19/8/25). Dari sinilah denyut semangat pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat dipancarkan. Namun kali ini, langkah kami bukan menuju ruang kuliah atau seminar, melainkan menuju pedalaman ke kaki Gunung Seulawah, tepatnya Lampanah Leungah dan Lamteuba, tempat mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Serambi Mekkah (USM) sedang menjalankan pengabdian.
Sejak awal, kami tahu bahwa jalan ke kaki Gunung Seulawah bukan sekadar jarak geografis, melainkan perjalanan penuh tantangan. Dari jalanan mulus kota Banda Aceh, kendaraan beralih menaklukkan tanjakan terjal, tikungan berliku, hingga jalan yang seakan menguji kesabaran dan keyakinan. Sesekali, kami berhenti sejenak, bukan hanya untuk menarik napas panjang, tetapi juga merenungi makna sebuah perjalanan, bahwa ilmu tidak hanya dibawa ke kampus, melainkan juga harus dipikul hingga ke pelosok negeri.
Di Lampanah Leungah, rasa lelah seketika terhapus oleh sambutan hangat mahasiswa KKN. Dengan wajah penuh semangat, mereka bercerita tentang program-program yang tengah dijalankan, dari mendampingi masyarakat dalam pengelolaan kebun, hingga mengajar anak-anak desa dengan metode belajar kreatif. Di balik kesederhanaan, tampak jelas sebuah tekad besar menghadirkan ilmu untuk kehidupan.
Perjalanan berlanjut ke Lamteuba. Jalan menuju ke sana lebih berat, lebih terjal, seakan ingin menguji siapa yang benar-benar siap menjejak bumi pengabdian. Namun justru di situlah kami menemukan makna pengabdian bukan untuk mereka yang memilih jalan mudah, tetapi untuk mereka yang berani menembus keterbatasan.
Di Lamteuba, mahasiswa KKN memperlihatkan inisiatif mereka dengan program pertanian organik, kegiatan literasi, hingga pelibatan pemuda desa dalam aktivitas produktif. Senyum masyarakat, meski sederhana, adalah bukti bahwa ilmu yang dibawa mahasiswa bukan sekadar teori, tetapi sudah bertransformasi menjadi aksi nyata.
Kunjungan ini menyadarkan kami bahwa Universitas Serambi Mekkah benar-benar hidup dalam slogan Kampus Berdampak. Kehadiran mahasiswa di pedalaman kaki Gunung Seulawah adalah wujud nyata dari program yang dicanangkan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, menghadirkan perguruan tinggi sebagai agen perubahan sosial.

Perjalanan pulang membawa rasa letih di tubuh, namun hati kami penuh dengan kebanggaan. Kami menyadari, menjadi Humas Universitas bukan sekadar melaporkan kegiatan, tetapi juga menyaksikan langsung bagaimana perjuangan mahasiswa menjadikan pengabdian sebagai napas pendidikan. Dari Batoh hingga Seulawah, satu pesan yang kami bawa pulang adalah ilmu harus bergerak, menembus tanjakan, menuruni lembah, dan menghadirkan dampak nyata bagi masyarakat. (*)