Aceh Butuh Transformasi, Bukan Sekedar Janji-Janji

Redaksi Bara News

- Redaksi

Rabu, 16 Agustus 2023 - 22:40 WIB

502,865 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Meulaboh, Aceh Barat- memperingati 18 Tahun MoU Helsinki (Hari Damai Aceh), 15 Agustus 2005 -15 Agustus 2023

Kesepakatan perdamaian antara pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka ditandatangani pada 15 Agustus, tepat 18 tahun yang lalu. Tetapi Nota Kesepahaman yang menandai berakhirnya perang sipil selama tiga dekade di bumi Serambi Mekah, oleh sebagian orang dianggap ‘tak ada implementasinya yang berarti’ atau cuma ‘cek kosong’ ,

Masyarakat Aceh setiap tahun sekali memperingati hari bersejarah, dan berdarah-darah ketika mengingat perjuangan tokoh-tokoh yang berani mati untuk Tanoh Rencong ini, namun pasca penanda tanganan MoU Helsinki itu, kita masih melihat bagaimana masyarakat Aceh hari ini masih tertinggal terperosot secara ekonomi, kesehatan dan pendidikan

Ketua Eksekutif Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi Aceh Barat (EK LMND Aceh Barat), Marpandi menegaskan bahwa” pemerintah pusat serius dalam mengawal point-point MoU Helsinki dan mewujudkan cita-cita Masyarakat Aceh untuk membawa Aceh mentransformasi ke Arah yang jauh lebih baik dari keadaan saat ini.

Cukup menyedihkan, Aceh yang hari ini Notabene nya di berikan Otsus untuk bisa dikelola secara mandiri oleh Aceh malah hari ini terkesan formalitas, tentu itu di pengaruhi oleh pemangku kekuasaan tidak becus dalam merumuskan konsep dan menganggap point yang di dalam MoU hanya sebatas tulisan secarik kertas kosong

Marpandi menegaskan bahwa” pemerintah jangan kekosongan konsep, pejuang-pejuang Aceh terdahulu rela mati untuk Tanoh Rencong ini, pemerintah jangan sibuk dengan kegiatan seremonial sehingga lupa merumuskan Aceh untuk jangka panjang dan menetapkan arah kemajuan Aceh kedepan , apalagi persoalan kesejahteraan masyarakat Aceh, harusnya ini jadi peran penting pemerintah dalam melihat situasi Aceh, baik itu dari segi ekonomi, kesehatan dan Pendidikan.

Menjadi pemimpin di Aceh jangan hanya menjadi karna pergantian saat pemilu saja tapi harus jadi manusia yang mampu mentafsirkan Aceh dan membawa arah kemajuan Aceh, saat ini aceh sedang kacau balau dan di ambang masalah yang sangat banyak,apalagi saat tambang illegal beroporasi di beberapa daerah di aceh dan tidak ada control dari pemerintah,

Jadi kita inggin sampaikan bahwa perdamaian aceh bukan satu titik penting apabila rakyat aceh menjadi makin sengsara,dan lebih kepada pemecah belah dalam tubuh bangsa aceh sendiri,apa yang bisa kita banggakan dalam 18 tahun perdamain aceh, aceh masih termiskin di pulau Sumatra,Pendidikan masih kacau,kesehatan masih tidak baik,lalu apa yang harus di banggakan?,

Apalagi setiap menjelang pemilu selalu megkampayekan MOU tersebut,seolah-olah MoU tersebut menjadi patokan aceh untuk sejahtera,padahal menjadi alat jual kampanye pemilu, apalagi manusia di aceh paham betul kondisi dan situasinya,tidak perlu buta memandang politik di aceh,

Kalo kita mau 5 tahun aceh sudah sangat maju ,tidak perlu 18 tahun kemudian sampai sekarang masih menjadi imajinasi liar tentang kemajuan aceh baik dalam bidang ekonomi maupun dalam bidang lainnya,nah sekarangkan pemerintahnya Cuma sibuk cari alat penjualan saat pemilu saja,apalagi saat kita kasih masukan,seolah-olah kita membenci aceh,padahal generasi muda saat ini sebagai bonus demografis yang seharusnya bisa di buka rung yang lebih besar untuk kemjuan aceh yang akan datang, tutupnya

Berita Terkait

Mendagri Alihkan 4 Pulau Aceh, Ketua BEM FEB UTU: Kalau Tak Bisa Kerja, Turun Aja!
Ketua DPM UTU Tanggapi Polemik Empat Pulau: “Ini Bukan Sekadar Wilayah, Ini Marwah Aceh”
Izin Tak Kunjung Pulih, Lingkungan Terus Rusak: WANGSA Desak Pemerintah Cabut Permanen IUP PT MGK
Presma UTU Desak Polda Aceh Hentikan Total Operasi PT MGK: “Ini Bukan Investasi, Ini Pembiaran Hukum”
Ketua HIMMA FEB UTU Tanggapi Aksi Ribuan Warga di Meuligoe Gubernur: Aceh Kaya, Tapi Mengapa Rakyatnya Masih Miskin?
Cegah Gangguan Kamtib, Lapas Meulaboh Geledah Blok Hunian Warga Binaan
Hasil Konferkab II PWI Aceh Barat Sa’dul Bahri.S.Sos Berhasil Terpilih Kembali Ketua PWI Ke Dua Kali.
Dinas Syariat Islam Aceh Barat: PT Mifa Tunjukkan Komitmen Peduli Masyarakat

Berita Terkait

Rabu, 18 Juni 2025 - 11:30 WIB

Warga Blangkejeren Geger, Seorang Pria Ditemukan Meninggal Gantung Diri di Rumah Kontrakannya

Rabu, 18 Juni 2025 - 10:52 WIB

Kapolsek Putri Betung Pimpin Gotong Royong Bersihkan Masjid Al Muttaqin Bersama Mahasiswa KKN dan Masyarakat

Rabu, 18 Juni 2025 - 00:15 WIB

Bupati Gayo Lues Serahkan SK kepada 78 CPNS Formasi 2024, Tekankan Kedisiplinan dan Dedikasi sebagai Abdi Negara

Rabu, 18 Juni 2025 - 00:12 WIB

Pemerintah Kabupaten Gayo Lues Gelar Musrenbang RPJMK 2025–2029, Bupati Suhaidi Tekankan Sinergi Pusat dan Daerah

Rabu, 18 Juni 2025 - 00:10 WIB

Pemkab Gayo Lues Gelar Rekonsiliasi Iuran BPJS Kesehatan Triwulan II 2025, Wakil Bupati: Demi Kepastian dan Perlindungan Hak Peserta

Selasa, 17 Juni 2025 - 15:34 WIB

Pelecehan Seksual di Dalam Mobil Travel: Seorang Sopir di Gayo Lues Dilaporkan ke Polisi

Selasa, 17 Juni 2025 - 14:52 WIB

Bupati Suhaidi Serukan Komitmen Bersama Tingkatkan PAD Gayo Lues: Wujudkan Kemandirian Daerah dari Potensi Lokal yang Terlupakan

Selasa, 17 Juni 2025 - 13:11 WIB

Bupati Gayo Lues Suhaidi, S.Pd, M.Si Ungkap Strategi Besar Tingkatkan PAD 2025–2029: Dari Ketergantungan ke Kemandirian

Berita Terbaru