Aminullah Usman: Menumpas Kemiskinan dari Akar, Membangun Aceh Lewat UMKM dan Wisata

Redaksi Bara News

- Redaksi

Senin, 20 Oktober 2025 - 04:24 WIB

50199 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Banda Aceh – Di sela kerasnya aktivitas kota, sosok Aminullah Usman berbicara dengan nada tegas namun hangat. Matanya memancarkan keyakinan yang sama seperti ketika ia pertama kali menjabat Wali Kota Banda Aceh. Bagi Aminullah, pembangunan Aceh bukan soal proyek megah atau gedung besar — melainkan tentang warung-warung kecil yang bertahan, pedagang yang tak lagi takut didatangi rentenir, dan ibu rumah tangga yang kini punya usaha sendiri.

“Kita sering bicara tentang investasi besar, tapi lupa investasi yang paling penting: rakyat kecil. Kalau mereka kuat, ekonomi Aceh pasti berdiri tegak,” ujar Aminullah membuka pembicaraan.

UMKM Aceh Masih Tertinggal — Tapi Bisa Bangkit

Menurut data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan di Aceh tercatat 12,33 persen pada Maret 2025, turun dari 12,64 persen pada September 2024.

Penurunan ini menjadi sinyal positif — namun bagi Aminullah, ini masih langkah awal.
Ia menegaskan bahwa kunci utama mempercepat penurunan kemiskinan adalah fokus pada sektor yang paling dekat dengan masyarakat: UMKM.

“UMKM itu denyut nadi ekonomi rakyat. Kalau pemerintah serius bantu modal, bantu pasar, bantu pelatihan — angka kemiskinan Aceh bisa turun jauh lebih cepat,” katanya penuh keyakinan.

Dari Cengkeraman Rentenir ke Mahirah Muamalah

Saat menjabat Wali Kota Banda Aceh (2017–2022), Aminullah menghadapi kenyataan pahit: ratusan pedagang mikro terjerat utang rentenir.
Solusinya lahir dalam bentuk PT LKMS Mahirah Muamalah, lembaga keuangan mikro syariah pertama milik pemerintah kota — yang memberi modal tanpa riba, dengan sistem pembiayaan adil dan sederhana.

“Kami melawan rentenir bukan dengan marah-marah, tapi dengan solusi. Kami hadirkan Mahirah Muamalah supaya pedagang bisa meminjam dengan tenang dan halal,” kenang Aminullah.

Hasilnya nyata: survei Pemko Banda Aceh (2020) mencatat ketergantungan pedagang terhadap rentenir menurun dari sekitar 6 persen menjadi hanya 2 persen.
Nasabah Mahirah melonjak dari 6.000 menjadi lebih dari 10.000 orang pada akhir 2021, dengan penyaluran pembiayaan miliaran rupiah ke sektor mikro.

Dampaknya terasa — pasar tradisional kembali bergairah, dan ribuan keluarga kecil terbebas dari lilitan utang harian.

Dari 8.000 ke 17.000 UMKM: Banda Aceh Naik Kelas

Di bawah kepemimpinannya, jumlah UMKM di Banda Aceh meningkat pesat — dari sekitar 8.200 unit (2017) menjadi hampir 17.000 unit (2021).
Program pelatihan digitalisasi dan pendampingan usaha mendorong banyak anak muda berani membuka bisnis sendiri.

“Saya senang lihat anak muda Banda Aceh sekarang banyak yang jual produk lokal di marketplace. Dulu mereka bingung cari kerja, sekarang mereka yang menciptakan kerja,” katanya bangga.

Angka kemiskinan kota juga menurun dari 7,44 persen (2017) menjadi 6,95 persen (2022), dan tingkat pengangguran terbuka sempat menyentuh titik rendah 6,89 persen sebelum pandemi.
Semua ini menjadi bukti bahwa strategi ekonomi berbasis rakyat kecil benar-benar efektif.

Prestasi dan Penghargaan: Bukti Pengakuan Nyata

Kinerja Aminullah tidak hanya diakui di dalam negeri.
Ia pernah menerima penghargaan dari Jepang melalui Artline Japan yang menobatkannya sebagai Inspirator Pengembangan UMKM, bekerja sama dengan perusahaan Shachihata Japan.

Selain itu, Banda Aceh di bawah kepemimpinannya meraih Anugerah Meritokrasi 2021 dari Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) — satu-satunya kota di Aceh yang mendapat penghargaan tersebut.
Deretan prestasi lain juga datang dari bidang literasi, smart city, hingga pelayanan publik.
Semua itu menjadi bukti bahwa pendekatan pembangunan berbasis keumatan dapat menghasilkan kinerja yang diakui secara nasional dan internasional.

Dari MES ke Masyarakat: Amanah yang Terus Hidup

Sebagai mantan Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Aceh, Aminullah tetap konsisten memperjuangkan ekonomi umat. Ia mendorong agar setiap kabupaten/kota memiliki lembaga keuangan mikro syariah seperti Mahirah Muamalah, dan agar UMKM dijadikan tulang punggung ekonomi daerah.

“Kalau Aceh ingin keluar dari kemiskinan, jangan cuma andalkan dana pusat. Kita harus menumbuhkan pengusaha kecil di tiap gampong. Itulah jihad ekonomi yang sesungguhnya,” tegasnya.

Sektor Wisata dan Perbankan: Sinergi untuk Mempercepat Penurunan Kemiskinan

Menurut Aminullah, penguatan UMKM harus berjalan beriringan dengan sektor lain — terutama pariwisata dan perbankan.
Ia menilai, wisata Aceh memiliki potensi luar biasa dan harus dikelola dengan promosi yang berkelanjutan, baik ke tingkat nasional maupun internasional.

Pada masa kepemimpinannya, kunjungan wisatawan ke Banda Aceh meningkat signifikan dan berdampak langsung pada omzet UMKM lokal.
Selain itu, ia juga mengajak dunia perbankan untuk berperan aktif, bukan hanya sebagai penyedia kredit, tetapi juga mitra pembinaan dan pemasaran produk lokal.

“Bank-bank besar harus keluar dari zona aman dan datang ke gampong-gampong. Modal saja tidak cukup jika akses pasar dan pelatihan tak ada. UMKM kita butuh sistem lengkap,” ujarnya.

Bukan Sekadar Program, Tapi Perubahan Cara Pandang

Bagi Aminullah Usman, pengentasan kemiskinan bukan sekadar urusan angka di tabel BPS, melainkan soal perubahan mental dan keberanian rakyat kecil untuk mandiri.

“Saya ingin Aceh jadi daerah yang rakyatnya berani bermimpi. Dari warung kecil, dari usaha rumahan, lahir ekonomi besar. Itu bisa terjadi kalau pemerintahnya mau mendampingi,” tutupnya optimistis.

Berita Terkait

Wakil Rektor IV USM Ditunjuk Sebagai Penceramah Kualifikasi Utama BPIP 2025
Prodi PAI & HMP PAI UIN Ar-Raniry Peduli Palestina
Fakultas Hukum USM Jalin Silaturahmi dan Audiensi dengan PERATIN Aceh
Pemilik Akun TikTok Saif Lofitr : Tuduh Wartawan Tak Bisa Dipercaya. Ini Tanggapan PWI Aceh
Camat Diminta Buka Suara, Kritik IMPS Dinilai Sebagai Tanda Kepedulian Anak Muda Samadua
SMPA Kecam Ucapan Bupati Aceh Besar yang Dinilai Feodal dan Diskriminatif
Dana Nasabah BPRS Gayo Aman, LPS Tetapkan Rp25,96 Miliar Simpanan Layak Bayar
APBA 2025 Tersendat, Alamp Aksi Nilai Pemerintah Aceh dan Sekda Gagal Jalankan Disiplin Anggaran

Berita Terkait

Selasa, 21 Oktober 2025 - 07:51 WIB

Puluhan Pabrik di Kawasan Industri Banten Tercemar Radiasi Cs-137, Pemerintah Telusuri Sumber Paparan Berbahaya

Selasa, 21 Oktober 2025 - 05:19 WIB

AMPG Konsultasi ke Polda Metro, Siapkan Laporan Terkait Dugaan Serangan terhadap Ketum Golkar Bahlil Lahadalia

Senin, 20 Oktober 2025 - 12:14 WIB

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Lawan Korupsi dalam Penyerahan Rp13 Triliun Uang Pengganti Negara

Senin, 20 Oktober 2025 - 11:59 WIB

Kejagung Serahkan Rp13 Triliun Uang Korupsi CPO ke Negara

Senin, 20 Oktober 2025 - 11:40 WIB

Presiden Prabowo Saksikan Penyerahan Uang Rp 13 Triliun dari Kasus Korupsi Ekspor CPO

Minggu, 19 Oktober 2025 - 10:35 WIB

Perum BULOG Raih Penghargaan Anugerah Inspiratif 2025, Pengakuan Komitmen Ketahanan dan Kemandirian Pangan Nasional

Jumat, 17 Oktober 2025 - 16:25 WIB

Perisai SI Siap Kirim 1.000 Relawan ke Palestina, Dukung Sikap Tegas Prabowo

Jumat, 17 Oktober 2025 - 16:09 WIB

Ismail Fahmi Diangkat Jadi Aspidsus Kejati Kepri, Tinggalkan Kursi Kajari Kabupaten Semarang

Berita Terbaru

GAYO LUES

120 Ekor Kuda Berpacu di Arena Buntul Nege, Gayo Lues

Selasa, 21 Okt 2025 - 13:41 WIB