Tapaktuan – Pasca berpulangnya Alm Azwir ke rahmatullah, sejumlah program mulia yang pernah dicanangkan almarhum gagal direalisasikan oleh penggantinya Tgk Amran. Belum lagi jika kita lihat secara nyata tentang program-program pembangunan yang telah dibangun oleh Almarhum Teuku Sama Indra yang luar biasa juga tak mampu dilanjutkan oleh Tgk Amran selama lebih 3,5 tahun berkuasa.
“Al fatihah untuk dua putra terbaik Aceh Selatan, Almarhum Pak Teuku Sama Indra (TS) yang telah meletakkan pondasi pembangunan Aceh Selatan dan menghadirkan berbagai sumber anggaran pembangunan dari pusat untuk kemajuan Aceh Selatan. Dan juga Bapak Azwir yang sangat pantas kita sebut Bapak Sosial Aceh Selatan Aceh yang telah mencanangkan berbagai program sosial kerakyatan. Semoga tokoh terbaik Aceh Selatan tersebut diletakkan di sebaik-baik tempat di sisi Allah SWT, Amin ya Rabbal Alamin,” ungkap Koordinator Gerakan Pemuda Negeri Pala (GerPALA), Fadhli Irman, Sabtu 28 September 2024.
Dia mengatakan, sangat banyak program Almarhum Teuku Sama Indra yang tak lagi dilanjutkan semasa Tgk Amran berkuasa, diantaranya pembangunan gedung Politeknik Aceh Selatan yang terbengkalai begitu saja dan berbagai program pembangunan yang sudah dimulai sebelumnya.
Tak hanya itu, kata Irman, begitu banyak pula program sosial kerakyatan dan tata kelola pemerintahan yang telah dicanangkan oleh Alm Azwir, namun gagal direalisasikan oleh penerus kekuasaannya yakni Tgk Amran. Menurut GerPALA, diakui atau tidak banyak program pembangunan yang telah dimulai oleh Alm. Teuku Sama Indra maupun program yang telah digagas oleh Almarhum Azwir gagal dilanjutkan oleh mantan Bupati Aceh Selatan Tgk Amran.
“Program listrik 2 Ampere gratis yang begitu bagus sudah digagas Alm Pak Azwir namun sayangnya tak kunjung direalisasikan oleh Tgk Amran sebagai penggantinya. Belum lagi program Sadari yang juga sudah dicanangkan namun tak berhasil diwujudkan oleh Tgk Amran dan sejumlah program lainnya. Sehingga muncul pertanyaan, apa yang ingin dilanjutkan? Lanjutkan kegagalan?,” jelasnya.
Irman melanjutkan, program pembangunan rumah duafa juga tak maksimal dilakukan oleh Tgk Amran semasa memimpin Aceh Selatan, sehingga hingga saat ini masih ada sekitar 2000 an rumah duafa belum tertangani hingga saat ini. “Kita juga harus akui ada yang berjalan seperti santunan kematian namun prosesnya penyalurannya masih terhitung sulit dan memakan waktu yang sedikit panjang. Sehingga sangat wajar jika ada kandidat calon pemimpin lainnya yang ingin melaksanakan program santunan kematian tersebut dengan proses pengurusan yang lebih mudah misalkan langsung di gampong-gampong dengan menggunakan KTP saja serta proses yang lebih cepat, misalkan tanpa menunggu sampai selesai kenduri 7 di rumah warga yang meninggal bantuannya sudah tersalurkan,” ujarnya.
Di samping itu, kata Irman, memang ada program yang juga berjalan seperti asrama mahasiswa Aceh Selatan walaupun baru dibangun sebatas pondasi dan sejumlah item saja. Namun, jika kita lihat hal itu merupakan program dari DPRA asal Aceh Selatan seperti Irparnusir Rasman dari PAN.
Hal yang memilukan juga terjadi di Aceh Selatan ditiadakannya tunjangan khusus (TC) bagi ASN hingga kondisi anggaran daerah Aceh Selatan yang mengalami defisit dan hutang belanja ratusan milyar rupiah yang berhasil diwariskan mantan Bupati Tgk Amran diakhir masa jabatannya kepada Pj Bupati Cut Syazalisma. “Berdasarkan hasil audit BPK RI, pada tahun 2023 pemerintah kabupaten Aceh Selatan mengalami defisit riil senilai 142, 8 Milyar dan hutang belanja teraudit mencapai Rp 122,5 M. Walaupun sifatnya hutang daerah bukan pribadi, namun defisit riil yang begitu tinggi disaat tak lagi dalam kondisi covid-19 juga menjadi gambaran bahwa tata kelola pemerintahan dan keuangan daerah yang ditinggalkan dalam kondisi dilematis dan tidak baik-baik saja,” bebernya.
Irman juga menyebutkan, program Green Aceh Selatan yang kini menjadi wacana program prioritas Tgk Amran untuk periode kedua juga terlihat kontradiktif dengan kondisi data ril ketika Tgk Amran menjabat. Dimana, Kabupaten Aceh Selatan kehilangan tutupan hutan mencapai 1.704 hektar tahun 2022, dan pada tahun 2021 Aceh Selatan kehilangan tutupan hutan seluas 823 hektar.
“Namun, sebagai rakyat kita juga mungkin dipaksa harus memaklumi, karena mungkin begitu sulit bagi seorang Tgk Amran selama 3,5 tahun memimpin Aceh Selatan sendirian tanpa adanya wakil Bupati. Terlepas dari semua itu, kita berharap siapapun yang diamanahkan rakyat memimpin Aceh Selatan ke depannya benar-benar menjalankan amanah dengan sebaik mungkin dengan mengedepankan kepentingan rakyat dibandingkan kepentingan kelompok semata. Semoga Allah memberikan pemimpin yang terbaik untuk rakyat Aceh Selatan nantinya” pungkasnya.(Ril)