Apa yang Menghambat Kenaikan Harga Solana Token? Ini Dia Penjelasannya

Zulkifli,S.Kom

- Redaksi

Rabu, 28 Agustus 2024 - 11:43 WIB

50125 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Solana (SOL) sedang menghadapi periode yang penuh tantangan, terutama terkait upayanya untuk menembus level resistensi di angka US$150. Sejak 12 Agustus 2024, meskipun beberapa metrik jaringan menunjukkan fundamental yang kuat, harga SOL tetap bergerak stagnan.

Ada beberapa faktor kunci yang berkontribusi terhadap kesulitan ini, terutama terkait perkembangan terbaru di industri kripto dan persaingan ketat dengan blockchain lain, seperti Ethereum.

Pengaruh Negatif dari Prospek ETF Solana Spot yang Melemah

Salah satu faktor yang memengaruhi kinerja harga SOL token adalah menurunnya harapan terhadap peluncuran ETF Solana spot di Amerika Serikat. Pada 16 Agustus 2024, Cboe Global Markets tiba-tiba menarik formulir 19b-4 terkait ETF Solana spot dari situs mereka, yang memicu kekhawatiran investor.

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

Keputusan ini menimbulkan spekulasi bahwa SEC mungkin telah menolak secara informal proposal tersebut. Penurunan prospek ini secara signifikan meredam optimisme investor terhadap SOL, meskipun metrik jaringan Solana menunjukkan fundamental yang kuat.

Persaingan dan Kondisi Pasar yang Semakin Ketat

Selain prospek ETF yang suram, Solana juga harus menghadapi tekanan dari pasar kripto yang lebih luas. Ethereum, salah satu pesaing utama Solana, berhasil menurunkan biaya transaksi menjadi sekitar US$1—level terendah sejak Juli 2020. Hal ini menjadikan Ethereum lebih menarik bagi pengguna, terutama bagi mereka yang mencari efisiensi biaya.

Selain itu, popularitas berbagai memecoin di jaringan blockchain lain turut mengalihkan perhatian investor dari Solana, sehingga menurunkan daya tarik SOL di mata pasar.

Metrik Jaringan yang Menunjukkan Potensi Pertumbuhan

Meskipun menghadapi banyak tantangan, token Solana masih memiliki potensi untuk bangkit kembali. Total Value Locked (TVL) di aplikasi terdesentralisasi (dApps) Solana mencapai level tertinggi sejak Oktober 2022, dengan jumlah SOL yang disimpan di dApps mencapai 34,9 juta pada 22 Agustus 2024.

Peningkatan ini menunjukkan adanya kekuatan mendasar dalam ekosistem Solana, terutama di platform seperti Jupiter dan Kamino, yang masing-masing memiliki TVL lebih dari US$1 miliar. Namun, perlu dicatat bahwa pertumbuhan TVL tidak selalu mencerminkan peningkatan aktivitas pengguna.

Dalam 30 hari terakhir, banyak dApps di Solana mengalami penurunan jumlah pengguna, menyoroti tantangan yang dihadapi Solana dalam mempertahankan keterlibatan pengguna di ekosistemnya.

Kesimpulan

Meski harga SOL belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang signifikan, metrik jaringan Solana menegaskan bahwa potensi untuk bangkit masih ada. Namun, untuk mencapai kenaikan harga yang berarti, Solana harus mampu mengatasi berbagai tantangan eksternal yang dihadapinya, termasuk memperbaiki sentimen pasar dan meningkatkan aktivitas pengguna di dalam ekosistemnya.

Tentang Palapa

Palapa melalui PT Global Karya Wisesa adalah perusahaan berbasis teknologi di garis depan inovasi blockchain dan aset kripto. Palapa memiliki visi mendorong adopsi dan pemanfaatan teknologi blockchain secara luas dengan menciptakan ekosistem yang mudah dan berfokus pada pengguna. Token Palapa (PLPA) sudah resmi terdaftar oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

Dimana token Palapa telah masuk ke dalam daftar 545 aset kripto yang dapat diperdagangkan saat ini. PLPA dibangun menggunakan blockchain Ethereum dengan standar ERC-20. Seperti diketahui, Ethereum menyediakan platform yang kuat dan aman untuk perilisan dan pengelolaan token dengan memastikan transparansi dan interoperabilitas dalam ekosistem blockchain yang lebih luas.

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Indonesia dan ExxonMobil Teken Kerja Sama Senilai Rp162 Triliun
PT Socfindo Seumayam Nagan Raya Serahkan Sertifikat Tanah Untuk Petani Mitra PT Socfindo
Aris Wandi Ucap Selamat Atas Terpilih Kembali Sutarto Alimoeso Ketum Perpadi.
Aris Wandi Direktur CV.KP Ricky Perkasa Mengikuti MUNAS Perpadi Di Solo.
PT. Socfindo Kebun Seumanyam Berbagi Jum’at Berkah di Desa Serbajadi
Presiden: PPN 12 Persen hanya untuk Barang dan Jasa Mewah
PPN 12 Persen Resmi Berlaku, Pemerintah Siapkan Stimulus 2025 Senilai Rp38,6 Triliun
Mahasiswa STIAPEN Nagan Raya Berdayakan UMKM di Blang Pidie melalui KKN Tematik

Berita Terkait

Jumat, 28 Februari 2025 - 21:40 WIB

Rampas Setia 08, Marhaban Ya Ramadhan, Mari Sambut Ramadhan dengan Gembira

Kamis, 27 Februari 2025 - 23:48 WIB

Gugat Pj Gubernur Aceh dan Menteri ESDM, Miswar Uji Keabsahan Seleksi Kepala BPMA di PTUN Jakarta

Kamis, 27 Februari 2025 - 10:49 WIB

Siswanto terpilih Ketua Umum ADKASI Masa Bakti 2025-2030

Rabu, 26 Februari 2025 - 13:25 WIB

Heboh Debt Collector Tarik Kendaraan di Jalan Raya

Senin, 24 Februari 2025 - 14:01 WIB

Jamaluddin Anggota DPR-RI Asal Aceh,Sorot Kedatangan Etnis Rohingya

Sabtu, 22 Februari 2025 - 21:00 WIB

Relawan Pemenangan Mualem-Dekfadh: Faisal Jamaluddin Ajak Semua Pihak Bijak Menyikapi Kritik Ketua DPRA

Sabtu, 22 Februari 2025 - 15:03 WIB

Aktivis Lembaga Pemberantasan Korupsi (LPK) Bersama Masyarakat Unjuk Rasa Di Mabes Polri,Stop Tambang Ilegal Di Kaltim

Jumat, 21 Februari 2025 - 18:38 WIB

Bareskrim Polri Bongkar Jaringan Judi Online Internasional 1XBET, 9 Tersangka Diamankan

Berita Terbaru