Sosok Muammar di Mata Sahabat kuliahnya.
ACEH TIMUR | Dari beberapa kandidat yang akan berebut kursi di DPRK Aceh Timur menarik untuk di diskusikan terutama Calon yang berlatar Belakang Anak Muda sebut saja Muammar yang maju lewat dapil 1 Idi Rayeuk yang meliputi beberapa kecamatan Idi Rayeuk ,Idi Tunong ,Banda Alam ,Idi Timu, Darul Ihsan dan juga Pedawa. Dianya Maju lewat Partai Demokrat, nomor Urut 7.
Muammar adalah satu aktivis yang sudah lama melintang baik sebagai mahasiswa maupun di organisasi Pemuda, Dia juga baru juga menyelesaikan Program Pascasarjana Ilmu Politik di Universitas Nasional , Jakarta.
Di Usia yang Sangat Muda bagi seorang kandidat anggota dewan kita patut mendukung dan memberikan motivasi kepadanya untuk mengaplikasikan disiplin ilmu nya dalam kancah politik.
Hadirnya Anak Muda akan ada kebaharuan dalam Politik terutama dengan kondisi Politik di Aceh hari ini yang satu dekade itu tidak memberikan dampak yang signifikan dikarenakan Kapasitas dari seorang anggota dewan yang Pas-Pasan dalam menyuarakan suara politik terutama dalam menampung aspirasi Rakyat.
Anak Muda adalah masa depan dari segala aspek sosial dan budaya termasuk estafet kepemimpinan.
Harapan hadirnya Muammar untuk maju sebagai Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kabupaten Aceh Timur menjadi angin segar terutama bagi generasi X dan Z hari yang sudah melek dalam politik untuk terlibat langsung dalam pendidikan politik yang sehat guna mencapai masyarakat adil makmur. Kata Sofianur, yang merupakan sahabat Muammar di kampus universitas Nasional.
Hal serupa juga di tulis oleh Abang leting sekaligus guru pergerakan nya, Don Zakiyamani. Yang dia awali dengan dorongan untuk melanjutkan kuliah, sedikit menetes air mata, bahagia dengan diraih nya gelar Master, apalagi banyak kisah di kampus yang beliau sendiri menjadi saksi sejarahnya Muammar.
Harapan kecil nya, gelar akademik setinggi apapun, idealnya akan melahirkan manusia rendah hati yang mengakui kelemahan nya sabagai hamba yang mahakuasa. Bukan manusia yang merasa sangat penting, haus pujian, haus jabatan sampai bermuka dua dan ragam penyakit hati karakter lainnya.
Bersama iman , ilmu dan di eksekusikan dalam bentuk amalan baik, pendidikan tinggi di harapkan dapat melahirkan insan Kamil. Jika tidak, sebanyak apapun harta, sekuat apapun tahta, dan secantik apapun wanita yang di peluk, itu semua akan menjadi hal yang memberatkan ketika menghadap pengadilan Sang Yang Maha Kuasa.