Sumedang — Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri, Safrizal ZA, menekankan pentingnya pembentukan citra baru Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) melalui pendekatan yang humanis, edukatif, dan berpihak kepada masyarakat.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam Rapat Penguatan Kapasitas Satpol PP yang digelar di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis (18/9/2025). Kegiatan ini turut dihadiri secara virtual oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, perwakilan Gubernur Jawa Barat, Bareskrim Polri, Kementerian Lingkungan Hidup, serta ratusan Kepala Satpol PP dari berbagai daerah di Indonesia.
Dalam paparannya, Safrizal menyatakan bahwa Satpol PP perlu memperbanyak kegiatan sosial yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, seperti kampanye kebersihan, aksi gotong royong, dan kegiatan tanggap darurat. Ia juga menyarankan agar berbagai upaya proaktif ini dipublikasikan secara masif untuk membentuk persepsi positif publik terhadap kinerja Satpol PP.
“Satpol PP bisa dan harus mendapatkan nama baik di masyarakat. Pak Menteri minta new image Linmas, bagaimana caranya? Ganti bajunya dulu, baru kinerjanya. Banyakin kegiatan pro rakyat. Tugas kita bukan hanya merazia, menertibkan, membongkar, tambah 30-40 persen kegiatan menolong masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, Safrizal menyoroti pentingnya penguatan kapasitas aparatur, di antaranya melalui program beasiswa pendidikan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan sebagai Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS). Ia juga menegaskan bahwa Satpol PP harus aktif dalam melaksanakan program-program nasional, seperti penanganan sampah, penertiban baliho liar, hingga penyediaan sarana publik seperti toilet umum.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memberikan arahan agar pendekatan yang dilakukan Satpol PP dan Satlinmas dalam menjalankan tugas senantiasa mengedepankan dialog dan menjauh dari kekerasan. Pendekatan yang baik akan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap aparatur.
“Tolong rekan-rekan laksanakan tugas dengan cara-cara yang baik. Penertiban, pembersihan, lakukan pendekatan manusiawi, tanpa kekerasan, selesaikan dengan dialog dan jalan keluar. Tunjukkan sikap yang baik, anggota berpakaian rapi dan bersih, untuk menjaga wibawa di mata publik,” ujarnya.
Ia juga mendorong IPDN untuk menjadi pusat keunggulan (center of excellence) yang dapat memberikan masukan berbasis riset dan survei persepsi publik, termasuk terhadap kinerja Satpol PP dan penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Lebih lanjut, Tito mengingatkan bahwa citra yang baik tidak dapat dibentuk hanya dengan narasi, tetapi harus dibuktikan melalui aksi nyata di lapangan. “Satpol PP pun harus bisa memperoleh kepercayaan publik dengan perbuatan nyata. Berikan apresiasi kepada anggota dengan kinerja yang baik dan berprestasi,” tambahnya.
Dengan kekuatan SDM yang besar, yakni sebanyak 122.610 personel Satpol PP dan 1.253.758 anggota Satlinmas di seluruh Indonesia, peran dua institusi ini dinilai strategis dalam mendukung ketertiban umum, pengelolaan lingkungan, serta penguatan sistem keamanan lingkungan berbasis masyarakat (Siskamling).
Kelembagaan yang kuat, ditopang oleh sumber daya yang mumpuni, diyakini mampu menjadikan Satpol PP dan Satlinmas sebagai garda terdepan dalam mengawal agenda-agenda nasional sekaligus memperteguh kehadiran negara di tengah masyarakat. (RED)