Kematian Affan Kurniawan dan Luka Demokrasi, Mahfud MD Bahas Upaya Pemulihan Kepercayaan Publik

Redaksi Bara News

- Redaksi

Senin, 1 September 2025 - 01:48 WIB

50300 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta – Kematian Affan Kurniawan dalam gelombang demonstrasi terbaru bukan sekadar angka statistik korban, melainkan simbol dari warga kecil yang kerap menjadi korban pusaran konflik antara rakyat dan penguasa. Demonstrasi yang awalnya menuntut transparansi tunjangan DPR kini bergeser menjadi protes terhadap pendekatan represif aparat yang kerap berulang.

Mantan Menkopolhukam 2019–2024, Mahfud MD, menegaskan perlunya respons kebijakan yang konkret dan rasional untuk menyembuhkan luka demokrasi yang menumpuk. Dalam wawancara eksklusif, Mahfud menyoroti pentingnya tindakan yang tidak hanya bersifat simbolis, seperti permintaan maaf, tetapi juga langkah nyata dalam hukum tata negara, tata pemerintahan, serta perencanaan pembangunan.

“Permintaan maaf bersifat personal, tapi masyarakat luas membutuhkan tindakan konkret atas ketidakpuasan yang muncul selama ini,” kata Mahfud. Ia menekankan bahwa pemerintah dan presiden harus menindaklanjuti protes dengan perubahan kebijakan yang dapat menenangkan masyarakat dan memulihkan kepercayaan publik.

Mahfud juga menyoroti dilema aparat di lapangan. Polisi yang bertugas mengamankan demonstrasi berada di tengah-tengah tekanan: harus tunduk pada perintah atasan, namun dihadapkan pada massa yang jumlahnya jauh lebih banyak. Hal ini menyebabkan kecelakaan tragis seperti yang menimpa Affan Kurniawan.

Selain itu, Mahfud menekankan perlunya pembenahan moral pejabat publik, terutama terkait perilaku hedonis dan korupsi. Ia menilai sistem hukum dan peraturan yang ada sebenarnya sudah memadai, namun implementasinya sering mengecewakan masyarakat. Menurutnya, Presiden memiliki peran krusial dalam memastikan tindakan tegas terhadap pelanggaran hukum, baik oleh aparat maupun oleh politisi, agar keadilan sosial dapat ditegakkan.

“Korupsi di Indonesia banyak terjadi, tetapi tindakannya tidak sungguh-sungguh. Sistem sudah ada, yang dibutuhkan sekarang adalah komitmen moral dan tindakan konkret,” ujar Mahfud. Ia menambahkan, penegakan hukum terhadap semua pihak—baik aparat yang melakukan represi maupun massa yang melakukan anarki—harus dilakukan agar tragedi serupa tidak terulang.

Mahfud menutup wawancara dengan catatan bahwa protes saat ini bersifat organik, lahir dari akumulasi kekecewaan masyarakat terhadap ketidakadilan dan perilaku elit politik. “Penumpang gelap mungkin ada, tapi inti aksi ini adalah kekecewaan publik yang nyata. Presiden harus segera mengeluarkan kebijakan yang memperbaiki ketidakpuasan rakyat,” tegasnya.

Gelombang demonstrasi dan konflik antara rakyat dengan aparat ini menjadi pengingat bahwa demokrasi membutuhkan keseimbangan antara aspirasi masyarakat dan respons pemerintah yang cepat, tepat, dan adil. Tindakan konkret, transparansi, dan keberpihakan pada rakyat kecil menjadi kunci untuk menyembuhkan luka demokrasi yang kini terasa di seluruh negeri. (*)

Berita Terkait

Dewan Pakar PWI Pusat H. Muhammad Amru Ingatkan Pentingnya Peran Jurnalis dalam Menjaga Keberlanjutan Kebudayaan Lokal
Tomy Suswanto Resmi Pimpin Ikatan Alumni BEM Nusantara Periode 2025 2030
Dolar Tembus Rp16.581: Kemenkeu Tetapkan Kurs Pajak dan Bea Masuk Periode 22–28 Oktober 2025
Purbaya Siap Tangkap Mafia Perdagangan, Targetkan Penyelundupan dan Under Invoicing
Menkeu Purbaya Muncul sebagai Idola Baru Politik, Gaya Koboi dan Sikap Tegasnya Dinilai Jadi Ancaman bagi Praktik Usang
Purbaya Tampil Bersahaja dan Tegas, Gibran dan Dedi Mulyadi Kian Redup di Panggung Politik Nasional
Menuju Era Baru Gemilang, Perisai SI Apresiasi Glenny Kairupan Jadi Dirut Garuda Indonesia
BNN dan PWI Perkuat Kolaborasi dalam Perang Melawan Narkoba

Berita Terkait

Jumat, 24 Oktober 2025 - 13:07 WIB

Pemprov Aceh Anggarkan Rp80 Miliar Bangun Jalan Tembus Muara Situlen–Gelombang

Jumat, 24 Oktober 2025 - 13:00 WIB

Bupati Aceh Tenggara Hadiri Tabligh Akbar dan Peringatan Hari Santri ke-10 yang Penuh Semangat Kebersamaan

Jumat, 24 Oktober 2025 - 12:56 WIB

Tabligh Akbar dan Doa Bersama Warnai Peringatan Maulid Nabi dan Hari Santri di Aceh Tenggara

Jumat, 24 Oktober 2025 - 12:53 WIB

Ketua TP PKK Aceh Tenggara Ajak Keluarga Hidup Sehat dan Berdaya Lewat Program GAMMAWAR

Jumat, 24 Oktober 2025 - 12:50 WIB

Bupati Aceh Tenggara Bersama Ribuan Warga Peringati Maulid Nabi dan Hari Santri dengan Doa Bersama

Jumat, 24 Oktober 2025 - 12:47 WIB

Babinsa Posramil Lawe Bulan Amankan Terduga Pengguna Sabu di Aceh Tenggara

Jumat, 24 Oktober 2025 - 12:43 WIB

Pemkab Aceh Tenggara Gandeng Kejaksaan Tertibkan Retribusi Pasar

Kamis, 23 Oktober 2025 - 15:48 WIB

Bupati Aceh Tenggara Tinjau Korban Kebakaran di Desa Gaya Jaya dan Salurkan Bantuan

Berita Terbaru

OPINI

CSIS, Sentralisasi, dan Bayang Separatisme

Sabtu, 25 Okt 2025 - 01:29 WIB

OPINI

Ketika Kejujuran Dikorbankan, Loyalitas Dipertuhankan

Sabtu, 25 Okt 2025 - 01:27 WIB