Bener Meriah Baranewsaceh.co – Jajaran Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bener Meriah menggelar pelatihan sejumlah guru master dalam rangka peningkatan SDM bagi sejumlah guru kelas dan Mulok terhadap bahasa Gayo di lingkungan Kankemenag Kabupaten Bener Meriah. Kegiatan tersebut juga dirangkai dengan pelaksanaan Revitalisasi bahasa Gayo sebagai bahasa Ibu yang saat ini rentan dari kepunahan. Kegiatan pelatihan berlangsung di aula kankemenag Bener Meriah. Senin (24/07/2023).
Mengawali rangkaian kegiatan, Kakankemenag Kabupaten Bener Meriah Wahdi MS,MA dalam laporannya mengatakan. Kegiatan ini sekaligus upaya mempertahankan dan melestarikan bahasa Gayo agar tidak tergerus oleh bahasa lain. Hal ini sangat beralasan mengingat saat ini keberadaan bahasa Gayo sangat rentan dengan kepunahan. Ungkapnya.
Wahdi juga mengatakan bahwa kegiatan pelatihan berlangsung selama dua hari terhitung hari ini Senin 24-25 Juli 2023. Adapun peserta yang mengikuti pelatihan sekira 70 orang terdiri dari kepala madrasah dan para Guru, Mulok dari berbagai jenjang mulai dari tingkat MI, MTs dan MA, baik negeri maupun swasta. Selain itu KKG MI, MGMP Bahasa Indonesia, K2M dan para pengawas juga diikutkan sebagai peserta
Selain itu Wahdi, MS juga menimpali bahwa kegiatan ini juga menyahuti Instruksi Pj. Bupati Bener Meriah No. 1 Tahun 2023 tanggal 05 Januari 2023 tentang Pemakaian Baju Kerawang Gayo dan Pelestarian Bahasa Gayo dalam Kabupaten Bener Meriah pada setiap hari Kamis. Tutupnya.
Sementara itu Umar Solikhan. M.Hum Kepala Balai Bahasa Provindi Aceh dalam pemaparannya banyak mengulas tentang keberadaan sejumlah bahasa daerah di Indonesia. Disebutkannya saat ini ada 25 bahasa daerah di Indonesia berada dalam posisi aman karena masih di pergunakkan lebih dari 1 juta penutur.
Lanjutnya. Dari 711 bahasa daerah yang ada di Indonesia. 11 bahasa daerah sudah di nyatakan punah akibat tidak ada lagi penuturnya. Sedangkan keberadaan bahasa Gayo saat ini berada pada posisi rentah dari kepunahan. Ucapnya.
Beranjak dari hal tersebut di atas Balai bahasa provinsi Aceh mencoba untuk kembali merevitalisasi keberadaan bahasa Gayo sesuai tugas dan fungsi balai bahasa yakni Pembinaan, perlindungan,dan pengembangan bahasa dan sastra daerah.
Disisi lain Pj Bupati Drs. Haili Yoga.M.Si dalam arahannya mengatakan. Jauh hari pemkab Bener Meriah sudah mewanti wanti akan hal tersebut. Untuk itu pemerintah kabupaten Bener Meriah mengambil langkah bijak dengan mengeluarkan instruksi untuk penggunaan bahasa Gayo dan baju kerawang Gayo pada setiap hari kamis. Selain menjaga indentitas dan jati diri, Pemkab Bener Meriah juga terus berupaya agar bahasa Gayo, kopi Gayo dan kerawang Gayo tetap di gemari dan tetap lestari. Tutupnya.
Turham AG,S.Ag. M.Pd Salah seorang pemateri kepada media ini mengatakan. Ada 6 materi yang akan sampaikan para maestro dalam upaya revitalisasi bahasa Gayo, yaitu mendongeng atau kekeberen (Munawir, SHI), pidato atau pedato (H.Wahdi MS,MA), cerpen atau cerite singket (Kadarman, S. Pd), Stand Up Komedia atau Seni Beberakah(Turham AG), dendang Tradisi atau Jangin (Jauhari) dan Puisi Gayo atau Didong (Hamdani).
Menurut Turham memang sudah selayaknya bahasa Gayo ini untuk di lakukan revitalisasi, hal ini mengingat para penutur bahasa Gayo itu sendiri mulai tidak lagi memahami makna kata dari bahasa Gayo itu sendiri. Kedepan melalui pelatihan para guru master kiranya dapat mengimbaskan kembali kepada peserta didik di madrasah.
Disebutkannya sebagai tindak lanjut dari revitalisasi bahasa Gayo ini, nantinya akan ada festival tingkat kabupaten Bener Meriah dan tingkat provinsi untuk 3 kabupaten serumpun masing masing Aceh Tengah, Bener Meriah dan kabupaten Gayo Lues. Selanjutnya para juara dari festival tersebut akan mewakili balai bahasa Provinsi Aceh ke tingkat Nasional. Pungkasnya