IHSG Anjlok Pasca Reshuffle, Pengamat: Pasar tak puas karena tidak ada nama Menteri Perdagangan

Redaksi Bara News

- Redaksi

Rabu, 10 September 2025 - 16:17 WIB

50261 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, 9 September 2025 – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan sebesar 1,28% atau 100,49 poin ke level 7.766,84 pada penutupan perdagangan Senin (8/9/2025), menyusul pengumuman reshuffle Kabinet Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto.

Penurunan ini mencerminkan respons negatif pasar terhadap perombakan kabinet yang tidak menyertakan pergantian Menteri Perdagangan, meskipun kinerja neraca perdagangan Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan serius, termasuk maraknya impor ilegal yang merugikan pelaku UMKM.

Berdasarkan data RTI Business, IHSG sempat menguat 0,58% ke level 7.912,95 pada sesi pertama perdagangan sebelum pengumuman reshuffle. Namun, setelah Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengonfirmasi perombakan kabinet pada pukul 15.30 WIB, tekanan jual meningkat tajam, menyebabkan IHSG terjun ke level terendah 7.766,84. Sebanyak 451 saham melemah, 232 saham menguat, dan 121 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp19,45 triliun dan volume perdagangan 35,82 miliar lembar saham dari 2,19 juta kali transaksi.

Mengingat Reshuffle kabinet yang diumumkan melibatkan lima kementerian strategis, termasuk penggantian Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati oleh Purbaya Yudhi Sadewa, mantan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Kementerian lain yang terkena reshuffle adalah Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Kementerian Koperasi, dan Kementerian Pemuda dan Olahraga, serta penambahan Kementerian Haji dan Umrah sebagai nomenklatur baru.

Namun, absennya nama Menteri Perdagangan dalam daftar reshuffle memicu sorotan tajam dari berbagai kalangan. Salah satu Muhammad Sutisna, Co-Founder Forum Intelektual Muda yang menilai ketidakpuasan pasar sebagai respons wajar terhadap keputusan tersebut.

“Pasar bereaksi negatif karena tidak adanya pergantian Menteri Perdagangan, padahal neraca perdagangan kita saat ini dalam kondisi yang tidak ideal. Maraknya impor ilegal semakin memperburuk situasi, terutama bagi pelaku UMKM yang tertekan oleh persaingan tidak sehat. Presiden seharusnya mempertimbangkan pergantian Menteri Perdagangan untuk memberikan sinyal kuat bahwa pemerintah serius menangani isu ini,” ujar Sutisna.

Bahkan bila kita merujuk data neraca perdagangan Indonesia menunjukkan tantangan yang signifikan. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2025 mencatatkan surplus sebesar USD 0,47 miliar, namun angka ini menurun dibandingkan surplus USD 2,02 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Penurunan ini dipicu oleh melemahnya ekspor komoditas unggulan seperti minyak sawit dan batu bara, di tengah meningkatnya impor barang konsumsi. Selain itu, isu impor ilegal, termasuk tekstil dan elektronik, telah memicu kerugian besar bagi UMKM domestik, yang kesulitan bersaing dengan produk impor berharga murah.

Sutisna menyoroti perlunya sosok baru yang memahami dinamika perdagangan untuk menggantikan Menteri Perdagangan saat ini. Salah satu nama yang dianggap layak adalah Harvick Hasnul Qolbi, mantan Wakil Menteri Pertanian. “Harvick memiliki pengalaman yang relevan dan pemahaman mendalam tentang denyut nadi perdagangan, terutama dalam konteks komoditas dan kebutuhan UMKM.

Sutisna menilai Ia bisa menjadi figur yang membawa angin segar untuk memperbaiki kinerja perdagangan nasional. Mengingat
Harvick Hasnul Qolbi dikenal sebagai figur yang memiliki rekam jejak kuat di sektor agribisnis dan perdagangan komoditas selama menjabat sebagai Wakil Menteri Pertanian. Pengalamannya di bidang ini dianggap dapat membantu merumuskan kebijakan perdagangan yang lebih protektif terhadap UMKM, sekaligus mendorong ekspor untuk memperkuat neraca perdagangan.

 

Sehingga menteri baru nanti bisa mengatasi tantangan neraca perdagangan dan impor ilegal, demi mengembalikan kepercayaan investor dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. “Tutup Sutisna”

Berita Terkait

Dewan Pakar PWI Pusat H. Muhammad Amru Ingatkan Pentingnya Peran Jurnalis dalam Menjaga Keberlanjutan Kebudayaan Lokal
Tomy Suswanto Resmi Pimpin Ikatan Alumni BEM Nusantara Periode 2025 2030
Dolar Tembus Rp16.581: Kemenkeu Tetapkan Kurs Pajak dan Bea Masuk Periode 22–28 Oktober 2025
Purbaya Siap Tangkap Mafia Perdagangan, Targetkan Penyelundupan dan Under Invoicing
Menkeu Purbaya Muncul sebagai Idola Baru Politik, Gaya Koboi dan Sikap Tegasnya Dinilai Jadi Ancaman bagi Praktik Usang
Purbaya Tampil Bersahaja dan Tegas, Gibran dan Dedi Mulyadi Kian Redup di Panggung Politik Nasional
Menuju Era Baru Gemilang, Perisai SI Apresiasi Glenny Kairupan Jadi Dirut Garuda Indonesia
BNN dan PWI Perkuat Kolaborasi dalam Perang Melawan Narkoba

Berita Terkait

Jumat, 24 Oktober 2025 - 13:07 WIB

Pemprov Aceh Anggarkan Rp80 Miliar Bangun Jalan Tembus Muara Situlen–Gelombang

Jumat, 24 Oktober 2025 - 13:00 WIB

Bupati Aceh Tenggara Hadiri Tabligh Akbar dan Peringatan Hari Santri ke-10 yang Penuh Semangat Kebersamaan

Jumat, 24 Oktober 2025 - 12:56 WIB

Tabligh Akbar dan Doa Bersama Warnai Peringatan Maulid Nabi dan Hari Santri di Aceh Tenggara

Jumat, 24 Oktober 2025 - 12:53 WIB

Ketua TP PKK Aceh Tenggara Ajak Keluarga Hidup Sehat dan Berdaya Lewat Program GAMMAWAR

Jumat, 24 Oktober 2025 - 12:50 WIB

Bupati Aceh Tenggara Bersama Ribuan Warga Peringati Maulid Nabi dan Hari Santri dengan Doa Bersama

Jumat, 24 Oktober 2025 - 12:47 WIB

Babinsa Posramil Lawe Bulan Amankan Terduga Pengguna Sabu di Aceh Tenggara

Jumat, 24 Oktober 2025 - 12:43 WIB

Pemkab Aceh Tenggara Gandeng Kejaksaan Tertibkan Retribusi Pasar

Kamis, 23 Oktober 2025 - 15:48 WIB

Bupati Aceh Tenggara Tinjau Korban Kebakaran di Desa Gaya Jaya dan Salurkan Bantuan

Berita Terbaru

OPINI

CSIS, Sentralisasi, dan Bayang Separatisme

Sabtu, 25 Okt 2025 - 01:29 WIB

OPINI

Ketika Kejujuran Dikorbankan, Loyalitas Dipertuhankan

Sabtu, 25 Okt 2025 - 01:27 WIB