Pidie Jaya Baranewsaceh.co | Udara di halaman Pendopo Bupati Pidie Jaya terasa lembut berbaur dengan aroma ranup — sirih khas Aceh yang disajikan dalam wadah perak. Di tengah suasana yang hangat dan penuh hormat, rombongan Kafilah Kabupaten Bener Meriah tiba untuk mengikuti Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-37 tingkat Provinsi Aceh. Kamis (30/10/2025).
Senyum ramah para pejabat dan tokoh adat menyambut kedatangan mereka. Di aula pendopo yang berhias kain songket dan bunga rampai, Asisten I Bidang Kesejahteraan dan Keistimewaan Aceh, Said Abdullah, mewakili Bupati Pidie Jaya, berdiri menyambut rombongan dengan penuh takzim.
“Selamat datang di Kabupaten Pidie Jaya. Semoga Allah memberikan kelancaran dan keberkahan untuk seluruh kafilah,” ucapnya dengan nada teduh.
Tak lama kemudian, suasana menjadi khidmat. Tgk. Fadli, tokoh agama setempat, memimpin prosesi peseujuk — ritual adat Aceh sebagai tanda doa dan keberkahan bagi para tamu. Butiran air yang dipercikkan lembut ke kepala peserta seolah menjadi simbol penyucian niat dan langkah menuju lomba tilawatil Qur’an yang sakral.

Dari barisan tamu, Tgk. Waled Muhammad Azza Wahiri, Wakil Ketua MPU Pidie Jaya, turut menyampaikan doa dan harapan. “Semoga rombongan dari Bener Meriah diberi kesehatan dan kekuatan untuk tampil terbaik di MTQ nanti,” ujarnya dengan nada bersahabat.
Menanggapi sambutan hangat itu, Tgk. Taslim Ahmad, S.Ag., M.Sos, Ketua Kafilah Bener Meriah, menyampaikan rasa terima kasih mendalam. Ia juga tak lupa menyampaikan salam dari Bupati dan Wakil Bupati Bener Meriah yang berjanji akan hadir pada malam pembukaan MTQ.
“Kami merasa seperti pulang ke rumah sendiri. Terima kasih atas penerimaan dan keramahan masyarakat Pidie Jaya,” katanya sambil menunduk hormat.

Sore mulai beranjak senja ketika acara ramah tamah usai. Rombongan kafilah kemudian diarahkan menuju penginapan yang telah disiapkan panitia. Di wajah mereka tersirat semangat dan harapan besar — bukan hanya untuk meraih prestasi, tetapi juga untuk membawa harum nama daerah di panggung MTQ tingkat provinsi.
Di bawah langit Pidie Jaya yang mulai temaram, aroma ranup masih semerbak, meninggalkan kesan bahwa di tanah ini, tamu bukan sekadar disambut, tetapi dimuliakan.












































