ACEH TENGGARA — Ribuan warga dari berbagai penjuru Kabupaten Aceh Tenggara memadati Lapangan Ahmad Yani di Babussalam, Kamis (23/10), dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Hari Santri Nasional yang dikemas dalam kegiatan Tabligh Akbar dan doa bersama untuk keselamatan bangsa. Acara berjalan khidmat dan penuh kekhusyukan, dipimpin langsung oleh Bupati Aceh Tenggara, H.M. Salim Fakhry, S.E., M.M.
Sejak pagi, arus kendaraan dari berbagai kecamatan terus menuju pusat kota Kutacane. Jalan nasional lintas Kutacane–Babussalam sempat mengalami kepadatan, namun aparat kepolisian dan petugas dari Dinas Perhubungan dengan sigap menjaga kelancaran lalu lintas. Para peserta datang menggunakan mobil, sepeda motor, hingga kendaraan umum dengan semangat kebersamaan.
Momentum keagamaan tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh dan pejabat daerah, di antaranya Wakil Bupati dr. Heri Al Hilal, Sekretaris Daerah, unsur Forkopimda, anggota DPRK, para pimpinan OPD, serta tokoh agama dan tokoh masyarakat. Santri, pelajar, dan masyarakat umum tampak mengisi setiap sudut lapangan bahkan hingga halaman Masjid Agung At-Taqwa yang berada tepat di sisi timur lapangan.
Tabligh Akbar yang digelar dalam nuansa peringatan keagamaan dan kebangsaan ini diisi oleh dua ulama kondang, yakni Al Ustadz H. Irfan Yusuf, S.Pd.I (Ustadz Rahul) dari Sumatera Utara, serta Qori internasional, Al Ustadz H. Salman Amrillah dari Jawa Barat. Dalam tausiyahnya, Ustadz Rahul mengajak jemaah untuk menjadikan akhlak Rasulullah SAW sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
“Meneladani Nabi Muhammad bukan hanya sebatas ucapan, tapi juga harus tercermin dalam perbuatan. Rasulullah mengajarkan kita untuk hidup dalam kejujuran, kasih sayang, dan kepedulian terhadap sesama,” ujarnya, yang disambut dengan lantunan shalawat dari ribuan peserta.
Bupati Salim Fakhry dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas semangat masyarakat dalam mengikuti kegiatan ini. Ia menekankan pentingnya peringatan Maulid Nabi dan Hari Santri sebagai momen refleksi dan penguatan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan masyarakat. Menurutnya, semangat para santri yang identik dengan nilai perjuangan, keimanan, dan cinta tanah air selaras dengan visi pembangunan daerah yang religius dan harmonis.
“Melalui peringatan ini, mari kita kokohkan ukhuwah Islamiyah, perkuat iman, dan jadikan nilai-nilai keislaman sebagai dasar dalam membangun kehidupan sosial yang damai dan bermartabat,” ujar Bupati.
Acara ditutup dengan doa bersama yang menggema secara serentak di seluruh lapangan. Dipimpin oleh para ulama, doa dipanjatkan untuk keselamatan bangsa, kesejahteraan masyarakat, dan kemajuan Kabupaten Aceh Tenggara. Suasana menjadi penuh haru saat ribuan tangan terangkat ke langit, bersamaan dengan lantunan ayat suci dan shalawat yang terus berkumandang di tengah sore yang tenang.
Kegiatan keagamaan ini tidak hanya menjadi bentuk peringatan spiritual, namun juga memperlihatkan kuatnya nilai kebersamaan dan persatuan masyarakat Aceh Tenggara, yang senantiasa menjaga harmoni dan memperkuat fondasi moral di tengah tantangan zaman. (ZUL)
