JAKARTA | Kabar duka menyelimuti keluarga besar jurnalis ternama Najwa Shihab. Suaminya, Ibrahim Sjarief bin Husein Ibrahim Assegaf, meninggal dunia pada hari Selasa, 20 Mei 2025, pukul 14.29 WIB di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON), Jakarta Timur. Kepergian Ibrahim meninggalkan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga dan sahabat dekat, tetapi juga masyarakat luas yang mengenal sosoknya melalui kedekatannya dengan publik figur Najwa Shihab.
Menurut keterangan dari pihak keluarga yang disampaikan kepada media, almarhum wafat akibat komplikasi dari stroke hemoragik, yakni pendarahan di otak yang cukup parah. Beberapa hari sebelum wafat, Ibrahim dikabarkan mengalami gejala serius yang membuatnya harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Meski tim medis telah berupaya maksimal, kondisi beliau terus menurun hingga akhirnya menghembuskan napas terakhir.
Ibrahim Sjarief dikenal sebagai sosok yang sangat menjaga kesehatan. Menurut pihak keluarga, almarhum memiliki penyakit bawaan, namun selama ini dapat dikontrol berkat gaya hidup sehat yang ia jalani secara konsisten. Ia dikenal rajin berolahraga dan menjaga pola makan. Namun, serangan stroke yang datang secara mendadak akhirnya membawa dampak fatal.
Jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka dan telah dimakamkan pada hari Rabu, 21 Mei 2025, pukul 10.00 WIB di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut, Jakarta Selatan. Prosesi pemakaman berlangsung khidmat dan dihadiri oleh keluarga inti, kerabat dekat, serta sejumlah tokoh masyarakat dan sahabat dari dunia media serta akademisi.
Dalam pernyataannya kepada wartawan, Quraish Shihab, ayah dari Najwa Shihab yang juga merupakan ulama dan cendekiawan Muslim terkemuka di Indonesia, menyampaikan bahwa putrinya menerima kepergian sang suami dengan penuh keikhlasan dan ketabahan. Ia menyebut bahwa Najwa telah bersiap secara batin setelah mendampingi suaminya melewati masa-masa kritis di rumah sakit. “Najwa sudah pasrah dan legawa. Dia menerima takdir ini dengan penuh ketegaran,” ujar Quraish Shihab.
Sosok Ibrahim dikenal luas sebagai pribadi yang santun, rendah hati, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan. Ia selama ini lebih banyak berada di balik layar, namun memberikan dukungan penuh terhadap karier Najwa Shihab sebagai jurnalis independen dan pendiri Narasi TV. Kehidupan rumah tangga mereka pun jarang tersorot media, mencerminkan nilai privasi yang tinggi dan kehidupan yang sederhana.
Ucapan belasungkawa mengalir deras dari berbagai kalangan, termasuk tokoh-tokoh pers, politikus, akademisi, hingga masyarakat umum yang menyampaikan simpati melalui media sosial dan kanal berita daring. Banyak yang memuji integritas dan keteladanan keluarga Najwa Shihab dalam menghadapi cobaan ini. (*)